Jihan Wu Usung Perusahaan Penambangan Bitcoin Bitdeer Untuk Go Public

Jihan Wu Illustration Web Bisnis Muda - Image: ZyCrypto

Like

Mendengar seputar penambangan Bitcoin di dunia, pasti Be-emers langsung terbesit dua negara yang memang diketahui memiliki pusat penambangan terbesar yaitu Amerika Serikat dan China.

Kedua negara tersebut memang terus berpacu dalam mendapatkan predikat penambangan Bitcoin terbesar di dunia, sebelum pada akhirnya Amerika Serikat menggeser posisi China selaras dengan pemerintah China yang kini melarang transaksi kripto.

Namun siapa sangka, seusai larangan itu diberlakukan, masih terselip satu nama yang sekaligus menjadi pionir kripto dengan kepemilikan manufaktur chip pertambangan Bitcoin yaitu Jihan Wu yang justru mengusung perusahaannya untuk go public, lho, Be-emers!

Baca Juga: Geser China, Kini Amerika Serikat Jadi Negara Penambang Bitcoin Terbesar di Dunia
 

Bitdeer Jalin Kerjasama dengan BSGA

Melansir dari Forbes, Jihan Wu selaku pendiri perusahaan penambangan Bitcoin bernama Bitdeer secara resmi telah menyepakati jalinan merger dengan Blue Safari Group Acquisition Corp dengan nilai US$4 miliar atau setara Rp57 triliun untuk dapat melantai di bursa Amerika Serikat.

Adapun skema yang dilakukan dalam merger tersenit ialah Special-Purpose Acquisition Company (SPAC) atau lebih dikenal dengan istilah “perusahaan cek kosong”.


Pihak Bitdeer mengatakan dalam capaian kesepakatan SPAC ini diharapkan akan selesai pada kuartal pertama tahun depan selaras dengan terkumpulnya penawaran umum perdana senilai US$57 juta atau setara dengan Rp814 miliar pada Juni lalu.

Setelah jalinan merger itu disepakati pada Kamis, (18/11/2021), Bitdeer Technologies Holding Company berganti nama menjadi Bitdeer Technologies Group nantinya pada pasar Nasdaq.

Bitdeer sendiri merupakan perusahaan penambangan Bitcoin yang berasal dari spin-off Bitmain Technology yang didirikan Jihan Wu dan Micree Zhan pada tahun 2013, sebelum pada akhirnya Jihan Wu hengkang pada Januari lalu.

Bitdeer diketahui berfokus dalam menyediakan layanan berbagi daya komputasi untuk penambangan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya dengan kepemilikan lima pusat data penambangan eksklusif di AS dan Norwegia.

Lebih lanjut lagi, perseroan Bitdeer sendiri berbasis di Singapura selaras dengan langkah cermat yang diambil oleh Jihan Wu agar terhindar dari larangan perdagangan kripto di China.

Jihan Wu memang diakui sebagai sosok yang paling menonjol dalam industri cryptocurrency sampai-sampai mengantarkan dirinya masuk ke deretan Forbes’ China Rich List.

Maka tak heran, Jihan Wu pernah mencatatkan dirinya sebagai orang pertama yang menerjemahkan whitepaper Bitcoin Satoshi Nakatomo ke dalam bahasa mandarin pada tahun 2011.

Gimana tanggapanmu, Be-emers?

Baca Juga: Enggak Main-Main, Pemerintah China Kini Larang Transaksi Kripto