Terjebak Utang di Masa Pandemi? Jangan khawatir Begini Solusinya

Sumber Gambar: https://www.pinterpolitik.com/utang-jadi-jati-diri-bangsa/

Like

Terjebak utang di masa pandemi bisa jadi sebuah musibah besar. Hal ini sangat beresiko tinggi terhadap keuangan kita. Bisa jadi membuat diri kita stress. Apalagi, jika kita juga terkena dampak pandemi seperti kehilangan sumber keuangan, karena usaha tutup atau terkena phk.

Namun, haruskah kita menyerah begitu saja? Tentu saja kita harus bangkit. Nasi sudah menjadi bubur. Kita tak bisa mundur ke belakang. Satu-satunya cara adalah kita harus berstrategi. Apa saja hal yang harus kita lakukan?


Pertama, Hidup Hemat

Berutang berarti kehilangan sebagian penghasilan kita. Bisa besar atau kecil. Kehilangan ini biasanya bersifat permanen hingga beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, kita harus mulai untuk hidup hemat. Memperhitungkan segala hal. Menahan nafsu dari godaan belanja yang tak perlu. Menutup mata terhadap bebagai diskon yang membanjir. 

Pokoknya, hidup hemat berarti kita hanya mengeluarkan uang untuk hal-hal yang penting saja atau wajib. Sekali-kali, kita bisa jajan jika memang ada uang lebih. Namun, saat ini kita harus kuat iman. Keuangan harus benar-benar dijaga ketat demi masa depan yang lebih baik.


Kedua, Atur Pengeluaran

Ingat prinsip pengeluaran keuangan dari para pakar. 10% untuk sosial, 20% untuk nabung atau investasi. 30% untuk utang. 40% untuk kebutuhan konsumsi. Sebisa mungkin kita jadikan hal ini sebagai pegangan wajib. Tanpa prinsip ini, bisa jadi pengeluaran kita semakin membengkak dan utang tak terbayar. 

Saat kita berutang, mungkin aturan tadi bisa berubah. Utang bisa menjadi 40% misalnya. Nah, maka kita bisa menguranginya dari sumber pos yang lain. Dana sosial atau investasi kita kurangi misalnya. 


Ketiga, Belajar Bisnis

Karena berutang menyebabkan kita kehilangan sebagian penghasilan kita, maka sudah seharusnya ada sumber lain. Untuk tambahan uang dapur atau uang jajan anak contohnya.


Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam rangka belajar bisnis ini. Mulailah larak-lirik pada lingkungan sekitar. Apa yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitar kita? Itulah yang kita garap sebagai lahan bisnis kita. Orang butuh masker di masa pandemi ini, maka kita bisa berjualan masker. Kita bisa jualan tahu sebagai kebutuhan dapur yang bergizi tapi harganya terjangkau semua orang. Kitapun bisa mencoba berjualan kopi, rumah, makanan dan lain sebagainya. Jangan takut untuk mulai berbisnis! Jalani, segala hal yang bisa kita lakukan demi melunasi utang.

Keempat, Berutang Itu Berinvestasi
Hal inilah yang harus kita lakukan sejak awal. Teman saya pernah mengatakan bahwa berutang untuk investasi itu bagus. "Akan saya dukung!" ujarnya. 
Demikianlah, kita berutang itu memang untuk hal-hal penting yang tak bisa kita lakukan secara tunai. Membeli rumah atau tanah misalnya. Kedua hal ini umumnya dibeli dengan cara berutang. Kita bisa berutang ke bank atau membayar cicilan kepada pembeli. 

Berutang seperti itu adalah sehat. Sebaliknya, jika kita berutang untuk membeli barang-barang bermerk, maka ini wajib dihindari. Apalagi, jika uang kita masih pas-pasan. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. 


Kelima, Niat Kuat

Berutang bukan hanya masalah uang, tapi juga psikologis. Banyak orang yang tidak melunasi utang karena masalah psikologis. Kemampuan membayar hutang sebenarnya bisa, tapi tidak ingin membayar hutang. Banyak orang akan mencari-cari alasan demi tidak membayar hutang. Nah, bagaimana pendapat kalian tentang hal ini? 

Utang itu wajib dilunasi agar tidak menjadi beban di masa mendatang. Selain jumlah utang pokok, bunganyapun akan semakin tinggi. Akhirnya, kita benar-benar tidak bisa lagi membayar utang. Jadi, sebaiknya, kita harus bertekad untuk melunasi utang. Dengan niat yang kuat, insyaallah, utang kita akan lunas, walau setahap demi setahap. 

Nah, itulah beberapa strategi untuk mengeluarkan kita dari  jebakan utang. Dengan menjalankan  strategi ini, kelak kita bisa hidup bahagia tanpa beban hutang. Selamat berjuang melunasi utang!