Likes
“Pupuk ini tak perlu dilarutkan ke air, bisa langsung diaplikasikan di tanah. Selain itu, pupuk ini juga bersifat slow realease sehingga mencegah kehilangan hara akibat pencucian, penguapan dan alian permukaan. Dan yang paling penting harganya lebih murah,” ujar petani semangka dan melon tersebut.
Dari sinilah kita bisa melihat, bahwa peran pupuk dalam kehidupan petani sangatlah krusial. Begitupun dengan industri pupuk yang hari ini hadir di negara kita, ia bukan sekadar produsen, tapi pemain utama dalam strategi ketahanan pangan nasional. Namun, tantangan utamanya bukan hanya memenuhi kebutuhan pupuk nasional, tetapi juga menciptakan industri yang lebih adil dan transparan, harga jual yang tidak membelit, distribusi yang merata dan tepat sasaran, serta inovasi produk yang ramah lingkungan.
Dunia yang hari ini serba instan, mudah bagi kita melupakan proses. Tapi dari desa-desa yang hidupnya tergantung musim tanam, pupuk adalah awal dari segalanya. Dari butiran kecil itulah nilai besar lahir. Memang hanya butiran kecil, tapi ketika sampai ke tanah yang tepat dan di tangan yang tulus, maka akan tumbuh menjadi harapan. Bukan hanya bagi petani, tapi bagi Indonesia.
Barangkali sudah saatnya kita melihat pupuk bukan hanya sebagai produk, tapi sebagai penopang. Penopang ekonomi, penopang pangan dan penopang masa depan. Sudahkah kamu siap untuk itu?
Baca Juga: Ketahanan Pangan Mandiri Bisa Dimulai dari Kebun Sendiri
Referensi:
https://kaltimtoday.co/cerita-warga-binaan-pupuk-kaltim-sulap-lahan-nirproduktif-jadi-perkebunan-semangka-dan-melon-terkemuka-di-kukar-turut-berdayakan-petani-lokal#:~:text=
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.