Potensi Bisnis Pasar Online di Era Pandemi

Belanja kebutuhan pasar dari rumah

Belanja kebutuhan pasar dari rumah

Like

Kalo ada potensi bisnis yang cuan di era pandemi Covid-19 begini, menurutku adalah pasar online.

Buat pengguna Instagram, masih ingat enggak Maret lalu, waktu awal-awal pandemi merebak dan pemerintah mulai serius membuat aturan terkait covid-19?

Iya betul. Ada PSBB. Anak-anak sekolah dari rumah. Pekerja kantoran bekerja di rumah. Toko-toko kecuali toko pangan, tutup. Mall apalagi.

Saya tinggal di Bandung. Selama satu bulan pertama karantina pandemi, terasa kota ini sepi sekali.

Jalanan kosong. Kayak kota mati aja. Toko pada tutup. PKL-PKL pun enggak banyak yang buka lapak. Hal ini seenggaknya berlangsung sampai tiga bulan pertama karantina pandemi.


Meski di jalanan sepi, anehnya, di dunia maya ramainya bukan main. Teman-teman rajin memperbarui aktivitasnya di rumah.

Ada yang menyuburkan hobi, ada yang menanam kegiatan baru. Belanja online juga kenceng banget, terutama jajan makanan. Ramai sekali postingan Instagram, facebook, dan Twitter. Tiktok apalagi.

Lantas kuperhatikan, ada satu kegiatan yang subur di tengah pandemi. Pasar online. Kuperhatikan, banyak portal belanja kebutuhan pasar online.

Maret 2020 sih banyak banget yang bisnis pasar online. Namun seiring berjalan waktu, bergelimpangan juga. Kayak seleksi alam, ada beberapa pasar online yang masih bertahan.

Menurutku, ini bisnis bagus banget. Sayang kalau baru mulai di Maret, lalu berhenti bulan Mei. Bisnis memang tentang konsistensi juga.

Meski ini bulan ke-5 sejak zamannya pandemi, peluang bisnis pasar online masih menggiurkan.  Nih, saya kasih lihat beberapa pasar online di Bandung. Termasuk toko-toko bahan pangan yang ikut meramaikan jagat perbelanjaan online di era pandemi.
 

Belibu Fresh Market

Toko bahan pangan ini sudah buka beberapa bulan sebelum Covid-19 menerjang. Namun kuperhatikan, sejak Maret lalu tokonya makin ramai.

Saya sendiri berbelanja di sana dan beberapa produk cepat habisnya. Rebutan deh ibu-ibu belanja di Belibu. Padahal, biasanya santai saja.

 

Toko Belibu

Toko Belibu



Mulai dari sayuran organic, daging ayam probiotik, sampai ikan-ikan segar ada semua. Bahkan, produk skincare dan buah-buahan juga tersedia.

Ibu-ibu mesti senang belanja di Belibu. Produk mentahan ada, olahan banyak, sampai perawatan juga bisa dibeli.

Transaksi cashless dan paket dikirim via ojek online. Coba, gimana enggak nyaman dan tenang bisa belanja kayak begitu di eranya covid?
 

Aya Sayur

Dengan branding mamang-mamang pasar, Aya Sayur adalah bisnis baru yang hitungannya baru beberapa bulan aja. Perhatikan aja instagramnya, Mang Aya rajin posting di IG.

Begitu juga storiesnya, dirawat terus. Followers memang enggak banyak, tapi penjualan kelihatannya cuan.

 

Mang Aya dari Aya Sayur!

Mang Aya dari Aya Sayur!




Aya Sayur juga pinter jualan di area yang banyak kompleks perumahannya. Per satu bulan, dia perbarui harga dan daftar produknya di akun Instagramnya.
 

Toko Basila

Sama seperti Belibu, toko yang satu ini juga menawarkan sayuran organik. Mereka terhubung dengan petani-petani langsung, sehingga tiap jadwalnya panen sayuran, Basila akan mengumumkan di akun instagramnya.

 

Toko Basila

Toko Basila




Semacam open PO buat sayuran gitu. Seru ya, habis panen langsung dibersihkan dan dikirim ke pemesan.

Enggak hanya sayur, mereka juga menyediakan pangan protein hewani. Juga berkolaborasi dengan produk-produk lokal lainnya. Salah satunya, menyediakan bawang putih asal Temanggung Jawa Tengah.
 

Pasar Cikembang

Wah, ini juga bisnis baru. Portal dagang bahan baku pasar segala ada.

Jualannya dimana? Instagram tentu saja. Cek saja akunnya di sana.

Kupikir yang menarik dari portal-potal pasar online ini adalah pendekatan personal ke pembeli. Produk pasar diangkat jadi cerita. Dibedah asal-usulnya. Dibicarakan, seolah-olah bawang adalah bahan istimewa. Belanja langsung di pasar kan gitu-gitu saja, tapi pasar-pasar online ini membuat pengalaman belanja jadi menyenangkan.

 

Pasar Cikembang

Pasar Cikembang



Meskipun itu cara mereka berjualan, semacam soft marketing, tapi sudah sepantasnya produk lokal dinaikkan kelasnya. Ada harga, ada rupa. Masih wajar kok harga-harganya.

Namanya juga belanja melalui perantara. Pasti harganya berbeda bila kita berbelanja langsung di pasar. Tapi kan daripada dimamah Covid-19, mendingan belanja online aja.

Begitulah cerita belanja ala pasar di zamannya Covid-19. Kita dikarantina, tapi orang lain menuai kreativitasnya.

Saya mencatat serunya belanja di pasar online:
  1. Produknya terpilih. Bawangnya mulus, kentangnya bagus, bahkan perdagingan sudah dibersihkan. Kita tinggal pilah dan menyimpannya di freezer. Bila merasa kurang bresih, tinggal bilas sedikit. Tapi kebanyakan sih sudah bersih dan berkualitas.
  2. Cashless, semua transaksi nontunai sehingga gak ribet menyiapkan uang pas. TInggal transfer saja.
  3. Bisa titip produk selain di daftar produk yang mereka sediakan. Tinggal kasihtahu saja butuhnya apa. Ini jadi kayak personal assistant khusus kebutuhan dapur. Saya terbantu banget.
  4. Mudah dikontak, biasanya pemesanan via no di aplikasi whatsapp.
  5. Banyak promo! Kalau cerdik, ada aja barang yang dibundling dan harganya promo. Lumayan banget buat menghemat sedikit kan!
  6. Ongkos kirim gak jadi kendala. Menurutku sih sama dengan harga bensin yang saya habiskan kalo saya belanja ke pasar. Toh biasanya saya belanja di pasar pasti jajan-jajan, malah lebih boros :D 
  7. Ikut bersinergi jadi mata rantai dalam perjalanan produk-produk lokal.
Kalau kamu, belanja kebutuhan pasar di era covid-19 di mana?