Pemberhentian Penjualan Sepeda Motor Konvensional, Ini yang Perlu Diketahui tentang Net Zero Emission (NZE)

Net Zero Emission Illustration Web Bisnis Muda - Image: Flickr

Like

Masih pada bulan yang sama, mungkin publik sedang dihebohkan dengan pemberitaan seputar pemberhentian penjualan sepeda motor konvensional atau motor berbahan minyak.

Hal tersebut memang benar adanya. Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan bahwa di tahun 2040, pemerintah berusaha untuk meningkatkan bauran EBT (Energi Baru Terbarukan) hingga 71 persen.

Hal itu dibarengi dengan pemberhentian penjualan sepeda motor konvensional serta konsumsi listrik yang telah mencapai 2.847 kWh/kapita , sebagaimana dikutip dari Detik.

Upaya tersebut merupakan sedikit gambaran dari rancangan komitmen demi terwujudnya Net Zero Emission (NZE) di Indonesia yang direncanakan akan terealisasi pada tahun 2060.

Baca Juga: Skema Pajak Karbon Mulai Diberlakukan pada April 2022
 

Apa Itu Zero Emission (NZE)?

Net Zero Emission (NZE) ini dapat diartikan sebagai nol-bersih emisi atau pengurangan dari emisi gas buang agar terciptanya ekosistem alam yang lebih baik serta dalam rangka menanggulangi perubahan iklim yang kian hari kian mengkhawatirkan.


Keseriusan pemerintah dalam mewujudkan net zero emission ini juga sangat terlihat dengan jelas lewat publikasi-publikasi yang dilakukan kepada publik.

Bentuk publikasi tersebut meliputi prinsip-prinsip dari net zero emission hingga perilisan peta jalan menuju net zero emission. Hal tersebut dilakukan saat ini hingga tahun 2060 mendatang, sebagaimana bersamaan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Arifin Tasrif pada Kamis, (14/10/2021) dalam keterangan pers yang sama.


Prinsip Net Zero Emmision (NZE)

  • Peningkatan serta pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
  • Pengurangan penggunaan energi fosil.
  • Memfokuskan agar sektor transportasi didominasi tenaga listrik.
  • Peningkatan dalam pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan sektor industri.
  • Pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).

Peta Jalan Net Zero Emission (NZE)

  • Tahun 2021, pemerintah akan memberhentikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru, pengecualian terhadap PLTU yang telah terkontrak atau sudah berada pada tahap konstruksi.
  • Tahun 2022, pemerintah akan memastikan Undang – Undang seputar EBT sudah selesai bersamaan dengan target penggunaan kompor listrik di Indonesia mencapai 2 juta pada sektor rumah tangga.
  • Tahun 2024, pembangunan interkoneksi, jaringan listrik pintar (smart grid) dan smart meter.
  • Tahun 2025, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan mendominasi dengan capaian bauran EBT telah mencapai 23 persen.
  • Tahun 2027, pemerintah akan memberhentikan impor Liquefied Natural Gas (LNG) dan capaian bauran EBT telah mencapai 42 persen.
  • Tahun 2030, jaringan gas diharapkan mencapai 10 juta rumah tangga, mobil listrik sebanyak 2 juta unit serta motor listrik sebanyak 13 juta unit. Selain itu, penyaluran Bahan Bakar Gas (BBG) mencapai 300 ribu dengan dibarengi pemanfaatan Dymethil Ether dengan penggunaan listrik sebesar 1.548 kWh/kapita.
  • Tahun 2031, semua PLTU tahap pertama subcritical akan mengalami pensiun dini.
  • Tahun 2035, keberadaan interkoneksi antar pulau dengan konsumsi listrik mencapai 2.805 kWh/kapita dan bauran EBT telah mencapai 57 persen.
  • Tahun 2040, bauran EBT telah mencapai 71 persen yang dibarengi dengan pemberhentian penjualan motor konvensional, PLT Diesel serta penggunaan lampu LED mencapai 70 persen dan target konsumsi listrk mencapai 2.847 kWh/kapita.
  • Tahun 2045, pemerintah akan membuat wacana akan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan kapasitas 35 GW terhitung dari tahun 2045 hingga tahun 2060.
  • Tahun 2050, bauran EBT telah mencapai 87 persen yang dibarengi dengan pemberhentian penjualan mobil konvensional serta capaian konsumsi listrik mencapai 4.299 kWh/kapita.
  • Tahun 2060, bauran EBT telah selesai dengan capaian 100 persen seiringan dengan dominasi PLTS dan Hydro. Selain itu, penyaluran jaringan gas pada sektor rumah tangga sebesar 23 juta rumah, kompor listrik 52 juta rumah, penggunaan kendaraan listrik lebih masif serta capaian konsumsi listrik mencapai 5.308 kWh/kapita.
Nah, gimana Be-emers menurut kalian keberlanjutan dari Net Zero Emission ini kedepannya?

Baca Juga: 
Dari Denda Manusia Silver Hingga Stut Motor, Ini Sederet Wacana & Aturan Nyeleneh di Indonesia