Sosok Kontroversial Travis Kalanick: Pendiri Uber yang Kini Terjun ke CloudKitchens

Like

Sosok Kontroversial Travis Kalanick Illustration Bisnis Muda - Canva

Sosok Kontroversial Travis Kalanick Illustration Bisnis Muda - Canva

 

Mendirikan Uber dan Terdepak dari Idenya Sendiri

Travis Kalanick seperti enggak kehabisan akal. Pria yang besar di California itu, bersama rekan barunya, kemudian punya ide brilian untuk menciptakan perusahaan teknologi bernama Uber.

Ide itu muncul saat ia bertemu dengan Garrett Camp di tahun 2009. Garrett merupakan salah satu pendiri perusahaan StumbleUpon.

Diketahui dari Business Insider, saat itu Garrett merasa boros karena harus menghabiskan US$ 800 untuk menyewa supir pribadi. Di saat yang bersamaan, ia pun sedang memikirkan cara untuk mengurangi biaya layanan taksi.

Dari situ lah, muncul ide untuk mendirikan Uber, yang mana merupakan perusahaan teknologi dengan layanan ride-hailing hingga pengantar makanan, seperti layaknya Grab.

Meski begitu, Travis Kalanick mengatakan bahwa Garrett lah orang yang menemukan ide awal Uber di San Fransisco. Hingga di bulan Oktober 2010, Travis Kalanick kemudian menggantikan posisi Ryan Graves sebagai CEO Uber.


Lagi-lagi, Travis menuai kontroversi. Kali ini, namanya betul-betul menjadi sorotan banyak pihak.

Soalnya, selama jadi CEO Uber, Travis jadi incaran para mitra pengemudi dan pers karena gagal menawarkan opsi pemberian tip di aplikasi Uber. Diketahui, berdasarkan postingan di blog Uber tahun 2016, pihak Uber menyatakan dengan jelas bahwa mereka tidak mendukung pemberian tip sebagai praktik.

Uber menyatakan saat itu bahwa hubungan antara pemberian tip dan kualitas layanan bisa lemah. Alhasil, banyak mitra pengemudi Uber harus kehilangan ribuan kesempatan untuk mendapatkan tip.

Dalam jurnal Uber’s Complicated, Messy History with Tipping, disebutkan bahwa keputusan yang dilakukan Uber telah mencerminkan kalau perusahaan tersebut enggak punya perasaaan!

Bahkan, gara-gara kejadian itu, Perserikatan Pengemudi Independen Kota New York telah mengumpulkan 11.000 tanda tangan untuk mengajukan petisi dan mendorong Komisi Taksi dan Limusin untuk mengusulkan aturan mewajibkan layanan taksi yang menerima pembayaran kartu kredit untuk menawarkan opsi pemberian tip.

Setelah dikabarkan mengambil cuti tanpa batas dari Uber, Travis Kalanick akhirnya terdepak dari posisinya sebagai CEO Uber pada 20 Juni 2017. The New York Times mencatat, Benchmark Capital menjadi salah satu pihak yang menuntut pengunduran diri Travis nih, Be-emers.

Enggak cuma itu, pada Desember 2019, Travis Kalanick juga mundur dari Dewan Direksi Uber. Namun, sebelumnya ia diketahui telah menjual lebih dari US$ 2,5 miliar atau sekitar 90 persen dari kepemilikan sahamnya di Uber.

 

Sosok Kontroversial Travis Kalanick Illustration Bisnis Muda - Canva

Sosok Kontroversial Travis Kalanick Illustration Bisnis Muda - Pinterest

 

Kepemimpinan Travis di CloudKitchens yang Dinilai Enggak Berubah dari Uber

Kini, Travis Kalanick memulai aktivitas barunya di sebuah startup bernama CloudKitchens, yang menyewakan ruang ke restoran untuk layanan khusus pengiriman atau pesan antar.

Travis optimis, startup yang ia pimpin kali ini bakal jadi lebih besar dari Uber. Salah satu ambisinya terlihat manakala, dilansir dari The Wall Street Journal (WSJ), CloudKitchens telah membeli lebih dari 40 properti dengan harga lebih dari US$ 130 juta pada Oktober 2020.

Sayangnya, laporan terbaru dari Business Insider pada 22 April 2021 lalu telah bikin kaget banyak pihak! Soalnya, Travis kabarnya menerapkan banyak hal yang sama ketika ia memimpin Uber dulu pada CloudKitchens saat ini.

Salah satunya, yakni budaya internal yang agresif diterapkan Travis Kalanick di CloudKitchens. Bukti tersebut terindikasi dari kaus "No Quinoa" yang dikenakan oleh loyalis Kalanick, yang mana menunjukkan adanya budaya kerja yang keras dan enggak menyukai teknisi yang manja.

Kalau diingat pada masa kepemimpinannya di Uber, ternyata Business Insider melaporkan bahwa Travis Kalanick pernah terekam meneriaki seorang pengemudi Uber saat dia masih menjadi CEO perusahaan!

Enggak hanya itu, Project Greyball Uber dirancang untuk menyesatkan pihak berwenang serta memungkinkan Uber untuk melanjutkan operasinya di tempat-tempat yang melarangnya lho! Bahkan, Mantan teknisi bernama Susan Fowler menuliskan pada blognya bahwa Uber juga punya masalah seksisme yang serius nih.

Hal itu lah yang disinyalir jadi penyebab kekacauan yang terjadi pada CloudKitchens akhir-akhir ini. Bayangin, sejak awal tahun, sudah ada lebih dari 300 karyawan yang “cabut” dari CloudKitchens.

Mereka mengaku, terpaksa berhenti dari Cloudkitchens karena bonus yang dianggap remeh dan adanya sistem leveling baru yang kontroversial lho!

Waduh, akankan CloudKitchens masih terus mempertahankan Travis Kalanick sebagai pemimpinnya?