Legalisasi Aborsi Korban Pemerkosaan, Antara Solusi dan Penyalahgunaan

Like

Realitas Korban Pemerkosaan

Sebaliknya dari banyaknya berita dan temuan kasus yang ditemukan, menunjukkan bahwa aborsi karena korban pemerkosaan sangat jarang terjadi.

Korban pemerkosaan justru banyak yang memilih bungkam tentang apa yang terjadi dan menimpa dirinya. Jangankan untuk berbicara tentang kehamilan yang tidak diinginkannya.

Mengatakan bahwa mereka telah menjadi korban pelecehan seksual saja sudah menjadi beban berat. Hal tersebut dikarenakan ketakutan mereka terhadap stigma masyarakat terhadap korban.

Mereka kerap disalahkan atas apa yang menimpa dirinya. Sehingga rasa takut dan malu yang dalam, membuat mereka memilih bungkam.

Seringkali korban kasus ini tetap bungkam dan tidak meminta pertolongan baik secara medis atau hukum. Hal tersebut karena mereka takut akan menerima konsekuensi reaksi negatif masyarakat yang lebih sering menyudutkan.


Baca Juga: Dampak Psikologis dan Sosial Korban Pemerkosaan, Ini Dukungan yang Tepat!

Sehingga rasa ketakutan dan kekhawatiran mereka menjadi masalah yang semakin kompleks. Hal tersebut membuat upaya perlindungan terhadap korban pemerkosaan semakin sulit dan rumit.

 

Aborsi Pilihan Terakhir

Jika terdapat kasus pemerkosaan yang diketahui hukum dan kemudian korban mengalami kehamilan. Serta kehamilan tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan mental dan fisik korban, setelah melalui pendalaman kasus ternyata aborsi menjadi solusi, hal tersebut bisa dipertimbangkan.

Namun, tetap harus ada prosedur dan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa aborsi dilakukan dengan alasan yang sah dan tidak disalahgunakan.