Globalisasi, Positif atau Negatif?

Globalisasi berasal dari kata global yang berarti dunia (Sumber gambar: dokumentasi pribadi)

Globalisasi berasal dari kata global yang berarti dunia (Sumber gambar: dokumentasi pribadi)

Like

Dunia sekarang sudah memasukki era globalisasi yang cepat. Apa itu globalisasi? Cochrane dan Pain mengatakan globalisasi merupakan munculnya sebuah sistem ekonomi dan budaya global yang membuat manusia di seluruh dunia menjadi sebuah masyarakat tunggal yang global.

Kemudian menurut Anthony Giddens, globalisasi adalah suatu proses radikalisasi dan universalisasi nilai-nilai modernitas peradaban Barat ke seluruh pnejuru dunia, yang kemudian berkembang menjadi modernitas global. Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa globalisasi adalah suatu fenomena bersifat universal yang dapat mempersatukan masyarakat global dan juga dapat menuju modernisasi dunia.

Sebenarnya, globalisasi sudah terjadi dari zaman dahulu karena orang-orang pada saat itu juga sudah berinteraksi dengan orang-orang dari luar. Namun perbedaan dari globalisasi sekarang adalah pada saat itu globalisasi berjalan dan berkembang dengan pelan melainkan sekarang globalisasi telah berjalan dan berkembang sangat cepat.

Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alat-alat komunikasi dan transportasi yang semakin berkembang mendorong manusia untuk mendapatkan informasi dari luar ataupun pergi ke luar menjadi lebih mudah dan cepat sehingga globalisasi pun menjadi cepat.

Selain itu, ada juga faktor terbukanya perekonomian negara-negara di dunia. Terbukanya perekonomian dalam bidang perdagangan, produksi, dan keuangan dapat meningkatkan banyaknya interaksi dengan orang-orang dari luar negeri sehingga proses globalisasi dapat terjadi dengan cepat. Soalnya, faktor tersebut dapat menimbulkan faktor lain yaitu mengglobalnya pasar uang.


Apa maksud dari mengglobalnya pasar uang? Hal tersebut berarti uang-uang dari berbagai negara dapat beredar ke seluruh dunia akibat banyaknya perdagangan antarnegara sehingga disebut mengglobal.

Ada beberapa bidang yang mengalami gejala-gejala globalisasi di Indonesia, seperti bidang ilmu pengetahuan dan teknologi atau IPTEK. Dalam bidang IPTEK seperti sudah penulis sebut, contohnya adalah penemuan telepon, alat transportasi dan lain-lain.

Kemudian dalam bidang ekonomi pun mendapatkan gejalanya karena awal mulanya globalisasi dari perdagangan antarnegara. Globalisasi ekonomi dapat membentuk pasar global yang dalamnya penuh dengan perdagangan, dan produksi barang ataupun jasa bersifat cepat dan universal. Lalu ada beberapa bidang lain seperti bidang politik, bidang budaya, dan bidang agama.

Baca Juga: Food Security: Sinergi Pemerintah-Rakyat Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi

Setelah membaca tulisan di atas, Anda mungkin berpikir globalisasi merupakan fenomena yang selalu positif, namun tidak begitu faktanya. Globalisasi memang dapat berpengaruh positif pada suatu negara, akan tetapi ada dampak negatif yang kemungkinan terjadi pada negara tersebut.

Hal ini diakibatkan karena informasi-informasi atau barang-barang yang diterima oleh masyarakat dari luar negeri belum tentu bersifat positif. Karena zaman globalisasi sangat mudah dalam mendapatkan informasi, jika masyarakat dalam suatu negara tidak berhati-hati maka dapat terkontaminasi oleh informasi tersebut.

Misalnya, tersebarnya ajaran-ajaran yang tidak baik yang dapat menggangu status keagamaan dalam Indonesia. Selain itu, mengikuti tren-tren dari Barat yang tidak cocok dengan budaya Indonesia sehingga dapat menimbulkan konflik sosial.

Akibat dari globalisasi, suatu negara akan maju dalam bidang pembangunan namun hal ini juga tidak penuh dengna hal positif. Mengapa bisa demikian? Karena jika terjadi pembangunan, perusahaan-perusahaan yang ada di kota membutuhkan banyak tenaga kerja, oleh sebab itu penduduk dari daerah-daerah desa akan berpindah ke kota yang sudah maju untuk mencari kerja.

Perpindahan ini disebut urbanisasi. Kemudian jika semua penduduk desa yang produktif telah pindah ke kota apa yang akan terjadi? Tentu kota akan mengalami kepadatan penduduk akibat penambahan penduduk dari desa. Selain itu lapangan kerja akan menjadi semakin sempit karena penambahan saingan.

Untuk desa akan mengalami kekurangan penduduk karena semua penduduk berusia produktif telah pindah ke kota. Akibat dari urbaniasi akan memicu masalah lain seperti terjadinya kesenjangan sosial ekonomi.

Kesenjangan sosial ekonomi berarti perbedaan status ekonomi antara masyarakat. Dalam contoh sebelumnya, pasti akan terjadi kesenjangan ekonomi antara masyarakat kota dengan desa karena pembangunan hanya terus terjadi di dalam kota sehingga pendapatan setiap masyarakat akan terus meningkat, tetapi untuk masyarakat desa yang tidak mengalami pembangunan akan kekurangan pendapatan karena dikitnya pekerjaan yang tersedia.

Kemudian untuk proses pembangunan juga dapat berdampak negatif seperti dapat mencemarkan lingkungan alam di sekitarnya. Perusahaan-perusahaan yang terus berkembang dalam kota akan meningkatkan polusi udara karena meningkatnya juga asap-asap dari pabrik, mobil, dan lain-lain.

Lalu dapat terjadi pencemaran air yang terjadi pada saat pembuangan limbah industri pada sungai. Proses globalisasi yang cepat akan memberi tekanan pada masyarakat sehingga muncul pola hidup menuju kesenangan namun tidak semua orang dapat meraihnya.

Maka untuk meraihnya sangat mungkin terjadi kriminalitas-kriminalitas yang di luar dugaan sosial. Akibat dari kemajuan tekonlogi, para penjahat dapat melakukan tindakan kejahatan dengan kreatif yang berinspirasi dari kejahatan luar negeri. Oleh sebab itu globalisasi dapat meningkatkan juga tingkat kriminalitas suatu negara.

Mungkin sekarang Anda sedang kebingungan karena fenomena globalisasi memiliki dampak negatif yang cukup fatal. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena jika masyarakat Indonesia menerima globalisasi dengan bijak maka dapat meminimkan dampak negatif yang terjadi akibat globalisasi.

Pertama, masyarakat harus pintar dalam menerima atau menyaring suatu informasi dari berbagai sumber seperti media sosial. Di dunia media sosial memang sangat banyak informasi-informasi yang sesat namun pasti ada juga informasi-informasi yang menguntungkan.

Tugas dari masyarakat adalah menyaring informasi yang sesat lalu menerima informasi yang positif. Seperti yang penulis katakan sebelumnya, zaman globalisasi sangat mudah dalam mengakses berbagai informasi termasuk informasi yang negatif.

Namun, jika dibalikkan pemikirannya, pernyataan tersebut berarti untuk mengakses informasi yang positif juga sangat mudah. Maka masyarakat Indonesia harus berhati-hati dalam menerima informasi. Jika ada informasi yang mencurigakan, dapat mencari dalam media sosial apakah informasi tersebut merupakan fakta atau hoaks.

Siswa-siswi zaman sekarang pasti jauh lebih pintar menggunakan media sosial dibandingkan dengan orang-orang yang sudah tua. Maka tingkat kemungkinan terkontaminasi oleh informasi sesat pada siswa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain.

Oleh sebab itu, siswa-siswi harus lebih berhati-hati dalam menggunakan teknologi. Untuk pembangunan, pemerintah tidak hanya fokus pada kota, melainkan berusaha untuk meratakan pembangunan pada seluruh daerha Indonesia.

Sebagai kesimpulan, globalisasi memang sangat baik dan dibutuhkan dalam kemajuan suatu negara. Namun jika tidak berhati-hati, globalisasi dapat berdampak fatal pada negara tersebut. Oleh sebab itu, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dalam menghadapi era globalisasi agar Indonesia terus maju dalam bidang teknologi maupun ekonomi.

Baca Juga: Antara Petani Modal dan Kapitalis