Hard Selling vs Soft Selling, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

Hard Selling vs Soft Selling, Apa Kelebihan dan Kekurangannya? Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Hard Selling vs Soft Selling, Apa Kelebihan dan Kekurangannya? Illustration Web Bisnis Muda - Canva

Like

Dalam memasarkan suatu produk atau layanan, ada beberapa teknik marketing yang bisa kamu gunakan dalam membuat campaign promosi, Be-emers. Beberapa di antaranya adalah teknik hard selling dan soft selling

Di artikel sebelumnya, telah dijelaskan masing-masing pengertian dan penjelasan tentang hard selling dan soft selling. Nah, kali ini, kita akan bahas kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik tersebut. Yuk kita simak bersama!

 

Hard Selling

Teknik marketing satu ini sering dianggap sebagai metode yang agresif. Sesuai dengan namanya, hard selling merupakan metode yang sifatnya langsung dan to-the-point. Hard selling campaign bisa dilakukan oleh salesperson secara langsung, atau bisa juga melalui campaign iklan offline dan online.

Tujuan dari penggunaan teknik hard selling ini adalah untuk mendorong konsumen melakukan transaksi. Di satu sisi, teknik ini dianggap efektif untuk menarik konsumen sampai tahap conversion. Namun di sisi lain, banyak juga konsumen yang tidak suka karena merasa diburu-buru.

Lalu, apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode marketing hard selling ini?


 

Kelebihan

 
  • Memenuhi Kebutuhan yang Mendesak
Ketika konsumen sedang membutuhkan suatu produk atau layanan dan melihat campaign hard selling yang dibuat oleh brand-mu, biasanya mereka akan cenderung segera melakukan transaksi dan akhirnya kamu bisa closing, deh!

Dilansir dari temanstartup, timing atau waktu tetap menjadi aspek penting untuk hal yang satu ini.
 
  • Jadi Berkah untuk Sang Salesperson
Kalau kamu lihat salesperson di pusat perbelanjaan atau mall yang langsung menawarkan produk atau jasa yang mereka punya, yup, kamu baru saja kena metode hard selling, Be-emers.

Nah, para salesperson semangat mencari konsumen potensial sampai berhasil melakukan transaksi agar mereka mendapatkan bonus atau reward lainnya. Itulah mengapa mereka rela capek-capek ngejar kamu terus sampai dapat, hehehe.
 
  • Menutup Gerbang Kompetisi
Saat kamu sedang membutuhkan suatu barang atau jasa dan melihat iklan yang benar-benar menjadi jawaban bagi permasalahanmu, kamu cenderung tidak akan berpikir untuk membandingkan brand tersebut dengan brand lainnya.

Metode hard selling yang terkesan agresif ini seringkali bisa mempengaruhi psikologis konsumen, sehingga mereka merasakan sensasi urgency dan takut melewatkan kesempatan yang telah ada di depan matanya.

 

Kekurangan

 
  • Mengusir Konsumen
Terkadang, kampanye promosi yang terlalu agresif dan to-the-point malah bisa bikin konsumen kabur lho, Be-emers. Sebab, ada beberapa konsumen yang merasa risih ketika dihujani dengan promosi-promosi yang intens dan gamblang dari suatu brand.
 
  • Misfocus
Nah, kesalahan ini biasanya dialami oleh salesperson, nih. Saking semangatnya mengejar sales atau closing, seringkali mereka salah fokus dan tidak peduli dengan kenyamanan konsumennya. Ujung-ujungnya, para konsumen jadi kabur juga, deh!
 
  • Konsumen Cenderung Tidak Loyal
Karena ketidaknyamanan yang seringkali ditimbulkan dari kampanye hard selling, terutama secara langsung, konsumen seringkali kapok dan tidak ingin mengulangi pengalaman yang sama.

Oleh karena itu, brand harus menyusun strategi yang tepat agar metode hard selling bisa berjalan efektif tanpa mengganggu konsumen dan mempertaruhkan reputasi brand ataupun perusahaan.

Lalu, bagaimana dengan metode soft selling? Yuk kita lanjut ke halaman berikutnya!