8 Cara Kelola Cuan Maksimal bagi Pengangguran Fresh Graduate, Anti Miskin di Masa Pandemi

Ilustrasi fresh graduate (www.pexels.com)

Ilustrasi fresh graduate (www.pexels.com)

Like

Rp 100.000.000++

Tidak, saya tidak sedang menjanjikan keuntungan uang bagi pembaca. Keterangan angka itu terdapat pada sebuah potongan gambar yang dibagikan teman saya sebut saja si X, melalui WhatsApp Story.

Angka tersebut bukan sembarang angka, tetapi screenshot keuntungan investasi saham milik si X. Bisa dibayangkan berapa banyak uang yang dimilikinya, apabila keuntungannya saja bisa menyentuh angka ratusan juta rupiah?

Seketika rasa iri, insecure, dan overthinking menggelayuti diri saya. Tatkala di usia 20 tahunan yang baru saja merasakan terjun langsung ke kehidupan sesungguhnya di tengah masyarakat. Si X itu bisa rebahan alias berleha-leha bergelimang harta.

Hingga pada akhirnya timbul banyak pertanyaan di benak saya, “Padahal belum kerja, si X punya banyak uang, bisnis apa ya?”. Pikiran negatif juga sempat muncul kepada si X seperti memelihara tuyul ataupun ternak babi ngepet.

Seperti halnya seorang lulusan baru a.k.a pengangguran yang biasanya identik dengan ‘map coklat’. Saya telah melalui masa dengan berbagai kegiatan khas fresh graduate seperti mengirim lamaran pekerjaan.


Namun, rezeki nomplok tidak serta merta jatuh di depan rumah, sementara kondisi keuangan semakin merana. Bukan pekerjaan yang datang menghampiri, malah kemalangan terjadi.
 

Fresh Graduate, Welcome to The Jungle!

 

Ilustrasi pengangguran fresh graduate (www.pexels.com)

Ilustrasi pengangguran fresh graduate (www.pexels.com)


Masa fresh graduate memang menjadi masa penentuan jalan seorang alumnus institusi pendidikan di masa depan. Bagaimana ia melangkah nan melaju untuk menentukan arah karier dan memperoleh uang. Bukan hanya sekadar jabatan, tetapi lebih kepada tujuan untuk membiayai kehidupan.

Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, banyak pekerja yang dirumahkan bahkan di PHK. Banyak perusahaan gulung tikar, barang tentu juga akan diikuti minimnya jumlah lowongan pekerjaan.

Sehingga, saingan untuk mendapatkan pekerjaan tidak hanya dari sesama fresh graduate. Tetapi, adapula golongan orang-orang berpengalaman yang siap menggeser dan mendominasi.

Oleh karena itu, di saat pekerjaan belum didapatkan, akal untuk mengelola keuangan harus segera dikerahkan.
 

8 Langkah Fresh Graduate Mengatur Keuangan

 

Ilustrasi fresh graduate mengelola uang (www.pexels.com)

Ilustrasi fresh graduate mengelola uang (www.pexels.com)


Persoalan keuangan memang merupakan suatu hal yang sensitif. Sebab ‘uang tidak bisa membeli segalanya, tetapi segalanya membutuhkan uang’. Terutama bagi para lulusan baru yang belum memiliki penghasilan. Berikut sajian dari saya cara mengatur keuangan untuk fresh graduate.
 

#1 Pelajari Prinsip 50-30-20

Prinsip yang dipopulerkan oleh Senator Elizabeth Ann Warren dan Amelia Warren Tyagi ini  mungkin sudah akrab di telinga para pegiat investasi dan ekonomi. Aturan dasar 50-30-20 ialah mengalokasikan 50% total uang untuk kebutuhan belanja wajib seperti makan dan kos, 30% untuk mewujudkan keinginan, serta 20% untuk tabungan dan investasi. 

Walaupun belum memiliki pendapatan dari gaji atau upah, usahakan seorang fresh graduate harus memiliki dana tabungan. Setidaknya fresh graduate harus berani meminjam sedikit uang kepada orang tua atau kerabat lain untuk modal bekerja.

Sebab untuk bekerja, ada beberapa pengeluaran yang tidak bisa dielakkan, misalnya ongkos untuk interview dan print CV. Apalagi bagi perantau yang tinggal jauh dari orang tua. Tentunya kemampuan mengatur dan membagi uang yang tersisa mutlak diperlukan. Catat dengan rinci setiap pengeluaran tanpa terlewat, termasuk biaya parkir motor.
 

#2 Merelakan Barang Berharga untuk Dijual

Apabila merasa tidak memungkinkan untuk meminjam uang kepada sanak saudara. Coba cari barang berharga di rumah seperti gitar, jam tangan, ataupun helm untuk dijual maupun digadaikan. Sementara kebutuhan wajib seperti makan atau biaya kos bulanan harus bisa dibayarkan.

Jika merasa sayang dengan barang berharga, coba tawarkan kepada teman sebagai jaminan. Sebab daripada terjerat utang seperti pinjaman online (pinjol). Lebih baik meminta bantuan kepada orang terdekat, tetapi harus diingat bahwa utang tetaplah utang! Jangan sampai tali persaudaraan rusak karena utang.
 

#3 Buy or Die

Lenyapkan pikiran untuk membeli sesuatu berdasarkan keinginan semata. Jika tidak memiliki kemeja putih untuk wawancara kerja, coba gunakan seragam saat sekolah dan lepas jahitan atributnya. Tidak punya sepatu dan celana hitam? Lebih baik pinjam kepada teman.

Di saat menjadi pengangguran, uang logam 500 rupiah sangat berjasa untuk membeli satu gelas air mineral. Jangan tergoda 'racun' skincare dari selebgram, terutama bagi kaum hawa. Utamakan simpanan uang untuk bahan pangan dan keperluan mendesak lainnya.
 

#4 Ikut Free Job Fair Virtual

Di masa pandemi seperti sekarang yang mengharuskan aktivitas dipersempit, justru membuat para fresh graduate terselamatkan. Alih-alih datang ke acara job fair satu ke job fair yang lain.

Sekarang sudah banyak instansi yang menyelenggarakan event berupa job fair berbasis daring dan gratis. Jadi, pengeluaran untuk ongkos interview atau cetak surat lamaran kerja bisa dialokasikan untuk hal lain.
 

#5 Jangan Gengsi, Asal Perut Kenyang!

Banyak fresh graduate yang memiliki idealisme tinggi untuk mengejar passion. Alhasil banyak ditemui fresh graduate yang betah menjadi pengangguran. Di saat ekonomi serba sulit akibat pandemi saat ini, lebih baik untuk sementara turunkan ego dalam mengejar pekerjaan bonafit.

Coba bekerja paruh waktu atau pekerjaan yang tidak mensyaratkan minimal lulusan tertentu, misalnya admin media sosial, pelayan toko, dan kurir. Karena saat ini, setidaknya harus ada pemasukan tetap untuk menunjang biaya hidup. Jika suatu hari nanti keinginan untuk mengejar passion masih muncul.

Kumpulkan uang yang cukup dari sekarang dan bertahan di tempat kerja selama beberapa tahun. Kemudian raih kembali angan bekerja di perusahaan impian.
 

#6 Cari Pemasukan dari Hobi

Punya hobi menyanyi dan memiliki kemampuan bermain musik? Coba menjadi content creator. Minta bantuan teman untuk mempromosikan karya kita. Suka menulis? Coba mencoba menulis di situs-situs berbayar atau menjadi kontributor.

Suka menggambar? Coba tawarkan jasa ilustrasi foto di akun media sosial kita. Mampu membuat website dan ilmu pemrograman lainnya?

Banyak situs freelance berbasis online yang bisa dikerjakan dari rumah. Bayarannya juga sangat tinggi dan ditentukan berdasarkan jumlah proyek serta tingkat kesulitannya. Misalnya platform Fiverr, Sribulancer, Freelancer Indonesia, dan masih banyak lagi.
 

#7 Jangan Sembarangan Investasi

Banyak orang yang tertarik menyimpan tabungan dalam bentuk investasi. Banyak pula jenis investasi yang ditawarkan, mulai dari reksa dana hingga saham. Namun dengan keadaan dompet menipis, jangan sampai tergiur untuk mencoba investasi jika tidak mengetahui ilmu dasarnya.

Oleh karena itu, bekali diri dari sekarang dengan ilmu investasi. Banyak bertebaran di media dan webinar, ilmu gratis terkait investasi. Mulailah investasi dengan risiko paling rendah terlebih dahulu.

Jangan terlalu berpatokan dengan keuntungan besar, sebab untuk besar juga dibarengi dengan risiko besar. Coba diawali untuk menabung membeli logam mulia karena harga emas cenderung stabil. Sudah banyak bertebaran penyedia layanan menabung emas bahkan dimulai dari Rp 500.
 

#8 Cari Gratisan

Jangan malu untuk mencari barang gratisan. Bukan bermaksut menunjukkan bahwa kita bermental miskin. Tetapi di saat menjadi fresh graduate dengan keuangan menipis, maka kita harus pandai-pandai mencari kesempatan. Coba cari spot Wi-FI gratis daripada membeli paket internet yang bisa mencapai 100 ribu per bulan.

Jika ada teman memberi bantuan, jangan ragu untuk menerimanya. Anggap saja hal itu sebagai rezeki yang datang secara tiba-tiba dari Tuhan.

Ikuti Program Prakerja dari Pemerintah dengan insentif sekitar 2,4 juta rupiah. Dapat cuan, dapat ilmu juga dari pelatihan. Mengapa tidak?

Itulah pengalaman dan cara yang pernah saya terapkan demi bisa bertahan hidup saat menjadi fresh graduate pengangguran. Berikut ungkapan yang menurut saya tepat bagi seorang fresh graduate.
Fresh graduate bukanlah orang kalangan bawah yang sedang mengemis untuk mendapatkan posisi pekerjaan. Namun fresh graduate adalah golongan orang tangguh yang sedang memperjuangkan impian.

#youngcompetitionbisnismudaid
#bisnismuda
#yangmudayangcuan