Potensi Bisnis Nikel dan Emiten yang Diuntungkan di Era Kendaraan Listrik

Kendaraan listrik dinilai lebih ramah lingkungan (Sumber gambar: Freepik)

Like

Indonesia merupakan salah satu negara produsen nikel terbesar di dunia. Sebagai bahan baku penting untuk industri baterai, nikel memiliki potensi besar sebagai bisnis di era kendaraan listrik yang semakin berkembang.

Pasar kendaraan listrik di dunia terus mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mendorong permintaan akan baterai litium-ion yang merupakan salah satu jenis baterai yang umum digunakan pada kendaraan listrik. 

Baterai litium-ion membutuhkan kandungan nikel yang tinggi, dan hal inilah yang membuat bisnis nikel semakin menjanjikan.

Potensi bisnis nikel di Indonesia semakin besar seiring dengan meningkatnya permintaan baterai litium-ion dari pasar kendaraan listrik. Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar kedua di dunia setelah Filipina. 

Diperkirakan bahwa potensi cadangan nikel di Indonesia mencapai 21 juta ton, yang terdiri dari bijih saprolit dan laterit. Indonesia sendiri telah memulai pengembangan industri baterai sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya nikel yang dimiliki. 


Baca Juga: Harga BBM Naik, Ini Pilihan Mobil Listrik yang Bisa Dijadikan Kendaraan Alternatif

Pemerintah Indonesia mengeluarkan regulasi yang mendorong pengembangan industri hulu hilir baterai, termasuk pengembangan smelter nikel. Selain itu, beberapa perusahaan di Indonesia juga sudah mulai berinvestasi dalam pengembangan baterai litium-ion.

Emiten yang bergerak di bisnis nikel yang dapat diuntungkan di era kendaraan listrik antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Central Omega Resources Tbk (DKFT), PT PAM Mineral Tbk (NICL), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Secara keseluruhan, potensi bisnis nikel di Indonesia sangat menjanjikan di era kendaraan listrik yang semakin berkembang. Dalam jangka panjang, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya nikel yang dimilikinya sebagai basis untuk pengembangan industri baterai litium-ion yang lebih besar.

Kendati demikian, bisnis nikel di Indonesia tidak sepenuhnya tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah adanya peraturan larangan ekspor bijih nikel yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia sejak 2020. 

Hal ini membuat sejumlah produsen nikel di Indonesia beralih ke produksi produk turunan, seperti nikel matte dan feronikel. Meskipun demikian, pengolahan bijih nikel menjadi produk turunan memerlukan investasi yang lebih besar dibandingkan dengan ekspor bijih nikel.

Tantangan lain adalah persaingan dari negara-negara lain yang juga memiliki cadangan nikel yang besar, seperti Filipina, Rusia, dan Kanada. Persaingan ini dapat mempengaruhi harga nikel global yang pada gilirannya akan mempengaruhi harga produk turunan nikel Indonesia.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah Indonesia perlu terus mendorong investasi dalam pengembangan smelter nikel dan teknologi pengolahan produk turunan nikel. Pemerintah juga perlu memastikan regulasi yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan sehingga bisnis nikel di Indonesia dapat berkelanjutan.

Baca Juga: Teknik Daur Ulang Baru, Bikin Kendaraan Listrik Semakin Ramah Lingkungan

Dalam kesimpulannya, bisnis nikel di Indonesia memiliki potensi besar di era kendaraan listrik yang semakin berkembang. Indonesia memiliki cadangan nikel yang besar dan pemerintah sedang mendorong pengembangan industri hulu hilir baterai litium-ion. 

Beberapa perusahaan asing dan lokal juga dapat diuntungkan dari bisnis nikel ini. Meski demikian, Indonesia perlu menghadapi tantangan dalam pengolahan bijih nikel menjadi produk turunan dan persaingan global yang semakin ketat.

Punya opini untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.