Hard Selling vs Soft Selling, Apa Kelebihan dan Kekurangannya?

Like

Soft Selling

Kalau tadi sudah membahas tentang hard selling, sekarang kita akan membahas mengenai soft selling. Nah, metode soft selling ini menggunakan bahasa dan pendekatan yang halus, lebih relax, tidak agresif, dan bersifat indirect atau tidak langsung.

Biasanya, kampanye soft selling bertujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan konsumen, membangun reputasi brand yang ekslusif, dan juga membuat konsumen melakukan transaksi dengan nyaman tanpa terburu-buru.

 

Kelebihan

 
  • Konsumen Lebih Loyal
Dengan membangun hubungan yang baik dengan konsumen, mereka akan terbentuk menjadi konsumen yang setia dan akan meningkatkan transaksi berulang terhadap brand-mu.
 
  • Customer-oriented
Karena fokus dari metode marketing ini adalah konsumen, maka hal ini bisa memberikan kesempatan bagi mereka untuk bisa mengenal brand dan mengetahui value serta benefit yang ditawarkan, sehingga mereka bisa sadar bahwa produk atau jasa yang ditawarkan bisa menjawab permasalahan mereka.
 
  • Membantu Membangun Reputasi Baik
Kembali lagi ke alasan sebelumnya yaitu customer-oriented, perusahaan kamu akan mendapatkan nilai yang baik di mata para konsumen karena telah mendapatkan first impression yang oke dari konsumen.

 

Kekurangan 

 
  • Kurang Bisa Memenuhi Kebutuhan Mendesak
Karena model campaign yang tidak langsung, produk atau jasa yang kamu tawarkan tidak bisa langsung dimengerti oleh konsumen, sehingga mengurangi kesempatan transaksi secara cepat.
 
  • Kalah dalam Kompetisi
Metode soft selling cenderung digunakan sebagai teknik marketing jangka panjang. Hal itu terkadang bisa membuat konsumenmu bisa direbut oleh brand lain, deh!


Nah, kalau kamu sendiri merupakan tipe konsumen yang suka dengan kampanye hard selling atau soft selling nih, Be-emers?