Ketahui 3 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reksa Dana

Reksa dana adalah salah satu investasi yang bisa kamu coba, terutama bagi pemula. Meski begitu, penting juga bagi kamu untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kinerja reksa dana nih, Be-emers.

Ada sejumlah jenis reksa dana yang bisa kamu pilih, seperti reksa dana pasar uang, reksa dana saham, reksa dana campuran, hingga reksa dana pendapatan tetap. Setiap jenis reksa dana punya risiko yang berbeda-beda.

Begitu juga dengan kinerjanya yang enggak selalu stabil. Soalnya, kinerja reksa dana bisa dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Apa saja faktor yang bisa mempengaruhi kinerja reksa dana?
 

1. Suku Bunga

Tahu enggak sih? Suku bunga itu berpengaruh banget sama kinerja reksa dana lho!

Suku bunga enggak hanya sebatas suatu balas jasa/nilai yang dibebankan oleh peminjam oleh bank. Pasalnya, suku bunga bisa mempengaruhi pergerakan instrumen investasi, termasuk reksa dana.


 
Misalnya nih, saat suku bunga tinggi, tentunya hal itu bisa mempengaruhi kinerja reksa dana pasar uang. Soalnya, mayoritas portofolio reksa dana pasar uang berisi deposito, yang mana jika suku bunga naik, maka suku bunga deposito juga naik.

Sebaliknya, kalau suku bunga turun, kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham akan naik. Soalnya, obligasi dan harga saham akan cenderung meningkat saat suku bunga turun.

Baca Juga: Reksa Dana Ini Bisa Dipilih di Tengah Penurunan Suku Bunga

 

2. Pasar Modal/Indeks Saham

Kinerja pasar modal tentunya juga berpengaruh terhadap kinerja reksa dana, terutama reksa dana saham. Dilansir dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksa dana saham minimum menempatkan 80 persen investasinya pada saham. 

Baca Juga: Reksa Dana Saham VS ETF: Mirip Tapi Beda, Mana yang Lebih Asyik untuk Investasi?

Nah, berbagai jenis indeks dalam pasar modal pun menjadi acuan dari reksa dana saham itu sendiri. Sehingga, kinerja suatu indeks saham tentunya akan mempengaruhi kinerja reksa dana saham.

 
Meski begitu, dilansir dari laman Bisnis, ada satu waktu dimana kinerja berbagai indeks di bursa enggak selalu berbanding lurus sama kinerja reksa dana nih, Be-emers. Soalnya, hal itu bisa terjadi akibat adanya perbedaan strategi dari masing-masing manajer investasi dalam mengelola reksa dana saham.

 

3. Keadaan Ekonomi dan Inflasi

keadaan ekonomi tentunya akan menjadi sentimen tersendiri bagi kinerja aset investasi. Misalnya nih, saat keadaan ekonomi suatu negara sedang turun, besar kemungkinan para investor akan menghindari aset investasi tertentu guna mengurangi risiko kerugian.

Misalnya di pasar modal, saat keadaan ekonomi turun, jumlah investor untuk melakukan aksi jual akan cenderung mendominasi. Alhasil, keadaan tersebut bikin bursa jadi merah dan reksa dana saham pun bisa terpengaruh kinerjanya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Mulai Pulih Sejak Mall Beroperasi Normal

Keadaan ekonomi juga akan mempengaruhi suku bunga acuan, yang mana berkaitan juga dengan adanya inflasi. Sekedar info nih, inflasi merupakan suatu kondisi ekonomi yang bisa jadi salah satu pertimbangan suatu bank sentral untuk menetapkan suku bunga acuan.

 
Kalau tingkat inflasi tinggi, tentu bank sentral bakal cenderung menaikkan suku bunga acuan. Kenapa? Ya biar orang-orang banyak menyimpan dana di bank dong.

Efek dominonya nih, kalau inflasi naik, harga obligasi bisa turun deh. Soalnya, imbal hasil dari obligasi bisa saja tergerus sama inflasi.

Dampak lainnya, kalau obligasi turun, hal itu akan mempengaruhi kinerja reksa dana campuran dan reksa dana pendapatan tetap.


Nah, menurut kamu, ada lagi enggak hal-hal yang bisa mempengaruhi kinerja reksa dana?

Yuk, sharing di kolom komentar atau tulis aja pengalaman kamu di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.

Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung