Explore your World: Menuangkan Aspirasi Kehidupan selama Pandemi dengan Tulisan dan Berpenghasilan dengan Karya

Eksplorasi gagasan merupakan media investasi berpenghasilan sederhana bagi pemuda yang masih mengenyam pendidikan di tengah pandemi (pxher.com)

Like

Bermula dari bulan Maret 2020, saat itu saya sedang menikmati kebersamaan serta merasakan nikmatnya dalam berbagi, bersua, serta menebar senyuman kepada Insan Asrama IPB University. Baik, sebelumnya saya merupakan seorang Mahasiswa IPB University yang mengenyam pendidikan di Jurusan Statistika dan Sains Data dan Alhamdulillah.

Selain sebagai mahasiswa, saya diberikan kesempatan sebagai public figure yaitu, seorang Senior Resident. Senior Resident di IPB University adalah sosok kakak atau senior asrama yang memiliki pengalaman mumpuni terkait ke-Asramaan baik dari segi (beradaptasi, mengelola keuangan selama menjadi perantau, serta sebagai sosok sosailis yang positif terhadap lingkungan sekitar).

Seperti itulah biografi singkatku. Kita lanjutkan lagi, semenjak pandemi melanda Indonesia dan penyebarannya signifikan membludak di wilayah Jawa Barat, saya pun memperoleh kesempatan untuk sebaiknya kembali ke rumah  atau kampung halaman yang mana kondisi rumah dan keluarga saya sudah tidak seperti dulu lagi.

Yang dahulu, senantiasa merasakan kecukupan dan sebagainya diarenakan Ayah seorang PNS (Guru) namun beranak banyak. Ditambah lagi, semua anaknya yang telah berkeluarga kerap kali masih bermukim di kedua orangtuanya secara ironinya, "hingga matang buah di pohonnya dia sulit untuk terlepas dari tangkai pohonnya".

Akhirnya, semenjak kondisi tersebut saya pun diberi kesempatan yang sudah lama saya nantikan yaitu kembali ke kampung halamanku di Makassar, Sulawesi Selatan. Semua biaya kepulanganku sejatinya ditanggung oleh sosok dosen yang luarbiasa dari Fakultas Peternakan IPB University yang memperoleh identitasku yang kondisi perekonomiannya sebagai seorang Senior Asrama yang memprihatinkan dari Penanggung Jawab Ke-Asramaan di IPB University.


Sebab, Ayahku telah pensiun sejak 2018 silam kemudian, sebelum pulang di bulan April 2020, saya pun memperoleh kabar yang menyesakkan hati yaitu, terbakarnya rumah yang kami huni sejak 2016 akibat kondisi keluarga yang tidak bisa saya jabarkan secara publik di sini yaitu, mengalami musibah kebakaran.

Rumah tersebut betul adanya bentuknya sangat sederhana, tetapi kenikmatan, ketenangan, serta kesyukuran atas kesederhanaan yang diberikan seakan menjadi penawar rasa sakit kedua orang tuaku, karena harus mengenyam kondisi atau problematika yang dia hadapi akibat beberapa anggota keluarganya mendatangkan bala (musibah) secara beruntun yang menyebabkan semua fasilitas yang diperjuangkan oleh kedua orangtuanya harus melayang.

Dari hasil kerja keras Ayah selama 60 tahun mengabdi terhadap negeri, harus sirna semuanya akibat tingkah laku yang tidak bisa saya jabarkan dari anggota keluarga intinya. Kemudian untuk menebus semuanya, secara rasional harus lenyap semua dan merasakan keterbatasan (tidak ada) fasilitas sama sekali di rumah saat itu hingga sekarang (baik transportasi maupun untuk kebutuhan pokok sehari - harinya pun) sulit diperoleh apalagi di tengah - tengah kondisi paceklik ini yaitu, pandemi Covid-19.

Melihat kondisi itu, saya tersadarkan dan terus mencoba memotivasi kedua orangtua bahwa segala musibah ini ada hikmah di balik semuanya. Alhasil saya pun memutar ide untuk bisa memegang beberapa uang pada saat balik ke kampung halaman di tengah pandemi ini dengan potensi yang saya miliki tidak lain adalah ikut berpatisipasi dalam lomba -lomba kepenulisan yang berisi penuangan aspirasi yang melekat di dalam pikiran dan hati untuk dituangkan ke tulisan tidak lain sebagai pelepas dari tekanan hidup serta sebagai media pencarian uang di kala itu.

Tangisan serta curahan hati sang Ibu melalui via telepon kala itu, seakan memantik semangatku untuk berkarya dan berpenghasilan. Alhasil, saya pun memberanikan diri mengikuti semua lomba kepenulisan yang tidak lain tujuannya untuk menabung dan hasilnya membantu mereka yaitu, kedua orangtuaku.

Walaupun sedikit jumlahnya, alhasil takdir Tuhan membawa saya menang beberapa lomba dari puluhan lomba daring yang saya ikuti. Alhasil, dengan lomba kepenulisan saya bisa menghasilkan uang sampai Rp2.000.000 (Dua Juta Rupiah) dan membantu melenyapkan keraguan orangtuaku yang khawatir tidak merasakan kebahagiaan menyambut lebaran dan berpuasa dengan makan makanan yang alhamdulillah ada untuk sahur dan berbuka puasa.

Akhirnya, tercukupi dan ancaman bagi mereka untuk tidak berzakat saat itu akhirnya terpenuhi juga dengan bantuan dari hasil uang lomba kepenulisan yang saya ikuti. Memang benar kondisi pandemi ini, jika kita hanya merenung, meratapi, dan tidak berbuat apa - apa akan memberi dampak yang sejalan dengan momen paceklik ini.

Sebab, tak ada usaha yang kita lakukan serta tak ada benih yang kita tuai dan tumbuh menjadi pohon yang sejatinya menjadi media ketenangan dengan memahami filosofi perkembangan dari pohon itu secara luas. Untuk itu, melalui tulisan ini, saya harap membuat para pembaca tidak menyatakan lagi bahwa, sangat kecil peluang atau bahkan tidak ada peluang untuk menebar kebaikan serta terhenti langkah untuk berinvestasi sebab kondisi pandemi dan sejenisnya.
Mari, bersama kita implementasikan kehidupan new normal ini dengan memaknainya secara luas yang tidak lain adalah berkarya, berprestasi, serta berpenghasilan walaupun sedang dibatasi aktifitasnya datau dirumahkan. Sebab, media kebaikan kita ada di sekitar kita saat ini yaitu, Keluarga dan Orangtua kita.
 
Terima Kasih Banyak Sudah Membaca Semangat Terus untuk Kita dan Semangat Terus untuk Negeri Kita Tercinta yaitu Indonesia.