Pivot dalam Bisnis, Cara Siasati Dampak Pandemi

Pivot dalam Bisnis Kuliner untuk Hadapi Pandemi

Like

Awal tahun ini, seorang sahabat (sebut saja Renny) sumringah berbagi kisah. "Aku sekarang bisnis katering, Mba!" ujarnya penuh semangat. 

"Wah, keren! Katering harian atau gimana?"

Jadi, Renny ini berkolaborasi dengan suaminya, memasak, menyiapkan dan mengantarkan menu makanan bergizi seimbang untuk para murid di sebuah sekolah Islam (sebut saja) SD al-Amin. Tiap hari, pasutri tangguh ini memikirkan menu, mengolah budget, belanja ke pasar, memasak, dan mengantarkan hasil makanan ke sekolah tersebut. Wohooo, saya salut banget! 

"MasyaAllah.... semoga berkah ya bisnisnya...." sahut saya antusias. 

Kemudian..... BOOM.....!! Meledaklah bom waktu bernama covid-19 itu. Hampir semua warga dunia menjadi panik. Virus corona menerjang semua lini, termasuk sekolah yang terpaksa ditutup, demi menghindari kasus penularan. Yep, termasuk sekolah SD al-Amin. Akibatnya bisa diduga, katering mba Renny pun TUTUP TOTAL. 


"Aku kan masak buat murid-muridnya. La kalo mereka sekolah #dirumahaja siapa yang mau makan masakanku? Ya sudah, akhirnya kami tutup sementara...." urai Renny, dengan nada sayu. 

Sebagai sahabat, aku ikut terjerat duka. Tapi, heiii...! Masa iya, kita hanya terkubur ngelangut dan menyerah begitu saja? Tidak semudah itu, Ferguso! (btw, kok udah jarang ya, denger frasa ini hahahahah)

Maka, aku dan Renny berdiskusi, bagaimana caranya supaya kita bisa mengatasi dampak covid, dan mengatur strategi supaya roda ekonomi rumah tangga Renny tegak kembali. 


PIVOT!

Pernah dengar atau membaca tentang Pivot? Saya kutip dari Bisnis.com untuk definisinya, ya.

Pivot adalah istilah untuk sebuah start up yang melakukan perubahan saat menyadari bahwa apa yang sudah dilakukannya tidak berjalan. Perubahan yang dilakukan masih sesuai dengan ide awal.

Dalam hal ini, saya melihat bahwa renjana Renny dan suaminya adalah BISNIS KULINER. Memasak. Menyajikan menu yang nikmat sekaligus bergizi. Untuk massal, dengan harga terjangkau. Maka, saya ajukan ide supaya mereka daftar menjadi merchant Go-Food atau Grab-Food. 

"Sudah daftar, Mba. Tapi kami masih kesulitan mengenai stok. Kadang pemesanan sedikit, stok banyak, jadi malah bahan bakunya keburu expired. Atau justru sebaliknya, orderan banyak, tapi kami ngga ada stok." 

Yah. Tantangan lagi. Memang, kalau masih awal berkecimpung di bisnis kuliner, ngga bisa langsung "lari" ya. Baiklah. Pelan-pelan saja. Dinikmati prosesnya. 

"Uuummm, eh atau gini deh. Kapan hari saya lihat ada baliho di Masjid ash-Shobirin. Ada program bagi-bagi nasi bungkus untuk masyarakat yang terdampak covid. Nasbung buat pemulung, tukang becak, ojek online, dkk. Apa mungkin mba Renny join sebagai vendor/penyedia nasi bungkus itu aja kah? Atau..... mau bikin program serupa?"

TRIIIINGGG! Ahaaa! Lampu bohlam sudah menyala di kepala. Renny dan suaminya ini aktif di komunitas Islami di kota kami. Member-nya banyak dan mayoritas rajin sedekah. Jadi.... mereka berdua bikin program SEDEKAH NASI BUNGKUS. Mekanismenya: Renny mengirimkan promo ke berbagai Whats App group dan personal. Kurang lebih isinya: 
YUK, SEDEKAH NASI BUNGKUS UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19
Salurkan sedekah Anda melalui rekening $^%&(*(*) a.n Renny 
Sedekah Nasi bungkus 10 ribu per porsi 
Siap kami salurkan ke pemulung, tukang becak, ojek online, dkk

***

Alhamdulillah, ternyata banyaaak yang merespon positif. Teman2 Renny antusias join program sedekah ini. Renny pun mengatur budget, gimana caranya bisa memberikan menu yang endolita, tapi dia juga bisa dapat cuan. Nasi bungkus 10 ribu ini terdiri dari: nasi putih, ayam goreng, sambal, bihun goreng, lalapan timun. Sederhana, mengenyangkan, membahagiakan. 

Sebagai wujud pertanggungjawaban, Renny mengirimkan "LAPORAN KEGIATAN" berupa foto penyaluran masakan ke masyarakat terdampak covid-19. Jadi, para donatur pun makin semangat untuk melakukan transaksi ulang, lantaran Renny adalah penyalur sedekah nasbung yang amanah. 

Yap! Pandemi ini memang mengguncang siapa saja. Tak terkecuali Renny, dan mungkin juga Anda. Ketimbang terus-menerus merutuki keadaan, yuk kita Bangkit dari Pandemi!

PIVOT! 

Referensi: 
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200605/9/1248937/sandiaga-uno-bagi-bagi-strategi-pivot-dan-rebound-di-era-new-normal
https://lifestyle.bisnis.com/read/20180830/50/833514/pivot-penyelamat-startup-di-ujung-kebangkrutan