Cara Mengelola Uang Masa Pandemi

dokumentasi pribadi

Like

Mengelola uang masa pandemi covid-19 ini, bagai misteri yang berseri. Tantangannya, ada banyak dana dadakan yang harus dikeluarkan yang berhubungan dengan upaya menjalani hidup sehat dan memenuhi protokol kesehatan.

Harus diakui bahwa masa pandemi ini, ada pembengkakan dana yang harus dikeluarkan seseorang. Misalnya untuk biaya pembelian vitamin dan asupan makanan yang mendukung agar tubuh tetap kuat dan sehat. Barangkali sebelum pandemi terjadi, pengeluaran seperti ini tidak begitu besar.

Belum lagi dengan biaya memenuhi protokol kesehatan, seperti membeli masker dan handsanitizer yang telah menjadi kebutuhan pokok. Termasuk melakukan tes covid untuk urusan tertentu. Seperti yang sudah saya lakukan secara mandiri beberapa kali.

Nah, bagi mereka yang memiliki gaji bulanan dengan penghasilan pas-pasan, apalagi tidak memiliki penghasilan sekunder, tentu harus bisa berhitung dengan jeli untuk pengeluaran tambahan pada masa pandemi seperti sekarang.

Harus tetap mempertimbangkan mana yang menjadi kewajiban, kebutuhan atau keinginan.


Kewajiban tentu adalah pengeluaran yang tidak bisa ditawar lagi. Misalnya kalau ada cicilan rumah atau sepeda motor. Hal ini harus tetap menjadi prioritas, jika tidak, bisa-bisa ada masalah baru yang harus dihadapi.

Tetapi untuk kebutuhan dan keingianan, setiap orang bisa memainkan kendali diri. Agar selalu mengutamakan kebutuhan. Sebisa mungkin, keinginan memang harus masuk daftar nomor sekian atau bila perlu ditunda dulu.


Tetapi sikap yang tidak boleh hilang, menyisihkan uang diawal gajian harus tetap menjadi prioritas. Walau masa pandemi, alangkah lebih baik tetap menabung. Seberapa pun itu. Intinya, disiplin dan komitmen menabung harus tetap menjadi gaya hidup.

Yakinlah, gaya hidup demikan akan menjadi mental cuan. Mental cuan itu, akan dibutuhkan sampai kapan pun.


Bukan saja penting untuk sekarang, bahkan masa mendatang pun demikian. Mungkin hasilnya tidak dinikmati saat ini, tetapi kelak.

Justru sesungguhnya yang lebih berat itu, dengan mereka yang harus menggantungkan hidupnya dengan penghasilan harian. Apalagi mereka yang berada pada daerah yang memberlakukan PSBB, PPKM Mikro atau PPKM Darurat. Tentu bisa kita bayangkan perjuangannya.

Masa-masa seperti ini memang tidak mudah, kita semua dituntut bijaksana mengelola keuangan atau bahkan lebih kreatif mencari penghasilan utama atau tambahan.

Bahkan saat-saat seperti ini kita harus memperbanyak wadah yang bisa dimanfaatkan untuk saling tolong menolong.

Saya jadi teringat dengan lingkungan kami, pengurus RW dan RT, membuat whatsapp group yang membebaskan dan mendorong warga untuk saling menawarkan kebutuhan apa saja yang diperlukan warga. Whatsapp group ini pun diberi nama “Lapak Warga”.

Ternyata tidak sedikit orang yang barang dagangannya laris manis karena memang dibutuhkan warga lain. Tetapi ada juga tipikal orang yang membeli, bukan karena kebutuhannya, hanya karena ingin menolong warga lain dengan cara membeli dagangannya.

Itu hanyalah salah satu cara kreatif yang bisa dilakukakan, bukan saja hanya mengembangkan kemampuan bisnis, tetapi semangat berbagi.

Sesungguhnya, ada banyak cara lain yang bisa dipikirkan. Yakinlah, ketika ada satu pintu yang tertutup, maka akan ada beberapa pintu lain yang terbuka.

Terkadang masa pandemi seperti ini, justru kita bisa semakin kreatif dan memaksimalkan segala potensi yang ada. Satu hal yang menjadi keyakinan kita, bahwa Tuhan akan tetap menolong kita di masa sulit seperti sekarang.

Oleh karena itu, tetaplah berserah pada Tuhan, dan senantisa berusaha. Kalau kita sudah berusaha, tetapi belum berhasil tentu berbeda ceritanya. Bisa saja sedang diuji kesabaran atau memang harus memikirkan cara-cara baru. Belajar dari kegagalan, tentu selalu ada hikmahnya.

Pada akhir tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa dalam mengelola keuangan di masa sulit, baik itu dalam mengalokasikan dana atau mencari sumber dana untuk dikelola, harus tetap belajar dan “action”.

#youngcompetitionbisnismudaid #bisnismuda #bisnismudayangcuan