Gimana Cara Miliarder Perusahaan SPAC Jadi Tajir?

Skema SPAC Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Skema SPAC Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

SPAC semakin menjadi sorotan seiring dengan banyaknya perusahaan yang ingin melakukan Initial Public Offering (IPO). Lalu, seperti apa sekam dan cara para miliarder perusahaan SPAC meraih cuan?

Sejumlah perusahaan memilih merger dengan perusahaan SPAC untuk bisa melantai di bursa, terutama IPO di bursa luar negeri. Bukalapak, Traveloka, hingga Tiket.com pun sempat dikabarkan mempertimbangkan untuk menjalani mekanisme merger dengan perusahaan SPAC seiring rencana IPO mereka di bursa luar.

SPAC (Special Purpose Acquisition Company) atau perusahaan akuisisi bertujuan khusus yakni perusahaan yang memang didirikan khusu dan memungkinkan perusahaan lain untuk bisa galang dana lewat IPO di bursa.

Baca Juga: Setelah Tertunda, CEO Grab Yakin Kesepakatan SPAC Bakal Selesai Akhir Tahun 2021

 

Mengintip Mekanisme SPAC

Nah, mekanisme lewat SPAC ini sudah umum dilakukan di sejumlah bursa di dunia. Salah satu yang paling sering dituju yakni bursa Amerika Serikat.


Dilansir Bloomberg, SPAC secara resmi memang menyediakan jalan pintas ke pasar saham. Soalnya, orang-orang di dalam SPAC telah mampu membawa suatu bisnis ke tangan publik.

SPAC telah menggunakan berbagai manuver untuk bisa melakukan hal itu. Enggak heran, perusahaan SPAC punya daya tarik tersendiri.

Pasalnya, untuk bisa melantai di bursa luar, tentu enggak mudah. Lalu, gimana orang-orang di dalam perusahaan SPAC bisa membawa perusahaan sukses menjadi perusahaan terbuka dan meraih cuan?

Disebut sebagai perusahaan cek kosong, nyatanya SPAC memang enggak punya operasi apapun. Perusahaan SPAC nyatanya adalah sarana investasi khusus untuk mengumpulkan dana, terutama dari para orang-orang tajir.

Nah, biaya yang dikumpulkan tersebut kemudian digunakan untuk membiayai [peluang merger dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Meskipun, target perusahaan yang bakal dimerger umumnya belum diidentifikasi.

Kok gitu?

 

Skema SPAC Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Skema SPAC Illustration Web Bisnis Muda - Canva



Jadi, SPAC itu dibentuk sama sponsor atau orang-orang yang sudah expert di bidang bisnis. Mereka bakal dikasih waktu buat mencari perusahaan dan mengumumkan akuisisi.

Kalau mereka gagal, perusahaan SPAC tersebut bakal dibubarkan. Uang investor pun bakal dikembalikan.

Mereka yang merupakan sponsor mendapat 20 persen saham dari SPAC. Sementara itu, investor awal yang bergabung juga punya kesempatan buat punya hak suara terkait merger atau akuisisi yang akan dilakukan lho.

Seorang maestro SPAC bernama Michael Klein, dikutip Bloomberg, telah dibayar mahal. Saat Klein membutuhkan seorang bankir untuk berkonsultasi tentang SPAC-nya, dia justru menyewa bank investasi butiknya sendiri.

Saat itu, jutaan dana telah bergulir ke kantong Klein. Belum lagi, ia juga menerima ratusan ribu dolar uang dari bantuan pandemi federal.
 

Polemik SPAC

Di sisi lain, para regulator ternyata telah berjuang untuk mengimbangi SPAC yang terkesan terburu-buru dalam mencari perusahaan yang ingin diakuisisi atau merger.

Memang, perusahaan SPAC dibuat untuk satu tujuan: bergabung dengan bisnis lain. Namun, Securities and Exchange Commission dikabarkan Bloomberg terus menunjukkan potensi masalah dengan pengaturan tersebut.

Mulai dari praktik bisnis yang meragukan, hingga ketidakselarasan kepentingan yang mengkhawatirkan antara orang yang menjual SPAC dan orang yang membelinya.

Meski begitu, Bloomberg mencatat, ada lebih dari 550 SPAC baru yang telah dibuat tahun ini. Dengan kata lain, SPAC tetap menjadi pilihan bagi perusahaan yang ingin melantai di bursa.

Baca Juga: SPAC yang Didukung Miliarder Bill Ackman Akuisisi 10% Universal Music Group Senilai US$4 Miliar!