Fenomena Hujan di Bulan Juli, Efek La Nina atau Anomali Cuaca?

Ilustrasi fenomena anomali cuaca di Indonesia (Sumber gambar: Canva)

Ilustrasi fenomena anomali cuaca di Indonesia (Sumber gambar: Canva)

Like

Bulan Juli biasanya untuk beberapa bagian di Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun akhir-akhir ini di beberapa wilayah seperti Jakarta dan sekitarnya sering kali diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam waktu yang cukup lama. Apakah ini pertanda jika di Indonesia sedang mengalami La Nina atau anomali cuaca? 

Anomali cuaca adalah penyimpangan atau ketidaksesuaian cuaca yang terjadi ketika keadaan cuaca aktual berbeda secara signifikan dari yang diprediksi untuk jangka waktu tertentu.

Anomali bisa mencakup suhu yang turun atau naik secara drastis dari biasanya, atau juga ditandai dengan curah hujan yang turun atau naik drastis yang menyebabkan banjir atau bahkan kekeringan yang berkepanjangan.

Lalu fenomena kemarau basah yang sekarang sedang melanda Indonesia apakah termasuk anomali cuaca? 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa pada bulan Juli hingga Agustus nanti merupakan puncak dari musim kemarau untuk sebagian besar wilayah Indonesia. Namun perlu dicatat bahwa puncak musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan. 


Potensi hujan di puncak musim kemarau ini diperkirakan berlangsung hingga pertengahan bulan Juli 2024. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang dan petir untuk beberapa wilayah di Indonesia, sehingga BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap bencana banjir, longsor, ataupun angin puting beliung. 

Baca Juga: Cegah Dehidrasi Pada Saat Ibadah Haji, Begini Caranya!

Fenomena hujan di bulan Juli ini dipicu oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif  berada di wilayah Indonesia. Berdasarkan informasi Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik dan La Nina merupakan penyebab kuat terbentuknya awan penghujan di beberapa wilayah Indonesia. 

Sekilas informasi tentang La Nina adalah kejadian anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.

Baca Juga: Dampak Penyakit yang Timbul Akibat Heatwave, Kamu Merasakannya?

Kondisi ini biasanya diikuti dengan berubahnya pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator) di atmosfer yang berada di atasnya dan dapat mempengaruhi pola iklim dan cuaca global. Kondisi La Nina ini dapat berulang dalam beberapa tahun sekali dan setiap kejadian dapat bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun.
 

Hujan di bulan Juli ketika puncak musim kemarau/Canva

Hujan di bulan Juli ketika puncak musim kemarau/Canva