Indahnya Tradisi dan Kehangatan Bulan Suci Ramadhan ala Suku Batak

Sumber: Pinterest

Like

Pernahkah kalian melihat bagaimana keseruan ramadan dirayakan dengan paduan tradisi khas batak? Mari kita duduk santai sejenak dan saya akan bercerita kepada kalian tentang bagaimana Ramadhan dirayakan di tengah-tengah masyarakat Batak Toba. 

Tentunya, dengan sentuhan kehangatan dan kebersamaan yang khas. Jadi, bayangkanlah dataran tinggi Sumatera Utara, di mana rumah-rumah bergaya pelana mempercantik pemandangan, dan tradisi adat yang kaya warna menghiasi kehidupan sehari-hari.

Nah, di sinilah kita akan menjelajahi bagaimana Suku Batak Toba merayakan bulan suci Ramadhan dengan ciri khasnya sendiri.

Baca Juga: Kenali 5 Adat Penikahan yang Populer Orang Pakai di Indonesia!

Pertama-tama, ada ‘Marpangir’. Ini adalah tradisi yang unik di mana pada hari terakhir bulan Syaban. 


Masyarakat Batak Toba melakukan ritual mandi menggunakan bahan-bahan alami seperti daun sereh wangi, daun jeruk purut, daun pandan, daun nilam, mayang pinang, akar usar, akar sitanggis dan sebagainya.

Tujuannya sederhana, yaitu untuk membersihkan dan memberi aroma tubuh sebagai persiapan menyambut Ramadan. Bayangkan bagaimana ritual ini membawa keharuman dan kesegaran bagi umat yang menjalankannya.

Baca Juga: Bisnis Makanan Khas Batak Bisa Cuan Puluhan Juta? Yuk, Intip Kisah Nofelita Sijabat

Kemudian, ada ‘Mangan Fajar’ dan ‘Marandang’, momen penting yang menggabungkan kuliner tradisional dan kebersamaan.

Mangan Fajar adalah sajian pra-fajar atau yang biasa kita kenal sebagai sahur, sementara Marandang adalah hidangan setelah matahari terbenam atau hidangan berbuka.

Hidangan tradisional yang khas tersebut seperti 

  • Saksang, dibuat dari daging babi atau sapi, dimasak dengan rempah-rempah dan santan.
  • Arsik, hidangan ikan tradisional Batak, dimasak dengan rempah-rempah dan bumbu khusus.
  • Panggang, biasanya terbuat dari daging atau ikan yang dibakar