IHSG Diprediksi Berlanjut Rebound Hingga Akhir Tahun, Apa Aja Pemicunya?

Trading - Canva

Trading - Canva

Like

Menjelang akhir tahun 2020, berbagai spekulasi tentang nasih pasar modal muncul nih. Akankah bursa dalam negeri berprospek cerah hingga akhir tahun?

Diketahui, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan terakhir di Bulan Oktober 2020 lalu (27/10), masih harus terkoreksi 0,31 persen. Bahkan, mengawali bulan November ini, tepatnya di perdagangan Senin (2/11), IHSG masih ditutup dengan koreksi 0,26 persen di level 5.115,13.

Meski masih mengalami koreksi, rupanya IHSG masih dinilai menguat hingga akhir tahun ini lho!

Dilansir dari laman Bisnis, menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, IHSG memang masih terkoreksi sekitar 18 persen sepanjang periode tahun berjalan.

Namun, ia juga menilai kalau pasar modal di Indonesia telah bangkit dari titik terendah pada Maret 2020. Seperti yang diketahui, IHSG pernah berada di titik terendahnya, yakni dengan berada di level 3.937 pada Maret 2020 lalu.


Lalu, apa saja faktor pemicu IHSG bakal rebound hingga akhir 2020?

Baca Juga: 2020 Tinggal 2 Bulan Lagi, Pilih Investasi Reksa Dana Atau Saham Ya?
 

Pengaruh Sentimen Pilpres AS

Kondisi bursa Amerika Serikat (AS) dan Eropa memang dinilai akan berpengaruh terhadap perdagangan bursa dalam negeri pada awal November 2020 ini.

Di sisi lain, Inarno juga menilai kalau pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat yang bakal dilaksanakan 3 November 2020 mendatang juga bakal berpengaruh terhadap pergerakan pasar modal.

Menurutnya, euforia pilpres AS bakal membuat indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) bakal menguat. Hal itu tentunya juga bakal berdampak terhadap pergerakan bursa.

Adapun, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo menilai, kedua kandidat Presiden AS, lanjut dia, memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. 

Donald Trump dengan kebijakan membangun infrastruktur dan menurunkan pajak dapat dikatakan lebih memihak terhadap pasar. Sedangkan kalau Joe Biden yang menang, hal itu bakal memberikan kestabilan dan kepastian yang lebih baik yang diharapkan oleh pasar
 

Kondisi Emiten dan Faktor Eksternal

Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Samsul Hidayat, kondisi emiten yang tercermin dari laporan keuangan kuartal III/2020 juga bisa mempengaruhi kondisi bursa lho!

Menurut Head of Research PT Panin Sekuritas Tbk. Nico Laurens, kinerja keuangan sejumlah emiten pada kuartal III/2020 di atas estimasi. Pencapain itu mampu diraih perusahaan tercatat di sektor seperti perbankan, komoditas, serta otomotif.

Pelaku pasar pun dinilai masih mencermati pertumbuhan ekonomi Indonesia dan laporan laba perusahaan. Selain itu, faktor eksternal, menurutnya, juga akan mempengaruhi keputusan investasi para investor asing.

Selain itu, jangan lupa juga kalau ada vaksin Covid-19 nih, yang juga bisa mempengaruhi prospek pergerakan pasar modal.

Menurut kamu, akankah bursa bakal bergerak positif hingga akhir tahun nanti?

Baca Juga: Investor Disarankan Enggak Buru-Buru Balik ke Pasar Saham, Kok Gitu?