Begin - Canva
Likes
Tren untuk berinvestasi makin marak aja nih, Be-emers. Salah satunya, ketertarikan masyarakat untuk berinvestasi reksa dana.
Diketahui dari data Pencapaian Tahun 2020 dan Rencana Strategis 2021 PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pertumbuhan investor (single investor identification/SID) reksa dana meningkat 78,38 persen hingga 29 Desember 2020, dengan total lebih dari 3,1 juta investor.
Waw, banyak juga ya!
Buat kamu yang belum tahu, kalau mengacu dari UU No.8/1995 sih, reksa dana merupakan wadah yang digunakan buat menghimpun dana dari investor, yang mana selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh pihak manajer investasi.
Reksa dana memang dinilai sebagai salah satu instrumen investasi yang cukup aman buat pemula. Namun, reksa dana tetap punya risiko lho, Be-emers.
Baca Juga: Ini Alasan Investasi Reksa Dana Cocok untuk Kamu yang Punya Budget Pas-Pasan
Makanya, kamu sebagai calon investor reksa dana perlu banget nih memahami banyak hal biar enggak boncos.
Menurut Perencana Keuangan Senior Aidil Akbar Madjid, dikutip dari Bisnis, ada enam hal nih yang kamu perlu perhatikan sebelum berinvestasi reksa dana. Apa saja yaaa?
Ketahui Profil Risiko
Sebelum mulai berinvestasi, kamu harus mengetahui terlebih dahulu profil risiko diri kamu sendiri nih, Be-emers.
Profil risiko sendiri ada bermacam-macam lho. Misalnya konservatif, yang biasa tidak ingin mengambil risiko tinggi, kemudian juga ada moderat, dan agresif.
Tujuan Keuangan dan Investasi
Setelah profil risiko, investor pemula harus mencari tahu tujuan keuangan serta tujuan investasi.
Menurut Aidil, tujuan keuangan dan investasi setiap orang tentu berbeda. Tujuan yang berbeda itu pun menyebabkan jangka waktu yang dibutuhkan setiap orang enggak bisa sama.
Ketahui Produk dan Jenis
Tahu enggak sih? Ada empat jenis reksa dana jika dilihat dari profil investasi. Pertama, pasar uang yang biasanya dipakai untuk jangka pendek atau di bawah satu tahun. Kedua, reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana ini cocok untuk jangka menengah dikisaran satu hingga tiga tahun.
Ketiga, reksa dana campuran yang cocok untuk jangka menengah ke panjang yang biasanya berjangka tiga hingga lima tahun. Terakhir, reksa dana saham, yang cocok untuk jangka panjang atau biasanya di atas 5 tahun.
Risiko Produk
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, reksa dana juga cukup berisiko. Hal ini berlaku untuk semua jenis, termasuk reksa dana pasar uang.
Mungkin, bisa saja kamu dapat cuan (return) tinggi atau bahkan turun seketika. Kenali risiko dari masing-masing produk reksa dana sebelum membelinya.
Pelajari Cara Kerja
Aidil menjelaskan, reksa dana punya mekanisme yang beda dengan saham nih, Be-emers. Reksa dana punya manajer investasi dan bank kustodian sebagai partner.
Ada pula agen penjual reksa dana atau APERD yang bisa berbentuk bank, sekuritas, atau perusahaan, dan fintech.
Baca Juga: Memulai Investasi Reksa Dana Sejak Muda, Kenapa Enggak?
Cara Memilih Reksa Dana
Pertama, cari reksa dana yang cocok dengan profil risiko kamu dong. Salah satu caranya, kamu bisa mempelajari kinerja masing-masing reksa dana.
Aidil mengungkapkan, ia mengetahui kalau kinerja reksa dana merupakan hal yang wajib diketahui sebelum memulai berinvestasi.
Gimana? Sudah siap buat berinvestasi di instrumen reksa dana, Be-emers?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.