Bagi Sebagian Orang, Jatuhnya Harga Kripto Malah Jadi Peluang Baru Lho!

Peluang di Tengah Harga kripto yang Turun Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Jatuhnya harga kripto mungkin bikin banyak orang kecewa, bahkan depresi. Di sisi lain, pasar kripto juga punya arti berbeda bagi sebagian orang lho, salah satunya yakni peluang baru.

Bagi banyak orang, kripto merupakan objek spekulasi yang menghabiskan hampir semua liputan media. Penurunan kripto pada Rabu (19/5), adalah hari terburuk bagi para trader dan jadi penurunan terburuknya dalam lebih dari setahun.

Namun bagi orang-orang ini, ruang dalam kripto lebih dari sekedar instrumen spekulatif. Kripto dinilai sebagai sebuah konstruksi dari sistem finansial baru!

Bahkan, bagi mereka, jatuhnya kripto pada Rabu lalu merupakan kemenangan besar yang mungkin dianggap sebagai salah satu hari terbaik dalam sejarah kripto! Kok gitu sih?

Baca Juga: 50 Triliun Koin Shiba Inu untuk Donasi India
 

Keuangan Sentralisasi dan Desentralisasi

Dilansir Bloomberg, di bawah tekanan ekstrim, sistem kripto  bekerja seperti yang dirancang. Namun, hal itu justru jadi masalah yang sudah diketahui karena sebenarnya platform kripto berjalan dengan kapasitas 100 persen.


Sementara itu, tambahan kapasitas dan efisiensi telah dikerjakan selama berbulan-bulan dan akan beroperasi pada akhir tahun.

Makanya, ada yang namanya keuangan yang tersentralisasi dan desentralisasi. Apa itu?

Keuangan terpusat atau tersentralisasi, merupakan yang paling familiar. Hal tersebut biasa digunakan oleh exchange kripto seperti Binance, Coinbase, dan BlockFi, yang mana menjalankan buku pesanan tradisional dengan tawaran dan penawaran seperti di Bursa Efek New York.

Namun, sama halnya kayak Robinhood dan pialang tradisional lainnya, saat pasar menjadi sibuk, para bursa kripto dibebani dengan penundaan, pemadaman sistem, dan pengalaman pelanggan yang membuat frustrasi.

Hal itu pun bisa membuat banyak orang menyimpulkan bahwa ruang kripto belum siap untuk hal-hal yang bersifat “prime time”.

Sementara itu, keuangan terdesentralisasi yang diklaim banyak orang sebagai masa depan keuangan, justru hampir enggak pernah mengalami penurunan. Saat banyak trader mengeluh tentang kerugian pasar, mereka yang punya sistem terdesentralisasi ini malah sebaliknya.

Keuangan terdesentralisasi (DeFi) enggak menggunakan buku pesanan seperti bursa yang diatur. Sebaliknya, ia memiliki lebih dari 72.000 kolam likuiditas.

Jadi, siapapun bisa menjadi penyedia likuiditas untuk kumpulan ini atau bahkan memulainya dan mendapatkan bunga/koin untuk usaha mereka. Para trader pun menggunakan kumpulan likuiditas ini untuk memperdagangkan kripto.

Selain itu, sistem keuangan ini juga dijalankan oleh kode komputer yang disebut pembuat pasar otomatis. Enggak ada manusia yang terlibat dalam perdagangan di bursa ini.

Ada juga nih, exchange terdesentralisasi terbesar, yakni Uniswap. Untuk mengaksesnya, seseorang harus menggunakan dompet elektronik dari bursa yang diatur dan menghubungkannya ke Uniswap.

Nah, exchange tersebut memungkinkan pelanggan untuk memperdagangkan beberapa ribu kripto yang berbeda. Soalnya, Uniswap enggak mengalami downtime dan enggak ada layanan yang lambat.

Makanya, enggak ada pelanggan yang kehilangan uang hanya karena exchange mengecewakan mereka.

Pada dasarnya sih, semua yang ada di blockchain terbuka dan bisa dilihat serta dianalisis secara real-time. Sehingga, likuidasi dan perdagangan ini dapat disaksikan saat terjadi.

Baca JugaBitcoin Terjun, Begini Respon Para Crypto Influencers