Cara Kreatif Memaksimalkan Usaha Lewat Online Untuk Bangkit Dari Pandemi

Bangkit dari masa pandemi bisa dilakukan dengan membuat usaha yang sesuai dengan kemampuan. Misalnya saja membuat kue. Pemasarannya bisa melalui online (sumber gambar : riapwindhu)

Bangkit dari masa pandemi bisa dilakukan dengan membuat usaha yang sesuai dengan kemampuan. Misalnya saja membuat kue. Pemasarannya bisa melalui online (sumber gambar : riapwindhu)

Like

Tinggal tulis aja dan pesan lewat japri whatsapp. Nanti ada yang mengantarkan ke rumah bapak/ibu kalau produknya sudah siap 

Gambar produk pun disertakan. Obrolan dalam ruang chat grup WhatsApp warga perumahan berbuah hasil. Ada beberapa yang memesannya saat  itu juga.

Cari peluang. Itulah yang harus dilakukan setiap orang tatkala menerima kenyataan tak lagi menjadi pekerja yang dibayar kantor. Terlebih di saat suatu musibah tak disangka datang, seperti pandemi covid-19 yang membuat penghasilan semakin tak menentu.

Menjalani hidup tak lagi cukup sekedar untuk bertahan. Hidup harus berjalan dengan lebih baik karena segala sesuatunya butuh biaya. Terutama untuk kebutuhan belanja makanan. Belum lagi, membayar keperluan terkait rumah, seperti biaya listrik, biaya air, dan biaya telepon/internet.

Lalu apa yang harus dilakukan? Saat awal  terjadi, rasa terkejut dan tak menyangka yang pertama kali muncul. Namun, sambil berdoa pada Tuhan yang Maha kuasa, segeralah bangkit dengan melihat kemungkinan peluang yang dimiliki.

Musibah kali ini, terutama pandemi tak pernah disangka-sangka hadirnya dan tak pernah diinginkan banyak orang.Benar juga kata nasihat lama kalau sumber penghasilan sebaiknya tidak satu saja.

Kalaupun hanya satu pekerjaan, baiknya sudah mengalokasikan setiap dana yang diperoleh untuk amal, tabungan, asuransi, investasi dan darurat.  Pilihan lembaga bank dan lembaga keuangan bisa dipilih dan dipertimbangkan sesuai dengan sehat atau tidaknya.


Selain itu, produk keuangan yang dipilih baiknya harus benar-benar bisa menjadi simpanan, menguntungkan, dan terjamin.Setidaknya, bisa menjadi pegangan tatkala terjadi sesuatu yang tak diduga.   

Ups, nanti dulu. Itu kalau dalam kondisi idealnya memiliki itu semua. Bagaimana kalau ternyata tabungan yang dimiliki menipis, dana darurat yang jumlahnya tidak banyak sudah mulai tergerus?

Baiklah, tetap ada hal yang bisa dilakukan. Tetaplah berpikir positif dan menenangkan diri agar yang dipikirkan menjadi lebih jernih. Nah, untuk langkah awal yang bisa dilakukan adalah :

-  Mengecek keuangan pribadi

Untuk memulai sesuatu, perlu tahu kondisi keuangan yang ada. Masih adakah aset yang dimiliki? Jika ya, masih memungkinkankah untuk memulai suatu usaha dengan modal sendiri?

- Jenis usaha yang dipilih

Pertimbangkan jenis usaha yang dipilih. Lebih baik yang bisa dikuasai dan memang sudah biasa dilakukan. Maksudnya,  seandainya kita bisa memasak, kenapa tidak jual makanan? Kalau biasa dan bisa bikin kue, kenapa tidak bikin kue?

Seandainya bisa menullis, kenapa tidak menawarkan jasa menulis? Jika punya pengalaman memandu perjalanan wisata, kenapa tidak memanfaatkan keahlian yang dimiliki?

Hal ini untuk meminimalkan risiko kerugian saat mencoba suatu usaha. Selain juga supaya tidak terlalu nol dan masih baru belajar dari awal sekali yang belum pernah dikerjakan. Disini, usaha yang dilakukan masih dalam tahap awal/kecil.

- Mulailah segera

Jangan menunda-nunda. Jika sudah tahu usaha apa yang akan dilakukan, maka segeralah bertindak.  Belanjalah barang-barang yang dibutuhkan untuk memulai usaha. Kalau sudah terbiasa, alat-alat dasar pasti sudah punya,

Tinggal beli bahan dan kemasan untuk makanan  Misalnya, mau usaha nasi kuning maka disiapkan kira-kira berapa bahan yang perlu dipersiapkan. Perlu ditambah apa saja supaya rasa lebih enak dan tampilan menarik

Nah kalau jasa menulis, bersiaplah dengan bahan bacaan dan bahan tulisan yang sesuai dengan keahlian bidang tulisan yang ditawarkan. Jadi jika ada yang membutuhkan jasa menulis, bisa segera mengerjakannya.

Lalu, bagaimana kalau masih ragu membuat produk/jasa sendiri. Cara reseller bisa jadi sebuah pilihan yang tepat untuk membuka peluang penghasilan. Ini juga yang paling efektif dilakukan jika sudah menghitung-hitung kesanggupannya.

Siapa tahu, walaupun reseller bisa punya toko offline seperti halnya Devina Tan, pemilik Lookboutiquestore yang memulainya Berawal dari Jualan Online hingga Sukses Rambah 2 Kota Besar, yang ditayangkan di bisnis.com.     
  

Bagaimana menyebarluaskannya?

Lalu dipasarkan dimana? Bagaimana cara menjualnya? Kalau  memungkinkan, manfaatkan semua lini yang bisa dimasuki. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan :

1. Tawarkan melalui tetangga dan orang di sekitar tempat tinggal

Pada masa penuh keterbatasan ini, menawarkan pada orang yang berada di sekitar kita merupakan langkah awal yang baik. Melalui whatsapp grup warga perumahan, bisa mulai disampaikan jasa yang ditawarkan. Informasi lebih lanjut bisa dilakukan melalui japri (menghubungi langsung).

Menawarkan pada orang yang dikenal pasti ada tantangannya tapi akan lebih mudah. Meki begitu, tetap akan ada yang beli dari orang-orang yang sudah tahu dan dikenal.

Jika memungkinkan, lakukan titip jual dengan pembagian keuntungan kepada warung atau toko yang dititipi itu. Jumlahnya biasanya sesuai dengan kesepaatan atau mengikuti ketentuan toko yang dititipi.


2. Kawan sekolah, kawan kerja, dan kawan kongkow

Buatlah data siapa saja kawan-kawan yang kira-kira butuh produk yang dihasilkan. Kalau sudah, jangan ragu untuk menawarkan pada mereka atau minimal memberitahukan jika saat ini menerima dan membuka suatu usaha.

Namun, jangan terkesan memaksa karena kawan lama yang mungkin sudah lama tidak bertemu bisa saja merasa terganggu kalau mengawalinya tidak baik. Inilah pentingnya untuk selalu menyapa dan memperluas jaringan


3. Boleh coba gratis

Kalau menawarkan sebuah jasa, bisa juga dengan menawarkan boleh coba gratis dulu kepada para calon pelanggan. Ini berlaku misalnya pada usaha kursus atau olahraga secara online. Bisa juga bagi penyelenggara tur virtual.

Kalau saat boleh coba gratis, si calon pelanggan berkenan maka biasanya tertarik dengan jasa yang ditawarkan dan bersedia ikutan.  


4. Promo/Diskon

Supaya menarik calon pelanggan atas produk atau jasa yang ditawarkan, bisa juga dengan melakukan promosi atau diskon. Tentu saja sudah dengan memperhitungkan ongkos produksi dan keuntungan yang bisa didapatkan.

Promosi atau diskon ini beragam. Bisa dengan promosi beli 1 maka harga kedua dapat potongan 20  %. Untuk peserta kegiatan jasa virtual, seperti pelatihan menulis online  atau tur online, bisa bayar separuh kalau membawa misalnya, lima orang.

Penjualan dengan jangka waktu terbatas dengan potongan harga,yang dilakukan hanya pada jam-jam tertentu juga pastinya akan memancing minat orang untuk berada pada jam promo tersebut dan membeli suatu peoduk yang ditawarkan.   


5. Selenggarakan kuis

Mengelar kuis berhadiah produk yang dihasilkan bisa untuk memancing minat calon pelanggan. Jika mereka pernah mencoba, misalnya kue dan ternyata suka, maka besar kemungkinan mereka akan pesan untuk keesokannya untuk dikonsumsi sendiri  
 

Online, Online, dan Online

Tidak ada yang tidak mungkin jika memang dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jika diperhatikan uraian di atas , saat ini usaha atau kegiatan apapun lebih efektif dilakukan secara online, online, dan online.

Pembelian produk secara langsung memang masih dimungkinkan jika lokasinya masih dekat. Namun jika sudah terbatasi jarak, masih mungkinkah untuk dilakukan pengantaran sendiri? Saat ini sudah banyak jasa kurir atau antar paket/barang  yang bisa dilakukan.

Jadi, memulai usaha dengan memanfaatkan online/daring menjadi yang terbaik. Terutama di masa dengan keterbatasan ruang gerak seperti sekarang. Bukankah saat ini memang eranya serba digital.

Maksimalkan semua media sosial, mulai dari facebook, instagram, dan twitter. Kalau memungkinkan, juga linked in dan bikin video tayang melalui youtube. Jadi, go online saja dengan usaha yang dilakukan. Apalagi, pangsa online masih terbuka lebar. Sekalian saja go digital karena usaha secara digital memang sedang ditingkatkan.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pun menekankan saat ini UMKM yang terkoneksi digital baru 13 persen. Pada masa pandemi, permintaan yang dominan adalah makanan, minuman, serta industri kreatif. Hal ini tertulis di bisnis.com Menteri Teten Dorong Percepatan Go Digital UMKM di Tengah Pandemi.