Kreativias di masa pandemi (Sumber gambar : dokumen pribadi penulis)
Likes
Hal tersebut juga kami alami. Les yang sudah lama kami buka akhirnya ditutup karena tidak ada anak yang datang untuk les lagi, disebabkan karena ketakukan akan corona. Hal ini menyebabkan salah satu sumber pemasukan keluarga kami lumpuh total.
Bidang lainnya yang terkena dampak corona adalah pendidikan, yang mengharuskan siswa belajar dari rumah. Sebagai seorang guru, mau tidak mau saya juga harus mengikuti arahan dan himbauan dari pemerintah demi mencegah wabah corona supaya tidak semakin meluas.
Saya menjalani suasana dan kebiasaan yang berbeda, yang mana biasanya setiap hari saya sudah berangkat kesekolah di pagi hari dan pulang pada sore harinya. Namun selama pandemi kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Awalnya, tidak mudah untuk menjalani hari-hari karena adanya kebosanan dengan rutinitas yang hanya berada di rumah. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Sejak pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk memakai masker pada saat keluar rumah, saya mencoba untuk menjahit masker kain 3 lapis yang tutorialnya saya lihat dari YouTube. Walaupun, sebelumnya saya memang tidak terlalu pintar menjahit.
Tetapi dengan niat yang kuat, saya mencobanya dengan menggunakan bahan kain yang ada di rumah dan beberapa baju yang sudah tidak digunakan tetapi masih memiliki warna dan corak yang bagus Sehingga, pada saat itu saya tidak mengeluarkan modal yang besar, paling hanya membeli benang dan karet.
Setelah beberapa masker selesai dijahit, saya dan istri mencoba memposting di sosial media dengan manampilkan foto masker yang sudah dijahit. Saya tidak menyangka bahwa beberapa orang merespon positip dan memesan. Ada yang memesan 3 buah, 5 buah, bahkan 1 lusin.
Yang luar biasanya lagi, beberapa hari kemudian ada teman dari luar kota yang bersedia menjadi reseller. Ditambah lagi, ada dua orang teman istri yang bekerja di puskesmas yang berbeda, mereka juga memesan masker dari kami untuk dibagikan bagi pasien yang datang ke Puskesmas mereka masing-masing.
Dari banyaknya permintaan, akhirnya kami membeli bahan kain katun dan batik dalam jumlah yang banyak untuk dijadikan masker. Aktivitas memproduksi masker tersebut kami lakukan sekitar dua bulan dan menghasilkan pendapatan yang lumayan.
Setelah produksi masker kain tidak lagi kami lakukan, tanpa disangka-sangka, tepatnya dua minggu lalu, ada tetangga kami -yang merupakan pengusaha pakaian- meminta tolong untuk memotongkan 65 potong kain celana dagangannya yang terlalu panjang, saya pun mengerjakannya dengan senang hati karena menurut saya masih bisa produktif di tengah pandemi saat ini adalah hal yang pantas untuk disyukuri.
Begitu selesai mengerjakannya, saya pun punya ide, bagaimana kalau sisa potongan celana-celana tersebut untuk dibuat menjadi celana anak. Kali ini saya pun mencobanya dengan otodidak. Saya hanya melihat celana anak saya sendiri dan memberanikan diri untuk menggunting kain tersebut, menjahitnya menjadi sebuah celana.
Saya puas dan bangga pada karya pertama saya. Walau terdapat kekurangan, namun akhirnya, pada jahitan selanjutnya sudah semakin sempurna dan layak jual. Tetangga-tetangga saya pun tertarik untuk membelinya karena jahitannya bagus, harganya yang terjangkau, serta warna dan corak kain yang sangat menarik karena berasal dari potongan celana yang masih baru.
Saya mengalami betul bahwa selama pandemi corona ada beberapa hal yang harus kita miliki untuk bisa bangkit dari pandemi, sehingga bisa menambah penghasilan yaitu:
1. Jeli dalam melihat peluang usaha, artinya kita melihat barang atau jasa apa yang sangat dibutuhkan sekeliling kita pada waktu tersebut, sehingga otomatis apa yang kita jual akan lebih mudah diterima pasar.
2. Kreatif dalam memanfaatkan peluang ditengah-tengah situasi yang ada. Ketika kita sudah memiliki pasar, hendaklah kita kreatif dalam menjalankan usaha. Salah satu contoh kreativitas yang juga dapat dipelajari adalah dari artikel “tips berbisnis Roti dan Kue di Kal Pandemi Corona” pada media online bisnis.com (bidang entrepreneur tanggal 25 Juni 2020).
3. Berjejaring. Dengan berjejaring maka informasi tentang produk yang kita pasarkan akan cepat menyebar, otomatis akan membuka peluang untuk meningkatkan pelanggan. Berjejejaring bisa dimulai dari orang terdekat yakni keluarga, tetangga yang kemudian bisa menyebar ke masyarakat luas. Saat ini untuk berjejaring sangat mudah dilakukan, yaitu dengan memanfaatkan media sosial yang sudah dimiliki hampir setiap orang. Cara ini sangat efektif dalam memasarkan produk yang kita tawarkan sehingga akan lebih cepat diketahui banyak orang.
Ditengah pandemi saat ini memang sangat diperlukan kejelian dan kreativitas untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk dapat produktif sehingga bisa menambah penghasilan.
Ayo bangkit, salam sehat dan tetap semangat.
Komentar
14 Jul 2020 - 11:02
Sangat menginspirasi...
Terimkasih buat tulisannya pak..
11 Jul 2020 - 00:22
Sangat menginspirasi...????????????