Menghasilkan Karya (Buku) di Masa Pandemi

Buku Antologi "Pena Digital Guru Milenial" yang dihasilkan pada masa Pandemi (Sumber gambar : dokumentasi pribadi penulis)

Buku Antologi "Pena Digital Guru Milenial" yang dihasilkan pada masa Pandemi (Sumber gambar : dokumentasi pribadi penulis)

Like

Menulis bagi saya dulu adalah hal yang tidak menarik dan sangat membosankan, mungkin karena latar belakang pendidikan saya adalah fisika non-kependidikan yang membuat saya lebih tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pasti yang penuh dengan rumus-rumus dan angka-angka.

Berbeda dengan istri saya yang memang berlatar belakang pendidikan sastra inggris, dia senang menulis berupa puisi, cerpen, artikel, resume atau catatan aktivitas yang dilakukannya sehari-hari dan saya perhatikan dia sering menuliskannya di dalam sebuah buku catatannya.

Titik awal perubahan itu terjadi pada hari rabu sore pada tanggal 10 Juni 2020 ketika teman di WA group yang memposting undangan untuk ikut belajar menulis gratis melalui WA group yang di selenggarakan oleh bapak Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd ( akrab disapa Om Jay) yang merupakan pengurus PGRI. 

Karena saya merasa ini adalah kesempatan yang sangat tepat untuk lebih melatih saya dalam menulis apalagi saat ini adalah masa pandemi yang membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu berada di dirumah.

Tanpa pikir panjang saya menghubungi om Jay melalui nomor WA yang tertera di publikasi tersebut, ketika saya sampaikan niat saya untuk bergabung beliau langsung berkata “Sudah siap jadi penulis?” saya langsung membalas dengan suatu keyakinan dan harapan “Siap pak... mohon bimbingannya Pak”, beliau langsung memasukkan saya ke dalam group belajar menulis gelombang satu.


Di dalam group menulis online yang dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam seminggu tersebut, saya mendapatkan banyak pembelajaran dan motivasi dari para narasumber yang luar biasa baik dari para penulis buku dan juga pihak penerbit buku.

Walaupun belajar menulis dilakukan secara online melalui WA tetapi saya sangat merasakan dorongan yang kuat, sehingga memotivasi saya  untuk serius dalam menulis dan akhirnya saya membuat blog dengan alamat https://sahatnbh.blogspot.com

Tampilan blog http://sahatnbh.blogspot.com

Tampilan blog http://sahatnbh.blogspot.com

Saat ini ngeblog bagi saya sudah seperti kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan, saya selalu menyempatkan diri untuk menulis di blog setiap hari. Saya mengisi blog dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi belajar menulis online yang saya ikuti, aktivitas saya sehari-hari dan informasi-informasi yang berguna bagi orang lain.

Apalagi saat ini ngeblog tidak seperti jaman dulu, harus menggunakan laptop yang membuat cukup repot. Sekarang hanya dengan menggunakan smartphone, kita bisa ngeblog dimana saja dan kapan saja, sehingga ketika ada ide yang tiba-tiba muncul atau momen-momen penting yang kita jalani bisa langsung kita isi diblog.

Satu kata kunci mengapa tetap mau ngeblog adalah motivasi, karena tanpa adanya motivasi hal apapun tidak akan bisa terlaksana. Ditengah-tengah tren vlog dan youtube saat ini, banyak orang meninggalkan blog. Tetapi dengan motivasi yang kuat dan memiliki target dalam menulis di blog maka konsistensi akan tetap terjaga ditambah dengan adanya group menulis yang selalu saling mengingatkan untuk tetap menulis.

Seorang blogger jangan terjebak dalam motivasi yang berorientasi pada hasil, misalnya penghasilan dari iklan yang di dapat. Karena apabila hasil itu tidak tercapai maka kita akan segera meninggalkan blog. Tetapi yang menjadi motivasi dalam ngeblog adalah mengasah kemampuan menulis sehingga suatu saat kelak dapat menerbitkan buku.

Saya menyadari dengan menulis akan mendukung dalam meningkatkan kompetensi saya. Terus berlatih untuk memperlengkapi diri selagi masih diberikan nafas kehidupan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan kunci dari suatu keberhasilan, semuanya adalah karena ada niat dan kemauan yang sungguh-sungguh.

Kita tahu bahwa banyak orang dikenang dari buah pemikirannya yang masih tetap ada di buku yang dihasilkannya, walaupun orang tersebut sudah tiada, salah satu contohnya adalah Carl Sagan, seorang tokoh terkenal dibidang sains yang tetap dikenang berkat pemikirannya tentang kosmos dan kehidupan alam semesta yang dituliskannya di dalam bukunya yang berjudul Cosmos.

Di bidang sastra ada nama Sutan Takdir Alisyahbana yang dikenang lewat karya-karya tulis sastranya, demikian pula dengan Mochtar Lubis, Chairil Anwar, hingga Asrul Sani. Walaupun sudah tiada tetapi mereka semua tetap dikenang lewat karya  tulis mereka.

Komitmen dan keinginan kita untuk mau belajar merupakan hal yang sangat diperlukan, karena banyak orang yang sebenarnya mampu akan tetapi tidak mau melakukan, tetapi ada orang yang kemampuannya biasa-biasa saja tetapi karena memiliki niat yang kuat, kesungguhan hati dan konsistensi maka dia menjadi orang yang berhasil.

Hal ini yang saya alami secara pribadi, karena saat ini saya bersama-sama dengan 42 orang guru dari berbagai daerah sudah selesai menulis sebuah buku antologi yang berjudul “Pena Digital Guru Milenial” dengan kurator Bapak Raimundus Brian dan Ibu Sri Sugiastuti.
 

Buku Antologi yang ditulis dan diterbitkan di masa Pandemi

Buku Antologi yang ditulis dan diterbitkan di masa Pandemi


Dimana ada kemauan disitu ada jalan, itulah yang saya yakini dan alami. Di masa pandemi saat ini dengan menggunakan waktu di rumah saja dan berkomitmen untuk menulis setiap hari saya dapat berkontribusi dalam menghasilkan karya sebuah buku yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan.

Ayo tetap semangat dan mari gunakan waktu yang ada untuk tetap produktif.