Update Saham Bisnis Muda, Edisi 20 Juli 2020

Update Saham Bisnis Muda

Update Saham Bisnis Muda

Like

Dibuka di zona hijau, IHSG justru tergelincir hingga akhir sesi awal perdagangan bursa hari ini (20/7). Indeks Harga Saham Gabungan sempat menguat ke level 5.097,07, dua puluh menit setelah pembukaan.

Tak berselang lama, pukul 9:33 WIB, IHSG harus tergelincir hingga 0,58 persen ke level 5.050,28. Bahkan, 9 dari 10 sektor di dalamnya bergerak lemah dan dipimpin oleh sektor aneka industri.

Hingga akhir sesi awal perdagangan hari ini, IHSG masih tersungkur di zona merah, dengan terkoreksi 0,56 persen ke level 5.050,94. Sektor aneka industri pun jadi sektor yang paling tersungkur dengan koreksi hingga 1,75 persen.

Di sisi lain, sektor perkebunan jadi satu-satunya sektor yang moncer dengan naik 4,29 persen. Sepanjang sesi awal bursa hari ini, dari data di laman Bursa Efek Indonesia, frekuensi perdagangan saham sudah mencapai 560.740 dan senilai Rp7,09 miliar.

Akankah IHSG mampu berbalik rebound awal pekan ini?
 

Kinerja Emiten

Rencana dibukanya kembali bioskop akhir Juli ini rupanya harus ditunda lagi nih. Hal itu terjadi seiring dilanjutkannya kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek.


Hal ini tentunya membawa pengaruh yang cukup signifikan kepada para emiten bioskop dan produksi film. Pasalnya, angin segar untuk memperbaiki kinerja akibat pandemi ini harus tertunda. Sejumlah emiten ini pun harus memutar strategi kembali.

PT Graha Layar Prima Tbk, sebagai pengelola bioskop CGV Cinemas, akhirnya memutuskan untuk melakukan strategi bisnis baru. Dilansir dari Bisnis.com, emiten berkode saham BLTZ itu memilih untuk beralih ke jasa pembuatan video konten dan iklan untuk eksternal.

Enggak cuma itu, pihaknya juga akan memaksimalkan konten kreatif di sejumlah platform resminya seperti Instagram, YouTube, dan Zoom. Namun, berdasarkan strategi itu, BLTZ belum bisa memprediksi prospek pemasukan perseroan kedepannya.

Pemanfaatan fitur digital juga dilakukan oleh emiten PT MD Pictures Tbk. Emiten dengan kode FILM itu diketahui telah menyiapkan strategi baru untuk meningkatkan kinerjanya.

Permintaan film baru sangat tinggi, FILM pun rencananya akan memanfaatkan layanan streaming digital. Bukan cuma pemutaran filmnya doang nih, saat launching film pun akan dilakukan lewat platform digital.

Dengan mengantongi 5 film yang sudah siap tayang, emiten milik Manoj Punjabi itu pun optimis bisa memperbaiki kinerja di kuartal II/2020. “Kuartal II memang jelek, tapi kuartal setelahnya pasti akan membaik, “ ungkap Manoj, dikutip dari Bisnis.com.

Ada kabar apa lagi ya dari pasar modal hari ini?