Investasi Reksa Dana Diprediksi Naik Oktober 2020, Ini Pemicunya

Wow - Canva

Wow - Canva

Like

Di kuartal II/2020, tekanan pasar saham dan obligasi rupanya terus menggerus valuasi aset produk reksa dana nih, Be-emers.

Diketahui dari data Otoritas Jasa Keuangan per 30 September 2020, NAB reksa dana secara industri tercatat sebesar Rp510,14 triliun. Hal itu turun 2,05 persen dari total dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) pada akhir Agustus yang mencapai Rp520,84 triliun.

Selain itu, seluruh jenis reksa dana kompak mengalami penurunan dana kelolaan, dengan penyusutan NAB paling signifikan dialami oleh reksa dana campuran sebesar -5,49 persen. 

Namun menurut Head of Market Research PT Infovesta Utama Wawan Hendrayana, dikutip dari Harian Bisnis Indonesia, penurunan tersebut merupakan aksi perpindahan antar jenis reksa dana atau switching. Hal itu pun dinilai wajar terjadi di industri reksa dana.

Adapun, penurunan kinerja reksa dana pun diprediksi bakal “berbalik arah” pada bulan Oktober 2020 ini lho, Be-emers. Apa saja pemicunya?


Baca JugaBanyak Sentimen Positif, Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Jadi Opsi yang Menarik Lho
 

Investor Manfaatkan Momen

Prediksi naiknya investasi reksa dana ini terutama akan ditopang oleh pergerakan indeks harga saham gabungan.

Enggak cuma itu, investor juga dinilai mulai memanfaatkan momen pelemahan pasar finansial. Salah satunya dengan menambah portofolio produk investasi kolektif dengan kelas aset saham, seperti exchange traded fund (ETF), reksa dana indeks, dan reksa dana saham.

Hal itu pun ditandai dengan kenaikan unit penyertaan pada produk tersebut selama bulan lalu.
 

Didukung Katalis Positif

Selain itu, ada sejumlah katalis positif yang justru memicu penguatan pasar pada bulan Oktober 2020 ini. Katalis positif itu antara lain disahkannya UU Cipta Kerja dan DKI Jakarta kembali masuk ke masa PSBB transisi.

Padahal, UU Cipta Kerja tersebut masih menuai pro-kontra dan didemo dimana-mana. Meski begitu, UU tersebut, dalam jangka waktu panjang, dinilai menguntungkan emiten dan kemungkinan harga bakal terus naik nih.
 

Faktor Eksternal

Di sisi lain, menurut Head of Investment PT Avrist Asset Management Farash Farich, katalis positif yang mendorong peningkatan dana kelolaan industri reksa dana pada Oktober masih akan berasal dari Amerika Serikat.

Ditambah, hal itu juga didorong sama kesepakatan tambahan stimulus fiskal AS dan keunggulan calon Presiden Joe Biden, yang menyebabkan investor kembali masuk ke aset berisiko.

Baca JugaReksa Dana Syariah Bisa Jadi Opsi Menarik untuk Investasi Kamu Nih