Gemercik air yang mengalir di antara bebatuan alam sungguh elok dipandang. Suaranya mengalun indah, membawa kedamaian jiwa. 

Saat kita menapakkan kaki ke dalam air, apa yang kita rasakan?

Dingin pastinya …. Ujung-ujung saraf dermis kita akan merasakan gerakan air yang mengalir lembut bersama dengan material-material tak kasat mata yang menyelimutinya.

Be-emers, di era apakah kita hidup sekarang?

Kita hidup di era kemajuan teknologi digital yang merasuki berbagai aspek kehidupan. Apa yang tidak kita ketahui bisa kita tanyakan kepada mesin pencari atau bantuan sosok bernama AI. Dalam hitungan detik, semua akan terjawab.


Nah, Be-emers tahu enggak AI ini siapa, dari mana, dan mau ke mana? 

Si Doi ternyata adalah kepanjangan dari dua kata berbahasa inggris. Yang pertama A, Artificial. Kata ini, kalau kita artikan ke dalam bahasa Indonesia nih, jadinya berarti buatan atau tiruan. Dan ... yang kedua I, adalah Intelligence. 

Arti kata kedua ini dalam bahasa Indonesia adalah kecerdasan atau kepandaian. Jadi, Be-emers, dua kata tersebut kalau kita gabungkan bisa bermakna kecerdasan buatan atau juga bisa kecerdasan tiruan. 

Baca Juga: Harmonisasi Senyum dan Tawa Lepas: Rehat Sebentar untuk Melepas Lelah Hasil Bertani Bersama Para Sahabat Kebun

Gimana nih Be-emers, sudah mulai kenal dengan AI? 

Mengutip dari inet.detik.com, saat ini telah hadir Pusat AI atau AI Center of Excellence (CoE) di Indonesia. Dengan keberadaan fasilitas yang memadai serta dukungan kerjasama beberapa perusahaan teknologi, pusat AI ini menargetkan 2 juta talenta berkualitas di bidang AI. 

Ngomong-ngomong masalah AI di sektor pertanian, apa yang sebaiknya kita serahkan kepada AI dan apa yang seharusnya tetap kita lakukan?

Ini adalah pertanyaan yang cukup menarik, karena keberadaan AI sebenarnya sangat bermanfaat bagi para petani di Indonesia. Ditambah lagi, keberadaan sektor pertanian yang merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di negara kita.