Meski Pendanaan di Asean Menurun, Ini Alasan Startup Tetap Wajib Ekspansi ke Luar Negeri

Startup - Canva

Startup - Canva

Like

Sebagai perusahaan rintisan (startup), tentunya semangat untuk terus berkembang selalu ada. Bahkan, di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan rintisan sudah mampu untuk menjadi startup unicorn hingga decacorn.

Enggak cuma itu, perusahaan rintisan seperti GoJek dan Traveloka, bahkan sudah melebarkan sayap hingga ke luar negeri. Ha itu tentunya didukung sama pendanaan dan kepercayaan para investor, terutama modal ventura.

Namun, dari laporan Cento Ventures, volume kesepakatan pada semester I/2020 ternyata lebih rendah dibanding pada paruh pertama 2019. Jumlah transaksi berukuran US$ 0,5 juta sampai US$3 juta mengalami penurunan secara dua kuartal berturut-turut di semester I/2020.

Meski begitu, transaksi pendanaan berukuran US$3juta hingga US$10 juta justru meningkat di kuartal II/2020. Bahkan, transaksi Seri A juga rupanya ikut menguat di periode yang sama lho.

Nah, hal ini masih memungkinkan para perusahaan rintisan melakukan ekspansi usaha ke luar negeri nih. Apalagi, Indonesia dan Singapura mendominasi pendanaan di kawasan Asia Tenggara.


Baca juga: Ini 5 Startup Kuliner yang Sukses dari Modal Ventura
 

Alasan Startup Tetap Harus Ekspansi

Menurut Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo), dikutip dari Bisnis, penurunan nilai investasi justru bisa memberikan peluang bagi perusahaan rintisan dalam negeri untuk memperluas segmen pasar dalam memenuhi kebutuhan secara global.

Soalnya perusahaan rintisan dalam negeri dinilai punya banyak ranah yang bisa digali buat mendobrak pasar internasional. Misalnya di bidang edutech, agritech, olahraga, e-commerce, hingga healthtech.

Terlebih, Indonesia punya pertumbuhan perusahaan rintisan yang cukup signifikan. Nah, Amvesindo menilai kalau hal itu jadi tantangan untuk mempertajam kualitas agar dapat melakukan ekspansi ke luar negeri.

Adapun, berdasarkan data di laman Startup Ranking, Indonesia berhasil menempati posisi kelima sebagai negara dengan pertumbuhan startup terbanyak di dunia. Hingga Agustus 2020, jumlah perusahaan rintisan di Indonesia sudah mencapai 2.206 lho!

Baca juga: Enggak Cuma Lewat Ventura, Berikut Alternatif Pendanaan Startup