ARB 15 Persen Bikin Panik Investor, Ini Tips Balik ke Fundamental!

Instagram Bisnis Muda

Instagram Bisnis Muda

Like

Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mulai memberlakukan Auto Rejection Bawah (ARB) simetris 15 persen pada 5 Juni 2023. Kebijakan ARB simetris kabarnya membuat sebagian investor khawatir apalagi bagi mereka yang menilai saham berdasarkan pada spekulasi pasar.

Maka dari itu, ARB simetris ini dinilai akan membuat investor balik mempelajari aspek fundamental suatu saham. Penetapan persentase Auto Rejection Bawah (ARB) 15 persen membuat investor lebih berhati-hati dan kembali mempertimbangkan fundamental emiten terkait bukan berspekulasi. 

Selama ARB 7 persen atau kebijakan relaksasi pandemi BEI, investor yang banyak berspekulasi cenderung lebih berani dalam memutuskan investasi terhadap satu saham. 

Namun jika ARB bertahap kembali simetris, maka para investor akan lebih berhati-hati lagi. Sebaliknya, jika investor yang mengandalkan nilai dan fundamental emiten dapat memanfaatkan ARB 15 persen untuk masuk ke saham. 

Hal itu karena jika ARB 15 persen dan banyak investor yang panic selling saham berfundamental bagus maka berpeluang diserok. 


Baca Juga: Forced Sell dan Margin Call Diduga Jadi Pemicu Tren ARB, Apa Itu?


Tips Menjadi Si Paling Fundamental 


1. Paham Laporan Keuangan


Hal yang paling dasar untuk mempelajari aspek fundamental suatu perusahaan adalah memahami laporan keuangan.

Dalam melihat laporan keuangan kita harus paham mengenai laporan laba rugi, neraca, rasio keuangan dan arus kas perusahaan.


2. Evaluasi Pertumbuhan Perusahaan


Setelah dapat memahami laporan keuangan, kita perlu melihat pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan dari tahun ke tahun.

Tinjau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan suatu perusahaan, seperti industri, persaingan, dan tren industri.

Pastikan saham perusahaan yang ingin kamu investasikan itu memiliki pertumbuhan yang ciamik, enggak rugi terus menerus.


3. Analisa Rasio Keuangan


Langkah selanjutnya adalah menilai suatu emiten dengan rasio keuangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan mereka.

Berikut ini beberapa rasio keuangan yang biasanya dipakai:
  • Rasio laba bersih terhadap penjualan (net profit margin)
  • Rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio)
  • Rasio laba bersih per saham (earnings per share)

Setelah kalian mendapat nilainya, bisa kalian bandingkan dengan perusahaan sejenis atau industri secara umum.

Baca Juga: Sebelum Investasi, Cari Tahu Perbedaan Analisis Fundamental dan Teknikal!


4. Lihat Manajemen Perusahaan


Melihat dan mengevaluasi keahlian dan rekam jejak manajemen perusahaan ini juga penting dilakukan Be-emers. Perhatikan apakah manajemen perusahaan memiliki pengalaman yang relevan dan apakah mereka telah berhasil melaksanakan rencana bisnis di masa lalu.


5. Evaluasi Valuasi Saham


Kita juga perlu memeriksa valuasi saham dengan menggunakan metode-metode seperti Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio), Price-to-Book Ratio (P/B Ratio), atau Dividend Yield.

Setelah itu, kita bandingkan valuasi itu dengan perusahaan sejenis atau industri secara umum.


6. Analisis Faktor Eksternal


Terakhir, kita juga perlu menimbang faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perusahaan, seperti peraturan pemerintah, tren pasar, dan perubahan ekonomi.

Pertimbangkan apakah perusahaan memiliki peluang pertumbuhan yang kuat di masa depan atau malah sebaliknya.

Coba deh Be-emers praktikan tips di atas, biar jadi si paling fundamental!

Artikel ini juga tersedia dengan visual yang lebih menarik di Instagram Bisnis Muda lho, Be-Emers!

Pastikan kamu melihatnya dengan klik foto di bawah ini, ya!

Jangan lupa tinggalkan kritik, saran, atau masukan di kolom komentar!

 

Instagram Bisnis Muda

Instagram Bisnis Muda