Pemangkasan Suku Bunga Acuan, Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Bakal Cukup Prospektif

Finance - Canva

Finance - Canva

Like

Pada 18-19 November 2020 lalu, Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga hingga 3,75 persen nih, Be-emers.

Hal itu jelas akan berpengaruh terhadap pasar uang, perbankan, hingga sektor riil. Bahkan, rupanya kebijakan tersebut mempengaruhi kinerja reksa dana lho!

Salah satu yang terdampak yakni reksa dana pendapatan tetap. Penurunan suku bunga acuan ternyata membuat kinerja reksa dana pendapatan tetap diprediksi bakal tumbuh cukup pesat lho, Be-emers.

Baca Juga: Bank Indonesia Resmi Turunkan Suku Bunga Jadi 3,75%, Begini Alasannya

Menurut Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich, dikutip dari Bisnis, reksa dana pendapatan tetap bahkan masih punya prospek positif karena harga obligasi yang masih akan naik


Sementara itu, seiring pemulihan ekonomi dan momentum capital inflow yang berjalan, ada kemungkinan inflasi mulai meningkat. Dengan adanya hal itu, Farash juga memprediksi kalau suku bunga acuan enggak bakal dipangkas lagi ke depannya.

Alhasil, sentimen itu bakal bisa mendorong kembali realokasi investasi dari instrumen pasar uang ke obligasi, baik dari investor institusi maupun individu nih, Be-emers.

Dengan begitu, prospek reksa dana maupun ETF (exchange-traded fund) pendapatan tetap masih bakal positif, apalagi kalau suku bunga rendah akan berlanjut sampai 2022. Dampak serupa pun juga bakal dialami sama instrumen SBN dan Korporasi.

Baca Juga: Banyak Sentimen Positif, Reksa Dana Pendapatan Tetap Masih Jadi Opsi yang Menarik Lho
 

Potensi Capital Gain Lebih Rendah

Meski begitu, di satu sisi, potensi capital gain dari investasi reksa dana pendapatan tetap sudah enggak akan sebanyak pada tahun 2020 ini. Soalnya, ke depan, mayoritas kinerja reksa dana hanya akan dikontribusikan oleh imbal hasil kupon.

Makanya, meski prediksi reksa dana pendapatan tetap positif ke depannya, Farash menyarankan agar investor sebaiknya tetap perlu melihat selisih antara yield obligasi pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat yang saat ini semakin menyempit.

Dirinya menilai, hal itu bisa jadi acuan untuk melihat valuasi maupun potensi dari minat investor asing.

Adapun, pihaknya saat ini diketahui sudah punya 7 produk reksa dana pendapatan tetap. Namun secara year to date, pada Jumat (21/11), asset under management Avrist AM untuk produk reksa dana pendapatan diklaim telah tumbuh sekitar 10 persen.

Baca Juga: Permudah Investasi Milenial, Ini Keunggulan Reksa Dana Online