Alasan Jomblo Stres Saat Ramadhan, Pengin Cepat Nikah: Ini Solusinya!

Like

Mereka Juga Ingin Seperti Itu

Menyaksikan sebuah keluarga utuh, ada suami, istri, dengan anak-anaknya beberapa butir, maksudnya beberapa orang, rasanya memang sepintas hidup jadi terasa bahagia.

Kalau jomblo yang serba sendiri, apapun, ya, urus sendiri. Mencuci sendiri, menjemur sendiri, menyetrika sendiri, kecuali pakai jasa laundry. Tapi 'kan, laundry juga butuh biaya. Masa mau laundry terus? Tidak mandiri dong! 

Events Ramadan: Kirim Cerita Ramadhan Tambah Cuan, Yuk Ikutan 30 Hari Ramadhan Bercerita!

Berbagai faktor seorang jomblo belum mendapatkan jodoh memang banyak. Kalau di tempat saya, yang laki-laki itu karena terkendala masalah uang.

Budaya atau adat di Sulawesi Tenggara adalah pakai uang panaik. Jumlah memang makin naik, namanya juga uang panaik, kalau turun namanya uang paturun. 


Pasti kamu tahu, dong, di berita ada yang sampai bayar miliaran demi mendapatkan si pujaan hati? Rata-rata sekarang membutuhkan uang panaik sebesar 30 juta rupiah.

Semakin si perempuan tinggi derajatnya, lulusan S2, sudah jadi PNS, punya jabatan, waow, makin mahal uang panaik tersebut!

Baca Juga: Bea Cukai Batasi Barang Impor, Bagaimana Nasib Jastiper?

Anak dari teman kantor saya dahulu, perempuan, mendapatkan jodoh laki-laki dengan uang panaik 200 juta. Soalnya, yang perempuan itu sudah menjadi dokter. 

Para jomblo akan makin stres belum menikah jika mereka sudah punya pekerjaan tetap. Mereka sudah ada gaji, tetapi gaji itu mau dikemanakan?

Diberikan ke orang tua sudah, ke fakir miskin juga sudah, ke masjid pun sudah oke, tetapi untuk menafkahi istri belum bisa, karena memang belum punya! 

Hasrat untuk menikah itu, tetapi terkendala biaya, akan makin menjadi-jadi ketika melihat orang tuanya tidak sanggup. Apakah dengan modal gajinya si jomblo, lalu nekat mengambil kredit dari bank?

Ini makin berat jika si jomblo berpandangan bahwa kredit bank itu riba dan dosanya besar luar biasa. 

Lalu, bagaimana solusinya? Apakah lari dari kenyataan ini? Mau berapa kilometer larinya? Apakah mau berdiam diri di rumah saja dengan alasan menghindari bully yang mungkin akan terus muncul?

Apakah akan joget-joget di depan HP, sambil diiringi musik "Munarohhhh"? Kan tidak begitu.