Banyak Startup Unicorn Mau IPO, Seperti Apa Dampak Positifnya?

Startup - Canva

Startup - Canva

Like

Setiap perusahaan berhak untuk menjadi perusahaan terbuka alias melakukan Initial Public Offering (IPO) lho, Be-emers. Tak terkecuali, bagi perusahaan rintisan.

Nah, beberapa waktu belakangan ini, sejumlah perusahaan rintisan bervaluasi tinggi seperti level unicorn hingga decacorn dikabarkan bakal melantai di bursa saham lho, Be-emers!

Misalnya, kabar merger Tokopedia dengan Bridgetown Holdings Ltd., yang menjadi sinyal kuat kalau startup unicorn asal Indonesia itu bakal melantai di bursa, tepatnya IPO di Amerika Serikat.

Begitu juga dengan Tokopedia, yang diketahui sedang mengkaji opsi merger dengan special purpose acquisition company (SPAC) untuk melantai di bursa.

Startup unicorn pada mau IPO, seperti apa dampaknya?


Baca Juga: Merger dengan Bridgetown Jadi Langkah Tokopedia Siap IPO?
 

Berdampak ke Kapitalisasi Pasar

Diketahui dari laman Bisnis, menurut ekonom, eksistensi perusahaan rintisan unicorn di pasar modal, tentunya bisa berdampak sangat positif. Salah satunya, yakni bisa menyeret kapitalisasi pasar.

Menurut Ekonom Indef Nailahul Huda, skema pendanaan melalui initial public offering (IPO), baik mandiri maupun melalui perusahaan SPAC, merupakan langkah yang bagus untuk mengembangkan usaha.

Meski begitu, hal itu tetap harus dilihat dari segi keuntungan dan risikonya, baik lewat IPO pribadi maupun SPAC. Ia menilai, IPO bakal lebih menguntungkan secara materi.

Namun, IPO juga dinilai berisiko lebih tinggi. Hal itu mengingat, ada sejumlah perusahaan digital yang IPO dan justru mengalami kegagalan.

Adapun, ia juga menjelaskan kalau kegagalan tersebut dikarenakan nilai valuasi tidak sesuai dengan nilai riil perusahaan.

Lalu, bagaimana kalau melalui perusahaan SPAC?

Huda menilai, skema SPAC dirasa lebih pas buat perusahaan digital. Misalnya, jika perusahaan rintisan seperti Tokopedia dan Traveloka melakukan IPO melalui SPAC, mereka jadi punya kesempatan untuk berkembang karena akan ada dana pengembangan yang masuk.

Nah, kalau para startup itu bisa memanfaatkan dana tersebut dengan benar, bisa jadi mereka akan menjadi perusahaan yang lebih besar. Bahkan, bisa mengikuti jejak IPO Alibaba.

Adapun, Huda berpendapat, tren IPO startup unicorn ini enggak akan berjalan secara cepat mengingat fundamental perusahaan digital yang masih belum kuat.

Baca Juga: Diminati Investor, LinkAja Bakal IPO Tahun Depan?