Karantina Berbuah Kreatifitas: Pengangguran Digaji Jutaan? Bisa Banget, Ini Faktanya

Pengangguran Digaji Jutaan (Sumber gambar: pixabay)

Pengangguran Digaji Jutaan (Sumber gambar: pixabay)

Like

Saya tercengang, ketika membaca data Bappenas yang menunjukkan fakta bahwa angka pengangguran di Indonesia meningkat hingga 3,7 juta orang akibat Covid-19. Data ini dipaparkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau kepala Bappenas, Bapak Suharso Monoarfa.

Dilansir dari laman website bisnis.com yang mengungkapkan bahwa, jumlah total pengangguran hingga bulan Juli tahun 2020 kemarin menjadi 10 juta orang.

Angka ini didapat dari jumlah pengangguran sebelumnya yang mencapai angka 7 juta ditambah data terakhir bulan Juli, 3,7 juta orang. Ini artinya ada 3,71persen penduduk Indonesia yang kehilangan kerjaan akibat Covid-19.

Lalu pertanyaannya, kalau kita adalah salah satu di antara 3,71% penduduk Indonesia yang pengangguran itu, apa yang mau dilakukan?

Tentu kita pengin tetap bisa punya penghasilan, bisa beliin jajan anak, dan shoping buat bahagiain keluarga, bukan? Kalau iya, jangan terlalu lama meratapi nasib. Kerjaan boleh hilang, tapi penghasilan jangan pula dibiarkan melayang.

Kita sebenarnya hanya butuh membangkitkan kreatifitas untuk bisa move on. Syukur-syukur bisa jadi penggangguran digaji jutaan dari berbagai sumber rezeki yang bisa diupayakan.

Apakah ini bisa dilakukan? Jelas ada fakta-fakta yang membuktikan bahwa pengangguran bisa dapat duit jutaan. Namun sebelum kita bahas lebih jauh, perlu disamakan dulu nih persepsi kita tentang definisi pengangguran.


Kalau pikiran kita mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang diam saja, malas gerak, dan enggak ada aktivitas, mohon diluruskan dulu.

Karena pengangguran dalam benak saya adalah status sementara yang disandang oleh seseorang yang belum memiliki pekerjaan tetap atau kontrak dengan pihak instansi tertentu.

Clear, ya? Mungkin saat ini kita memang enggak kerja kantoran, tapi kita punya penghasilan dari jalan lain. Mungkin juga saat ini kita enggak digaji bulanan oleh orang lain, tapi tetap bisa makan karena mendapat duit dari jalan yang lain.

Nah, bagaimana cara kita agar bisa jadi pengangguran yang digaji jutaan? Ada beberapa fakta menarik yang bisa kita simak untuk memotivasi diri.
 

Pengangguran Punya Lebih Banyak Waktu Luang

Jika dilihat dari faktor keterikatan dengan pihak lain, jelas pengangguran memiliki lebih banyak waktu luang. Dalam arti, sebagian besar waktu mereka dipakai untuk kegiatan yang sifatnya personal, untuk kepentingan pribadi.

Namun, kalau mereka menggunakan sebagian besar waktunya untuk kegiatan yang produktif, bisa jadi dompetnya lebih tebal dari karyawan kantoran pada umumnya.

Poinnya di sini adalah terkait porsi waktu yang bisa digunakan untuk hal yang produktif. Bukan terlalu banyak rebahan atau malas-malasan seperti mindset pengangguran yang selama ini tertanam di benak orang-orang.


Pengangguran Bisa Lebih Fokus Mengasah Keterampilan

Mungkin ada yang enggak terima kalau saya bilang bahwa pengangguran bisa lebih fokus mengasah keterampilan dibanding karyawan. Ok, enggak masalah.

Faktanya orang yang kerja di perusahaan tuh kadang pikiran dan tenaganya lebih banyak mikirin tugas dari perusahaan. Sepulang kerja kadang waktunya habis buat keluarga atau sekadar istirahat. Boro-boro mau mengasah skill, bisa istirahat nyenyak saja sudah bersyukur.

Pengangguran dalam hal ini memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendalami apa yang ingin dikuasai. Mengasah keterampilan untuk mewujudkan apa yang menjadi passion dia, tanpa ada intervensi dari boss mana pun.

Hal ini relevan dengan hasil studi yang dilakukan oleh Upwork yang memaparkan bahwa, pekerja lepas ternyata lebih berkomitmen untuk mengembankan keterampilan eksisting dan mempelajari keterampilan baru. (Bisnis.com)


Setiap Orang Memiliki Modal Kreatifitas

Sudah bukan rahasia umum kalau materi selalu jadi pertimbangan ketika bicara soal modal awal memulai karir atau usaha. Disaranin freelance jasa penulisan, alasannya enggak punya laptop. Dianjurin jualan, ngeles enggak punya produk.

Padahal kita semua punya kreatifitas. Sebuah berlian dalam diri kita masing-masing yang apabila diasah, bisa membuat kita mampu mengubah masalah jadi berkah.

Di artikel sebelumnya saya sudah jabarkan mengenai bagaimana seorang seniman yang terdampak pandemi bisa dapetin 10 juta dari buah kreatifitasnya. Modal mereka ya kreatifitas yang diasah itu tadi.

Cek saja di link artikel: Kreatif, Akhirnya Cair 10 Juta Dari Satu Karya.

Bisa jadi saat ini kita masih meratapi nasib jadi pengangguran, lalu lupa menggunakan kreatifitas untuk menghasilkan sesuatu yang kita sukai atau bermanfaat untuk orang lain. Ini tandanya kita belum move on.


Aplikasi Digital Terbuka Lebar untuk Dimanfaatkan

Entah pengangguran, karyawan, pekerja freelance, atau karyawan yang merangkap freelance, sama-sama punya peluang memanfaatkan aplikasi digital yang ada. Banyak sekali aplikasi digital yang tersedia gratis dan bisa kita manfaatkan.

Tinggal kitanya saja, mau belajar memanfaatkan aplikasi tersebut atau enggak. Karena saya sering dengar orang-orang yang mengeluh gaptek dan akhirnya memaksa diri untuk menerima kegaptekannya itu.

Padahal di internet begitu banyak materi tutorial yang bisa diakses secara gratis.

Ada yang menarik dari sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard Business School for Degreed. Dari penelitan tersebut diketahui bahwa, pekerja lepas mampu mengambil manfaat penuh dari alat digital untuk kebutuhan pendidikan profesional dan berkelanjutan dibandingkan karyawan tradisional. (Dikutip dari laman situs bisnis.com)

Masih mau ngeles dan ngotot kalau pengangguran tuh beda sama pekerja lepas? Iya, memang beda, kecuali kalau kita ini mengisi setiap waktu dengan hal yang produktif. Karena pekerja lepas selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk hal yang produktif.


Gajian Bisa Didapatkan Tanpa Harus Berstatus Karyawan

Banyak teman-teman saya yang memilih resign dari kantor dan memilih fokus menjalani passion. Ada yang memilih nge-blog ketimbang kerja kantoran. Ada yang menolak jabatan dan memilih menulis buku di rumah.

Faktanya, rupiah yang mereka dapatkan bisa setara dengan gaji saat jadi karyawan. Bahkan ada yang melebihi gaji bulanan mereka.

Selama ini makna kata gajian memang selalu identik dengan karyawan atau pegawai yang terikat kerja dalam kurun waktu tertentu. Namun, semakin ke sini istilah gajian pun dipakai oleh para freelancer yang menerima bayaran dari job yang mereka kerjakan.

Istilah gajian juga dipakai para bloger yang menerima royalti dari upayanya sebagai publisher iklan. Saya rasa begitu juga di beberapa bidang tertentu yang ada kaitannya dengan aktivitas jual beli jasa.

Jadi, pengangguran pun bisa gajian ketika mereka mampu mengoptimalkan kebisaan mereka untuk aktivitas jual beli jasa. Ok, mungkin rada belibet untuk dipahami, tapi saya sudah coba membuktikan.

Senin sampai Sabtu, saya kerja di sebuah rumah sakit dari pagi sampai sore. Lalu, di luar jam kerja itu saya pakai untuk mencari tambahan penghasilan melalui freelance.

Saya belajar secara otodidak, dan sekarang setiap bulan saya bisa dapat jutaan dari freelance. Freelance jasa artikel seo, pembuatan website, desain cover buku, dan pembuatan video iklan. Lumayan untuk saya yang belajar secara otodidak.

Kalau saya yang seorang karyawan ini bisa cari tambahan penghasilan, harusnya teman-teman yang punya waktu luang lebih banyak juga bisa menghasilkan lebih dari yang saya dapatkan.

Nah, sekarang apa kita masih akan diam saja, rebahan, malas-malasan, cuma mengandalkan turunnya bantuan? [SNs]