OYO Rooms and Hotels Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr
Likes
Mendengar kata “staycation”, memang identik dengan suatu kegiatan yang menghabiskan waktu liburan dengan hanya berdiam di tempat penginapan.
Bahkan kini, pergeseran harfiah dari kata staycation terbilang lebih fleksibel, yakni tak hanya bisa dilakukan pada waktu liburan saja.
Kejenuhan di tengah pekerjaan yang bersifat Work From Home (WFH) memang tak bisa dihindari dan seringkali kini staycation menjadi solusinya. Kini, mengerjakan suatu pekerjaan di tempat penginapan seperti hotel sudah menjadi hal lumrah.
Baca Juga: Tren Staycation, Startup Travel Masih Belum Bisa Bangkit?
Oleh karenanya, penggunaan moda Online Travel Agent (OTA) terus meningkat. Walaupun sempat terhalang ketika awal pandemi COVID-19, namun kini sedikit demi sedikit sudah membaik.
Sebagai contoh, kabar baik datang dari startup yang bergerak dibidang Online Travel Agent (OTA) yaitu OYO Rooms and Hotels. Perusahaan yang namanya merupakan akronim dari “On Your Own” ini beniat untuk penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) dalam waktu dekat.
Melansir dari Bisnis, OYO sudah berniat mengajukan dokumen awal untuk go public sekitar pekan depan. OYO sendiri berusaha menargetkan dana yang dibutuhkan untuk pengajuan IPO dengan mempersiapkan setidaknya US$1,2 miliar atau Rp17,16 triliun.
Dengan dana dan nilai yang akan naik, harapannya OYO dapat sedikit lebih mempercepat pengarsipan awal pada prosedur IPO -yakni prosedur draft red herring prospectus (DRHP).
Menghimpun dari Reuters, nantinya OYO akan melakukan listing pada Bursa Efek Mumbai dengan melakukan penerbitan saham baru.
Seperti diketahui, rencana OYO untuk IPO bukanlah terbilang suatu perjalanan yang pendek.
Baca Juga: Syarat dan Proses Perusahaan IPO dan Go Public
Startup asal India yang didirikan oleh wirausahawan berumur 27 tahun bernama Ritesh Agarwal pada tahun 2013 ini telah lebih dulu menjadi unicorn pada bulan September tahun 2018.
OYO pun telah mendapat suntikan dana dari SoftBank Vision Fund, Sequoia Capital dan Lightspeed Venture Partners sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp14,2 triliun. Berkembang pesat, OYO diketahui telah berhasil melakukan ekspansi ke sejumlah negara.
Startup OYO pertama kali hadir di Indonesia pada bulan Oktober 2018 dan memiliki 30 hotel dengan total 1000 kamar yang terdapat di kota-kota besar di Indonesia.
Hingga kini, diketahui, OYO sudah menggandeng 10.000 mitra di 350 kota yang tersebar di enam negara seperti India, Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Nepal, Inggris hingga Uni Emirat Arab.
Adapun, total valuasi yang berhasil diringkas dari CBInsights, yakni mencapai US$ 9 miliar atau sekitar Rp128 triliun.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.