Apa Itu Dollar Cost Averaging dalam Reksa Dana?

Apa Itu Dollar Cost Averaging Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

Like

Buat kamu yang tertarik atau sudah mulai berinvestasi di reksa dana, pasti seringkali mendengar istilah Dollar Cost Averaging bukan? Lalu, sebenarnya apa itu Dollar Cost Averaging dalam reksa dana?

Dalam berinvestasi, banyak orang yang menginginkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Apakah kamu salah satunya?

Meski bisa saja terjadi, tapi hal itu enggak semudah yang kamu bayangkan lho, Be-emers. Kamu perlu melakukan sejumlah analisis atau menemukan strategi yang tepat untuk meraih keuntungan yang kamu ingin capai.

Lalu, gimana cara mendapatkan keuntungan dari investasi di reksa dana?

Seperti yang kita ketahui, reksa dana merupakan investasi yang mengandalkan manajer investasi untuk mengelola dana kita nih, Be-emers. Meski begitu, kamu juga perlu tahu strategi investasi reksa dana, salah satunya yakni Dollar Cost Averaging.


Baca Juga: Pentingnya Intrinsic Value dalam Strategi Value Investing

 

Apa Itu Dollar Cost Averaging?

Jika kamu berpikir bahwa berinvestasi satu kali bisa langsung menghasilkan keuntungan banyak, kayaknya kamu perlu pikir ulang lagi nih, Be-emers. Soalnya, dalam strategi Dollar Cost Averaging, justru memungkinkan kamu untuk berinvestasi secara rutin untuk mendapatkan keuntungan.

Dikutip Forbes, rata-rata biaya dolar atau Dollar Cost Averaging adalah sebuah strategi untuk mengelola risiko harga saat kamu berinvestasi, baik di saham maupun reksa dana. Ketimbang berinvestasi satu kali, Dollar Cost Averaging justru mengharuskan kamu untuk berinvestasi secara rutin.

Forbes menyebutkan, dalam strategi Dollar Cost Averaging, dengan rata-rata biaya, kamu membagi jumlah uang yang ingin diinvestasikan dan membeli sejumlah aset kecil dari waktu ke waktu secara berkala.

Misalnya nih, kamu berencana untuk menginvestasikan Rp1.200.000 di reksa dana tahun ini. Kamu punya pilihan: menginvestasikan semua uang kamu secara langsung di awal atau kamu bisa menginvestasikannya Rp100.000 setiap bulannya.

Kalau kamu memilih untuk berinvestasi Rp100.000 secara rutin tiap bulannya, maka kamu bisa menerapkan strategi Dollar Cost Averaging nih, Be-emers.

 

Apa Itu Dollar Cost Averaging Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva

 

Tujuan dan Manfaat Strategi Dollar Cost Averaging

Pada dasarnya, strategi Dollar Cost Averaging membantu kamu untuk mulai berinvestasi dengan jumlah uang yang kecil. Selain itu, Dollar Cost Averaging membuat investasi kamu masuk secara teratur.

Dengan begitu, dikutip Forbes, kamu enggak perlu menunggu sampai punya jumlah tabungan yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan pasar.

Soalnya, dilansir dari laman Pluang, tujuan dari strategi Dollar Cost Averaging ini untuk mengurangi dampak dari volatilitas di harga aset sasaran. Dengan begitu, investasi kamu enggak bergantung dari volatilitas deh, Be-emers.

Apalagi, menurut penelitian Charles Schwab, mereka yang tetap berinvestasi saat pasar sedang bearish (turun) -jika kamu berinvestasi pada reksa dana saham- kamu sebenarnya secara historis telah melihat pengembalian yang lebih baik daripada mereka yang menarik uang mereka.

Bahkan, Schwab juga mengungkapkan kalau investor yang mencoba mengatur waktu pasar untuk melihat keuntungan secara drastis sebenarnya enggak lebih baik dari mereka yang secara teratur berinvestasi dengan strategi Dollar Cost Averaging.

Nah, berikut manfaat lain dari strategi Dollar Cost Averaging:

1. Dollar Cost Averaging cocok untuk investor pemula

Seperti yang disebutkan, strategi Dollar Cost Averaging memungkinkan kamu untuk berinvestasi dalam jumlah sedikit, tapi rutin. Selain itu, investasi kamu enggak akan terlalu terpengaruh dengan volatilitas pasar.

Dengan begitu, Dollar Cost Averaging cocok untuk kamu yang masuk kategori investor pemula nih, Be-emers. Selain itu, Dollar Cost Averaging juga akan melatih kamu untuk secara rutin dan konsisten dalam berinvestasi.
 

2. Membantu kamu untuk berinvestasi jangka panjang

Dollar Cost Averaging juga membantu kamu untuk berinvestasi dalam jangka panjang nih, Be-emers. Saat kamu rutin berinvestasi dengan jumlah yang enggak terlalu besar, memungkinkan kamu untuk mencapai tujuan investasi secara jangka panjang.

Soalnya, dikutip Forbes, Dollar Cost Averaging juga menghilangkan emosi dari keputusan pembelian aset saat berinvestasi. Misalnya, saat bursa bergerak bearish, kamu akan tetap berinvestasi untuk mencapai tujuan jangka panjang yang mau kamu capai.


Jadi, apakah kamu termasuk yang cocok menerapkan strategi Dollar Cost Averaging, Be-emers?

Baca Juga: Sering Digunakan Investor Ternama, Apa Itu Value Investing?