Bisnis Kamu Lebih Gampang Dikenal Lewat Strategi Sonic Branding Illustration Bisnis Muda - Image: Canva
Likes
Enggak cuma lewat visual, ternyata branding lewat audio juga bisa membuat bisnis yang kamu jalani lebih mudah dikenal masyarakat lho! Nah, branding lewat audio itu dikenal juga dengan istilah Sonic Branding nih, Be-emers.
Kamu akrab dengan bunyi “ta-dum” atau “tudum” sebelum film kamu diputar di platform Netflix? Intro sound tersebut seolah menjadi ciri khas Netflix.
Atau kamu tahu kalimat, “Santai… Ada, Sanken,” dan “I’m Lovin It,”? Hayoo, siapa yang bacanya bernada? Hihi.
Ketika kita mendengar suatu nada yang mengingatkan pada suatu brand, itu artinya strategi Sonic Branding yang digunakan oleh suatu perusahaan atau bisnis telah berhasil diterima oleh masyarakat. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah mengenal brand tersebut, dimanapun dan kapanpun.
Baca Juga: Apa Sih, Pentingnya Color Branding?
Apa Itu Sonic Branding?
Sonic Branding menjadikan suara sebagai kekuatan utama untuk mempromosikan brand dari sebuah bisnis. Strategi Sonic Branding mengacu pada suara yang membentuk sebuah brand.Membangun brand dengan suara dan musik yang selaras dengan atribut brand bisnis kamu adalah cara yang unik untuk memberikan identitas bisnis kamu lebih dalam nih, Be-emers. Dilansir dari laman Fabrik Brands, dengan Sonic Branding, suatu bisnis atau brand akan terhubung dengan pelanggan mereka di tingkat yang berbeda.
Sebab, pada dasarnya, hidup kita dikelilingi oleh banyak suara yang berbeda. Bahkan, Fabrik Brands menuliskan, hanya butuh waktu sekitar 0,146 detik bagi manusia untuk merespon suara.
Tentu saja hal itu membuat kita secara otomatis mengalami emotional response setiap kali mendengar nada-nada tertentu nih, Be-emers. Misalnya nih, saat kamu mendengar suara “klik” saat menutup pintu, suara tersebut memastikan kamu bahwa pintu sudah terkunci dengan rapat.
Apa Itu Sonic Branding Illustration Bisnis Muda - Image: Canva
Nah, suara yang khas akan membantu sebuah brand untuk lebih dikenal dan melekat di ingatan publik. Itu lah yang diaplikasikan dalam strategi Sonic Branding, Be-emers.
Selain itu, Sonic Branding juga punya sejumlah keunggulan lain, seperti:
- Brand bisa menjadi pusat perhatian
- Loyalitas pelanggan akan lebih kuat
- Ingatan terhadap brand menjadi lebih baik
- Dapat menyampaikan langsung nilai dan tujuan brand
- Meningkatkan personality brand
- Menaikkan engagement
Baca Juga: Cara Buat Podcast di Spotify, Yuk Bangun Branding Kamu!
Tips Sonic Branding
Sama seperti strategi Visual Branding, kamu juga enggak bisa sembarangan dalam melakukan strategi Sonic Branding nih, Be-emers.Dikutip dari Forbes, Mastercards CMO sekaligus penulis Quantum Marketing Raja Rajamannar mengatakan bahwa upaya Sonic Branding enggak sebatas pada interaksi pembicara yang cerdas saja.
Sebaliknya, Sonic Branding harus disematkan ke setiap titik kontak konsumen. Ketika hubungan antara suara dan merek secara otomatis enggak disadari merupakan sebuah iklan, di situ lah strategi Sonic Branding kamu berhasil dilakukan.
Berikut sedikit tips untuk kamu yang mau menggunakan strategi Sonic Branding:
- Bangun Sonic Branding kamu dengan menyesuaikan karakter brand, target pasar, hingga produk yang dijual.
- Lakukan riset, seperti jenis suara.
- Jangan gunakan suara yang sudah eksis atau digunakan untuk perusahaan lain
Gimana, kamu lebih suka menggunakan Visual Branding atau tertarik dengan Sonic Branding nih, Be-emers?
Yuk, sharing di kolom komentar atau tulis aja pengalaman kamu di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.