Jangan Gegabah, Simak Tips Ini saat Kamu Bingung Berinvestasi

Investment - Canva

Investment - Canva

Like

Ketika berinvestasi, jangan sampai kamu hanya ikut-ikutan teman saja ya. Soalnya, investasi itu perlu disertai dengan tujuan juga nih, Be-emers.

Meski begitu, banyak yang masih suka bingung ketika berinvestasi. Misalnya, bingung dalam memilih instrumen investasinya, kapan harus memulainya, hingga memilih manajer investasi yang pas.

Apakah kamu pernah mengalaminya?

Nah, dikutip dari laman Bisnis, ini tips buat kamu yang lagi galau ketika berinvestasi.
 

Perhatikan Inflasi

Buat kamu yang berencana untuk berinvestasi jangka panjang, seperti deposito, ada baiknya kamu memperhatikan juga faktor inflasi ketika ingin memilih sarana investasinya. Soalnya, bisa jadi uang yang kamu tanam malah makin kecil daya belinya.

Makanya,  berinvestasi pada saham atau reksadana saham adalah salah satu cara untuk bersaing dengan inflasi lho! Meski begitu, ingat, kalau investasi tersebut punya tingkat risiko yang lebih tinggi dari deposito.


Soalnya, nilai saham dan keadaan pasar modal bisa berubah-ubah kapanpun. Meski begitu, saham dan reksa dana juga punya potensi cuan yang lebih besar.

Baca Juga: Begini Cara Investasi ala Lo Kheng Hong saat Bursa Anjlok
 

Diversifikasi Investasi

“Jangan taruh banyak telur dalam satu keranjang”

Ungkapan itu sangat populer di kalangan investor. Artinya, jangan sampai kamu menaruh satu investasi berjumlah besar dalam satu portofolio saja.

Alangkah lebih baik, kalau kamu melakukan diversifikasi investasi nih, Be-emers. Diversifikasi investasi yaitu meletakkan dana ke beberapa aset.

Misalnya, kamu bisa berinvestasi emas, saham, dan obligasi secara bersamaan. Hal itu dilakukan agar kamu bisa mengatur risiko.

Selain itu, kamu juga jadi bisa memastikan mana aset yang rugi dan cuan. Jadi, beban yang dirasakan pun berkurang, sehingga kamu mampu melanjutkan investasi ke waktu dimana aset tersebut bisa memberikan hasil lebih baik.
 

Pilih Investasi yang Tepat

Berbagai jenis instrumen investasi seperti saham, obligasi, hingga deposito, bisa kamu pilih. Namun, pilihlah instrumen investasi yang resikonya sesuai dengan kesanggupan kamu!

Soalnya, tiap instrumen itu punya risiko yang berbeda-beda. Nah, secara garis besar, berdasarkan tingkat risikonya, ini sejumlah instrumen investasi yang bisa kamu pilih:
Tingkat risiko dan imbalan tinggi: saham, deposito, obligasi korporasi,
Tingkat risiko dan imbal hasil rendah: emas, properti, obligasi negara, reksa dana
 

Mulai dengan Modal Kecil Dulu

Buat kamu yang baru mau mulai investasi, kamu bisa coba dengan modal yang kecil terlebih dahulu. Namanya juga masih coba-coba, santai saja dulu ya kaan?

Daripada kamu gegabah menginvestasikan dalam jumlah besar, pilih dulu investasi yang sudah terjamin dan punya performa yang baik selama lima hingga sepuluh tahun terakhir, dan beli dalam jumlah sedikit namun secara konsisten.

Baca Juga: Ini Rahasia Warren Buffet Sukses Berinvestasi Sejak Umur 11 Tahun
 

Jangan Sering Monitor Investasi

Enggak cuma ke pasangan, dalam berinvestasi pun kamu sebaiknya enggak boleh “posesif”. Dengan kata lain, kamu enggak perlu juga sedikit-sedikit memantau perkembangan investasi yang kamu miliki.

Soalnya, hal itu justru bikin kamu jadi gampang cemas dan bisa bikin keputusan kamu jadi keliru saat berinvestasi.

Kamu bisa memantau perkembangan investasi setiap bulan atau per kuartal. Untuk investasi saham, kamu juga perlu mengawasi perkembangan kinerja emitennya sebagai pertimbangan.