Budaya Tang Ping China Illustration Web Bisnis Muda - Image: Canva
Likes
Beberapa waktu belakangan, istilah “Hustle Culture” cukup populer nih, terutama di kalangan milenial dan generasi Z. Namun, di saat Hustle Culture tengah jadi tren, ada sebuah budaya bernama Tang Ping yang malah menyuruh kamu untuk lebih bersantai nih, Be-emers.
Di akhir abad ke-19, masyarakat Amerika mulai mempopulerkan budaya ‘hustle’, yang mana berarti bekerja sangat keras. Dilansir dari laman LAPP, dulunya Hustle Culture tersebut ditujukan pada masyarakat atau buruh keturunan Afrika-Amerika nih, Be-emers.
Namun, seiring waktu berjalan, gaya hidup masa kini pun dinilai lekat dengan Hustle Culture. Pasalnya, berdasarkan info di laman resmi Taylors University, dalam standar masa kini, Hustle Culture bisa didefinisikan sebagai sebuah keadaan dimana seseorang bekerja terlalu keras sampai menjadi gaya hidup.
Bahkan, saking bekerja terlalu keras, sampai-sampai seseorang yang menjalani Hustle Culture enggak punya waktu untuk dirinya sendiri. Misalnya, akibat bekerja terlalu keras, seseorang jadi enggak punya waktu untuk liburan, baik sendiri maupun bersama teman dan keluarga.
Nah, meski bekerja itu baik, tapi kalau dilakukan secara berlebihan bisa toxic juga lho, Be-emers. Dilansir Headversity, Hustle Culture bisa menempatkan tubuh dalam kondisi “fight or flight.”
Akibatnya, tubuh seseorang yang menjalani Hustle Culture akan terus menerus melepaskan hormon stres dalam jumlah yang lebih tinggi dan dalam waktu lama, Hal itu jelas berbahaya bagi kesehatan mental dan fisik, seperti burnout hingga penyakit jantung.
Baca Juga: Cara Mengatasi Hustle Culture dan Faktor-faktor Penyebab Menjadi Hustle Culture
Makanya, enggak ada salahnya kok untuk bersantai, Be-emers. Bahkan, budaya asal China ini malah menyuruh kamu untuk lebih bersantai lho!
Tang Ping Culture (China)
China dikenal dengan budaya kerja yang sangat keras dan tekun. Bahkan, terdapat budaya kerja ‘996’, yang mana mengharuskan para pekerja di China untuk bekerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam selama enam hari.Dengan kata lain, para pekerja di China bekerja selama 12 jam dalam sehari selama enam hari! Dilansir NPR, budaya kerja tersebut berdampak pada kesehatan pekerja, bahkan diantaranya menyebabkan kematian.
Padahal, berdasarkan data Asia Link Business, budaya kerja normal di China yakni 40 jam dalam lima hari, sama halnya dengan budaya kerja normal di sejumlah negara. Kebanyakan, seperti kantor bank misalnya, menerapkan jam kerja dari jam 8 pagi hingga 5 sore selama lima hari.
Bahkan, ada juga nih, budaya China yang justru menyuruh kamu untuk lebih santai! Budaya itu dikenal dengan istilah Tang Ping, yang berarti “berbaring.”
Dikutip independent.co.uk, budaya Tang Ping bermula dari aksi protes untuk menolak budaya kerja berlebihan yang memaksa anak-anak muda China untuk bekerja lebih lama dengan sedikit imbalan. Salah satunya yakni menentang budaya ‘669’ yang dinilai membahayakan.
Baca Juga: Benarkah Krisis Listrik China Jadi Ancaman Baru Rantai Pasokan Dunia?
Pasalnya, banyak pekerja -terutama anak muda- yang frustasi dengan rendahnya prospek pekerjaan mereka dan ketidakmampuan mereka menghadapi kenaikan harga untuk membeli aset seperti properti.
Meski artinya berbaring, sebenarnya Tang Ping sendiri punya makna lebih dalam lho. Dikutip AP News, Novelis Liao Zenghu menggambarkan "berbaring datar" sebagai gerakan perlawanan dan bersikap lebih acuh tak acuh terhadap kehidupan.
Ada lagi enggak budaya bersantai yang kamu ketahui dari daerah lain, Be-emers?
Tulis Komentar
Anda harus Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.