Investasi Emas. (Ilustrasi: Canva)
Likes
Dari banyak instrumen investasi, emas dikatakan sebagai instrumen yang cukup kuat melawan inflasi. Ini beberapa alasan untuk investasi emas di tahun 2023.
Tahun 2022 menjadi tahun yang cukup gelap untuk investor. Ekonom dan banyak lembaga ekonomi memprediksi bahwa tahun 2023 akan lebih gelap lagi, ekonomi global akan mengalami perlambatan.
Banyak yang akhirnya ragu untuk investasi karena adanya proyeksi resesi 2023. Namun, ada instrumen investasi yang kuat menghadapi inflasi, perlambatan ekonomi, dan resesi.
Instrumen investasi tersebut adalah emas. Bahkan di tahun 2023 harga emas diprediksi akan semakin meroket.
Mengutip dari laporan Bank Investasi asal Denmark, Saxo Bank, harga emas tahun 2023 bisa mencapai US$3.000 per ounce.
Nilai tersebut setara dengan Rp1,6 juta per gram. Jumlah ini lebih tinggi sekitar 67 persen dibandingkan harga emas per Desember 2022.
Pergerakan harga emas dunia juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi dalam 5 tahun terakhir. Melihat dari data tersebut, emas menjadi komoditas yang cukup menjanjikan di tahun 2023.
Selain hal-hal yang telah disebutkan ada beberapa alasan untuk berinvestasi emas di tahun 2023.
Baca Juga: Enggak Cuma Antam dan UBS, Ini Produsen Emas di Indonesia!
Alasan untuk Investasi Emas di Tahun 2023
Mengutip dari CBS News, ada 3 hal yang bisa dijadikan alasan untuk investasi emas di tahun 2023.
1. Kuat Melawan Resesi
Emas dan logam mulia lainnya telah lama dianggap sebagai cara cerdas untuk melawan inflasi. Ini karena emas cenderung bisa mempertahankan nilainya dalam jangka panjang meskipun dolar AS berfluktuasi.
Seperti yang dijelaskan oleh Frank Trotter, presiden di Battle Bank, "Menantikan tahun 2023, karena inflasi terus tinggi, ini mungkin saat yang tepat untuk meningkatkan alokasi ke emas. Seiring waktu, analis telah menunjukkan bahwa emas telah menjadi lindung nilai yang baik terhadap inflasi."
Beberapa pakar telah mengatakan bahwa ekonomi tidak akan pulih dalam waktu dekat. Semua itu menjadi pertanda baik untuk emas, mengingat kinerjanya secara historis berlebihan selama masa inflasi.
2. Diversifikasi Portofolio
Ekonomi merosot ke dalam resesi, yang diprediksi Goldman Sachs berpeluang 35 persen terjadi tahun depan, pasar saham juga demikian. Investasi real estat juga bisa kehilangan nilai selama resesi.
Selama masa-masa ini, emas dapat menjadi cara yang baik untuk memastikan portofolio yang beragam, mengurangi eksposur terhadap aset berisiko ini, dan meminimalkan dampak kerugian.
"Jika investor melihat ke depan pada kemungkinan resesi, dan mungkin stagflasi, realokasi menjadi emas bisa menjadi pilihan yang tepat karena mereka mengurangi paparan saham dan obligasi," kata Trotter.
Baca Juga: Investasi Cicil Emas, Lebih Cuan ?
3. Likuid
Dalam resesi, likuiditas atau mampu melepas aset untuk mendapatkan uang tunai dengan cepat, adalah kuncinya. Kemudian, jika kita jatuh pada masa ekonomi yang sulit, kita dapat menguangkan aset tersebut dan tetap bertahan dengan tagihan dan kebutuhan lainnya.
Saham, obligasi, real estate, barang koleksi, dan aset berwujud lainnya adalah investasi tidak likuid. Mereka sulit diubah menjadi dana yang dapat digunakan, terutama ketika permintaan untuk barang-barang itu turun.
Emas, di sisi lain, sangat likuid dan dapat ditukar dengan uang tunai dengan sangat cepat, menjadikannya investasi cerdas selama periode turun.
Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
Komentar
12 Jan 2023 - 13:38
Emas jadi andalan ibu" buat saving
10 Jan 2023 - 11:47
Harga emas udah makin mahal tahun ini min nyentuh 1 juta