Sama-Sama Aset Kripto yang Lagi Hits, Apa Sih Bedanya Bitcoin sama Ethereum?

Perbedaan Ether Bitcoin Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Perbedaan Ether Bitcoin Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Bitcoin dan Ethereum merajai dunia kripto nih, Be-emers. Namun, meski sama-sama aset kripto yang lagi hits, sebenarnya apa sih bedanya Bitcoin sama Ethereum?

Hingga perdagangan Senin (10/5), Bitcoin dan Ethereum masih menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar! Terpantau dari Goldprice.org, kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$ 1,09 triliun dan Ethereum sebanyak US$ 476,12 miliar.

Meski sama-sama aset kripto yang paling mendominasi, Bitcoin dan Ethereum itu berbeda lho. Hal ini penting banget kamu pahami sebelum berinvestasi Bitcoin atau Ethereum.

Baca Juga: Bingung Mau Pilih Investasi di Bitcoin atau Ethereum? Ini yang Perlu Kamu Perhatikan
 

Mengenal Bitcoin dan Ethereum

Menjadi pioner, Bitcoin merupakan mata uang digital pertama yang berhasil menciptakan cara untuk mentransfer nilai antara dua orang di mana pun di dunia lho!

Sang pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto, telah membuat terobosan penting abad ini. Berkat Nakamoto yang membuat buku besar digital bernama Blockchain, kini kita bisa bertransaksi digital dengan Bitcoin.


Padahal, saat diluncurkan pertama kali pada 2009, Bitcoin hampir enggak bernilai apa-apa lho. Siapa sangka, hingga April 2021, harga Bitcoin terus memecahkan rekor hingga kini mencapai harga lebih dari US$ 58.000.

Sementara itu, di tahun 2013, seorang remaja Rusia-Kanada jatuh cinta dengan Bitcoin. Pria yang bernama Vitalik Buterin itu pun kemudian menciptakan aset kripto sendiri, yakni Ethereum.

Bloomberg mencatat, Buterin mulai membuat sistem yang bisa melakukan lebih dari sekadar merekam jumlah statis.

Tujuannya yakni menciptakan blockchain yang dapat menampung apa yang kemudian dikenal sebagai “smart contracts”, yang mana merupakan perjanjian yang dijalankan sendiri dan mana rantai tindakan dapat mengalir dari kondisi dan kemungkinan yang ditentukan.

Buterin enggak mau membatasi transaksi Ethereum. Meski begitu, satu-satunya batasan untuk transaksi yang dapat berjalan di Ethereum adalah imajinasi para pengembang yang membangun aplikasi Ethereum itu sendiri.

 

Perbedaan Ether Bitcoin Illustration Web Bisnis Muda  - Canva

Perbedaan Ether Bitcoin Illustration Web Bisnis Muda - Canva

 

Yang “Dipinjam” Ethereum dari Bitcoin

Buterin memang ngefans sama Bitcoin. Nah, yang bikin Bitcoin dan Ethereum punya kesamaan yakni terletak pada adanya blockchain.

Blockchain hadir sebagai ide untuk beroperasi melalui jaringan komputer terdesentralisasi, yang mana di dalamnya kita bisa berbagi catatan transaksi yang terakumulasi. Hal ini yang membedakan aset digital dengan konvensional, yang notabene buku rekening atau buku kas enggak bisa dibagi ke sembarang orang.

Kedua jaringan blockchain Bitcoin dan Ethereum mengandalkan anggota yang dikenal sebagai penambang dan berlomba untuk melakukan perhitungan kompleks yang digunakan untuk memverifikasi transaksi. Meski begitu, ternyata Bitcoin juga membawa masalah. 

Dilansir Bloomberg, blockchain semakin banyak dikritik atas energi yang dikonsumsi dan polusi yang dihasilkan. Bahkan, jaringan Bitcoin diketahui menggunakan lebih banyak listrik!

Baca Juga: Makin Populer, Penambangan Kripto Malah Bikin Chip Jadi Langka Lho!
 

Perkembangan Bitcoin dan Ethereum

Kini, Bitcoin enggak hanya bisa dijadikan aset investasi. Kamu juga bisa beli barang dengan Bitcoin!

Bitcoin juga bisa digunakan untuk mengirim dan menerima pembayaran. Bahkan, kamu bisa beli mobil Tesla dengan menggunakan Bitcoin!

Meski begitu, hal tersebut dinilai bukan faktor penting mengapa Bitcoin telah tumbuh nilainya lho.

Sebelum meraih popularitasnya, Bitcoin dulu menghabiskan sebagian besar tahun-tahun awalnya di sisi yang lebih tersembunyi dari internet. Bitcoin, dilansir Bloomberg, bahkan pernah jadi alat transaksi online anonim, termasuk pembelian obat-obatan!

Meski dikenal gampang berubah, alias fluktuatif, Bitcoin kini lebih dihargai karena kemampuannya menyimpan nilai kayak logam mulia.

Hal serupa juga terjadi pada Ethereum. Mundur ke tahun 2017, saat itu penawaran koin awal (ICO) sangat populer.

Gara-gara itu, banyak koin baru dijual untuk Ether, dan semuanya menggunakan blockchain Ethereum. Alhasil, harga Ether melonjak ke titik tertinggi, yakni sekitar US$ 1.200.

Uniknya, banyak ICO yang merupakan bentuk penipuan. Namun, kini mereka justru bisa membuktikan bahwa Ethereum dapat digunakan untuk mengumpulkan uang, hingga pengembangan startup tanpa melibatkan bank atau perusahaan modal ventura.

Nah, pengembangan Ethereum terbaru dan mungkin terliar yakni token yang enggak bisa dipertukarkan, atau dikenal juga sebagai NFT (non-fungible token). NFT sendiri biasanya digunakan dalam transaksi seni digital.

Jadi, mau koleksi Bitcoin atau Ethereum nih, Be-emers? Atau mau koleksi keduanya?


Nonton juga yuk video soal "Ngomongin Cryptocurrency, Apa Itu Token dalam Blockchain?" berikut ini

 


Jangan lupa like, comment, subscribe, dan share ke teman-teman kamu ya!