China Cap Game Online Sebagai "Electronic Drugs", Saham Tencent dan NetEase Merosot

Boys Playing Game Online Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Saham di dua perusahaan game online terbesar milik China telah menurun setelah media pemerintah menyebut mereka sebagai “narkoba elektronik”.

Pada awal perdagangan Hong Kong, sebelum mendapatkan kembali sebagian dari kerugian tersebut, saham Tencent dan NetEase turun lebih dari 10%. Para investor merasa semakin khawatir tentang Beijing yang menindak perusahaan.

Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang telah mengumumkan serangkaian tindakan untuk memperketat pegangan mereka pada teknologi dan perusahaan pendidikan swasta.

Sebuah artikel yang diterbitkan oleh Economic Information Daily yang dikelola negara mengatakan banyak remaja telah menjadi kecanduan game online dan itu berdampak negatif pada mereka.

Artikel tersebut mengutip game Tencent yang sangat populer, Honor of Kings, dan mengatakan bahwa para siswa memainkannya hingga delapan jam sehari, dan meminta lebih banyak pembatasan pada industri tersebut.


Tencent mengatakan akan memberikan cara untuk mengurangi akses anak-anak dan waktu yang dihabiskan di game Honor of Kings-nya. Perusahaan juga mengatakan pihaknya berencana untuk mengaplikasikan kebijakan tersebut untuk semua game-nya.

Pemulihan harga sahamnya terjadi ketika Economic Information Daily menghapus artikel tersebut dari akunnya di platform media sosial Wechat.

Saham Tencent juga jatuh minggu lalu setelah diperintahkan untuk mengakhiri kesepakatan lisensi musik eksklusif dengan label rekaman di seluruh dunia.

Langkah ini bertujuan untuk mengatasi dominasi raksasa teknologi streaming musik online di negara itu yang saat ini menguasai lebih dari 80% hak streaming musik eksklusif China setelah akuisisi pada 2016.

Hal ini disebabkan karena Beijing menekan industri teknologi dan pendidikan negara itu. Tencent menjadi salah satu dari sejumlah perusahaan China yang terdaftar di AS, Hong Kong dan China yang sahamnya turun drastis tahun ini.

Minggu lalu, saham perusahaan les online China merosot setelah mereka kehilangan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dari mengajar mata pelajaran inti di China.

Pergeseran besar dalam kebijakan terjadi ketika pihak berwenang mencoba meredakan tekanan keuangan dalam membesarkan anak-anak.

Para pejabat khawatir setelah sensus terakhir China menunjukkan bahwa tingkat kelahiran telah turun ke level terendah dalam tujuh dekade.

Ini adalah salah satu perombakan terbesar dari sektor les privat senilai $120 miliar (£87 miliar) di negara itu.

Baca Juga: Produk 'Made in China' Alami Masalah Logistik Baru