Kasus bullying atau perundungan atau penganiayaan semakin marak. Berita terakhir, ada seorang dokter yang bunuh diri, diduga karena dirundung. Dulu pun perundungan tidak direkam bahkan sekarang dengan bangganya direkam.
Kata beberapa ahli agama ini tidak hanya disebut perundungan tetapi kejahatan. Dan ini bisa terjadi karena dibiasakan sejak kecil, yang disebut "lumrahisasi" kenakalan anak. Anak nakal dibiarkan.
Dan ini semakin diperparah dengan orang tua dan sekolah yang tidak dibatasi penggunaan gawai.
Pandemi juga memperparah keadaan. Yang sebelumnya penggunaan gawai dibatasi, justru digunakan, karena memang itu satu-satunya sarana.
Penggunaan gawai ini tidak bisa dikendalikan, termasuk ketika anak-anak melihat cuplikan-cuplikan kekerasan.
Penyebab Bullying Marak Terjadi
Film-film juga berpengaruh. Ada tokoh jahat ataupun kekerasan di kartun-kartun yang bisa ditiru anak-anak. Dan tokoh-tokoh yang melakukan kekerasan tersebut seolah bangga, tidak merasa bahwa itu salah. Di film-film tersebut juga tidak diajarkan kasih sayang, meminta maaf, dan sebagainya.
Baca Juga: Perundungan Mahasiswa PPDS, Bagaimana Cara Efektif untuk Menghentikannya?
Guru atau sekolah kurang respon dan itu dianggap biasa. Sekolah sekarang juga menghadapi berbagai regulasi. Guru merasa lebih baik diam jika sudah mengingatkan anak yang tidak baik sekali dua kali, namun tetap melanjutkan kenakalannya, daripada guru tersebut kena masalah.
Beberapa orang tua sekarang juga tidak terima jika diberi laporan kalau anaknya kurang baik terhadap temannya.
Lingkungan juga berpengaruh. Kegiatan anak sekarang pun banyak melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat. Misal gabung geng motor, geng anak jalanan, geng nongkrong di cafe, dan sebagainya.
Masalahnya kasus perundungan bukan hanya anak melihat dan mencontoh dari lingkungan. Tetapi, anak menjadi pelaku dan korban perundungan di lingkungan itu sendiri. Kasus perundungan di Cilacap misalnya, seorang anak ingin masuk di grup geng motor, tetapi anak yang lain tidak membolehkannya, sehingga mereka merundung satu anak tadi.
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.