Sociopreneur dan Local Heroes: Pahlawan UMKM di Tengah Era Digitalisasi dan Pandemi

Ayo bantu UMKM go digital dan bangkit dari dampak pandemi virus Corona (Sumber gambar: iNews/Kuntadi)

Ayo bantu UMKM go digital dan bangkit dari dampak pandemi virus Corona (Sumber gambar: iNews/Kuntadi)

Like

WHO (World Health Organization) telah menetapkan wabah virus Corona sebagai pandemi global, termasuk Negara Indonesia yang juga ikut terpapar wabah tersebut. Jika kita lihat mengenai perkembangannya, virus ini berkembang sangatlah pesat, khususnya di negara kita, Indonesia.

Kita lihat dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus orang yang positif terinfeksi setiap harinya semakin bertambah. Dampak yang saat ini dirasakan pun hampir meliputi semua sektor.

Sektor yang terdampak adalah sektor ekonomi, pariwisata, industri, UMKM dan sektor lainnya. Sebagai seorang mahasiswa, tentu kita memiliki berbagai pendapat dalam mengatasi permasalahan yang terjadi saat ini.

Kondisi yang saat ini terjadi, bisa menuntut mahasiswa menjadi agent of change, yakni sebagai orang yang bisa mendorong terjadinya transformasi ke arah yang lebih baik melalui pemikiran, kreatifitas, efektifitas, inovasi, dan pengembangan maupun perbaikan.

Salah satu sektor yang terdampak saat ini adalah sektor UMKM. UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.


Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan bahwa berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh sejumlah lembaga dan Kementerian UMKM, wabah virus Corona ini memberikan dampak besar terhadap keberlangsungan UMKM. Menurutnya, dampak virus Corona ini mengakibatkan 47 persen UMKM berhenti berusaha karena banyak UMKM yang akan merugi dan gulung tikar di masa pandemi.

Hal inilah yang menginisiasi pendiri Jagoan Indonesia yakni Dias Satria, yang sekaligus juga menjadi dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, mengadakan program yang dinamakan program Pahlawan UMKM. Jagoan Indonesia merupakan sociopreneur yang berdiri sejak 2019, dimulai dengan mem-branding produk-produk lokal untuk tetap ada di Retail Modern.

Saat ini, Jagoan Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten dalam mengembangkan local common branding dan pelatihan untuk pengembangan produk lokal UMKM. Program Pahlawan UMKM yang diinisasi adalah program kolaborasi untuk mendukung UMKM agar bisa tetap lebih kreatif dan inovatif di tengah wabah virus Corona.

Kolaborasi ini dilakukan oleh pihak Jagoan Indonesia, 25 orang mentor yang mendampingi mahasiswa (dosen, pengusaha, dll), 75 pemilik UMKM, 225 mahasiswa yang dibagi menjadi 75 kelompok sebagai relawan Pahlawan UMKM, dan juga Bank Indonesia KPw Malang. Program Pahlawan UMKM mengajak anak muda untuk berkontribusi membantu UMKM lokal. Dengan adanya program ini, mahasiswa bisa ikut serta menjadi agent of change dalam membantu sektor UMKM yang terdampak wabah virus Corona.

Kita ketahui bahwa saat ini kita sudah berada di era revolusi industri 4.0 atau era digitalisasi. Revolusi industri 4.0 saat ini mengacu pada era digitalisasi di semua lini produksi. Semua aspek berubah menjadi digital.

Semua itu dilakukan semata-mata hanya untuk mengefisienkan proses produksi yang saat ini sudah banyak dilakukan. Era sekarang menuntut kita bertindak lebih cepat, lebih efisien, lebih kreatif, lebih murah dalam produksi, dan tentunya lebih baik dalam memberikan pelayanan.

Maka dari itu, program Pahlawan UMKM memiliki 7 tahapan yang harus dilakukan dalam membantu pihak UMKM. Tahap yang pertama adalah observasi. Pada tahap ini, setiap kelompok melakukan pengamatan terhadap UMKM yang ditangani dan mengulik serta menganalisa informasi yang diberikan oleh pihak UMKM. Kurang lebih bentuk kegiatannya adalah perkenalan, menanyakan sejarah UMKM tersebut, tahun berdiri, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang ingin diulik dan dianalisa.

Setelah melakukan tahap observasi, maka tahap yang harus dilakukan selanjutnya adalah tahap story telling, yakni tahap menceritakan bisnis UMKM yang ditangani ke dalam bentuk cerita atau artikel yang nantinya bisa ditaruh di website UMKM. Tahap ketiga adalah tahap pembuatan logo. Pada tahap tiga ini, setiap kelompok membantu membuatkan logo untuk UMKM agar branding produk yang dijual lebih menarik dan punya daya kesan tersendiri.

Tahap yang keempat adalah tahap pembuatan website. Pada tahap ini, setiap kelompok yang didampingi mentor membuatkan website. Jika ingin gratis, kelompok yang menangani UMKM tersebut bisa menggunakan situs Wordpress.

Pada tahap pembuatan logo dan website, jika pemilik UMKM sudah memilikinya, maka kelompok yang menangani UMKM tersebut bisa membantu untuk mengembangkan isi website agar lebih menarik. Seperti pembuatan artikel website, perkenalan UMKM di website tersebut, informasi penjualan di website, dan lain-lainnya.

Setelah melakukan pembuatan logo dan website, maka tahap yang kelima adalah media sosial UMKM. Dilanjutkan ke tahap keenam adalah launching. Pada tahap ini, launching dilakukan dengan promosi di media poster yang dibuat gratis di aplikasi canva ataupun aplikasi lainnya.

Poster tersebut nantinya bisa di-share di akun media sosial anggota kelompok masing-masing dan juga official account UMKM. Media sosial yang digunakan adalah Instagram, Whatsapp, Facebook, dan website yang sudah dibuat.

Tahap yang terakhir adalah tahap wrap-up. Tahap wrap-up ini perlu dilakukan untuk mengevaluasi hal apa saja yang telah dilakukan hingga tahap ini berakhir.

Dilansir dari situs Bisnis.com, “Ekonom menilai upaya mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) naik kelas dapat mengurangi tingkat kemiskinan dengan cepat serta dapat mengurangi tingkat ketimpangan sekitar 4 persen. Lebih jauh, sektor UMKM dapat mengambil peran menjadi fondasi utama dalam menghadapi resesi global.”

Semua tahapan kolaborasi yang dilakukan dalam program Pahlawan UMKM memiliki manfaat yang bisa dirasakan oleh pihak UMKM, baik dari segi penjualannya yang meningkat, produk yang dijual lebih dikenal masyarakat, dan manfaat lainnya. Pada kenyataannya, memang di masa pandemi sekarang ini permintaan akan produk lokal UMKM menurun drastis.

Oleh karena itu, dengan adanya bantuan untuk digitalisasi produk UMKM, seluruh pihak yang berkolaborasi berharap kedepannya program kolaborasi terus dilakukan dan juga sektor UMKM bisa bangkit serta mampu menjadi bisnis-bisnis lokal yang kuat dan berdaya saing. Sebagai imbalannya, Bank Indonesia KPw Malang memberikan bentuk apresiasi berupa merchandise kepada 10 kelompok finalis terbaik pada kegiatan Pahlawan UMKM dan juga kepada pihak UMKM yang ditangani.

Ayo, kita dukung dan gunakan produk-produk lokal UMKM agar bisa bersaing dan juga mampu ikut serta memperbaiki perekonomian negara kita saat ini. Ingat, sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Yuk, dukung terus produk-produk lokal UMKM!