Startup Ini Berhasil Kumpulkan US$165 Juta dari Musisi Jay-Z dan Will Smith

Startup Jay-Z yang Fokus di Bisnsi Rent-to-Own Illustration Web Bisnis Muda - Image: Wikimedia

Startup Jay-Z yang Fokus di Bisnsi Rent-to-Own Illustration Web Bisnis Muda - Image: Wikimedia

Like

Musisi dunia seperti Jay-Z dan Will Smith rupanya enggak hanya eksis di industri musik lho. Keduanya juga eksis sebagai investor, termasuk dengan menjadi investor startup.

Baru-baru ini, diketahui dari Bloomberg, sebuah startup yang membantu penyewa membangun kredit rupanya telah mengumpulkan US$ 165 juta dari sekelompok investor yang mencakup Sequoia Capital, Jay-Z's Roc Nation dan Will Smith's Dreamers VC nih.

Startup tersebut bernama Landis Technologies. Perusahaan rintisan yang didirikan oleh Cyril Berdugo dan Tom Petit itu melayani calon pemilik rumah yang enggak mampu membeli secara tunai.

Rencananya, dana US$165 juta yang mencakup utang dan ekuitas tersebut, dinilai cukup untuk memperoleh sekitar 1.000 rumah.

Baca Juga: Layanan Streaming Musiknya Bakal Diakuisisi Square, Kekayaan Rapper Jay-Z Melonjak
 

Mengenal Landis Technologies

Jadi, Landis Technologies ini membeli rumah dan menyewakannya kepada klien sampai mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan hipotek. Nah, nantinya klien mereka bisa membelinya kembali dengan harga yang telah ditentukan hingga dua tahun setelah akuisisi awal.


Dilansir Bloomberg, model bisnis seperti itu merupakan hal baru pada strategi “rent-to-own” yang sebelumnya telah digunakan oleh perusahaan lain, termasuk Home Partners of America. Adapun, diketahui Home Partners of America juga telah memperoleh dana US$6 miliar nih.

Sementara itu, sebagai bagian dari layanannya, Landis memberikan pelatihan kepada klien tentang cara mengelola keuangan mereka untuk meningkatkan kredit lho! Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan kepada kliennya menghemat jumlah yang mereka butuhkan untuk uang muka.

Wah, jadi sekalian bisa belajar cara mengatur keuangan dan kredit nih!

Alasannya, pihak Landis yakin bahwa inklusi keuangan sangatlah penting. Aspek Landis pun dinilai menjadi bagian dari penciptaan kekayaan bagi orang Amerika yang berpenghasilan rendah.

Startup yang berbasis di New York itu juga mengumpulkan uang pada saat melonjaknya harga rumah. Alhasil, apa yang dilakukan Landis telah mendorong kepemilikan di luar jangkauan bagi orang Amerika.

Di satu sisi, Landis bertujuan untuk mengubah sekitar 80 persen kliennya dari penyewa menjadi pembeli. Jumlah itu pun akan jauh melebihi perusahaan “rent-to-own” tradisional lain di AS.

Diketahui, Landis menetapkan harga sewa yang setara dengan biaya penyimpanannya di rumah. Ini juga sekaligus membebankan biaya di atas nilai properti pada saat pembelian awal.

Nah, kalau si kliennya belum siap untuk beli rumah setelah dua tahun, Landis akan menawarkan mereka lebih banyak waktu, atau menjual properti tersebut. Adapun, kebanyakan, klien dari Landis yakni orang yang pertama kali beli rumah dengan anggaran antara US$110.000 hingga US$400.000. 

Hmm.. kira-kira sistem “rent-to-own” ini asyik enggak ya kalau diterapkan di Indonesia?