Maksimalkan Take Profit saat Trading, Gimana Caranya?

Maksimalkan Take Profit saat Trading Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Maksimalkan Take Profit saat Trading Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Like

Memperoleh keuntungan saat melakukan trading jelas menjadi momen yang bikin bahagia para trader. Di satu sisi, sebenarnya gimana sih cara memaksimalkan take profit saat trading?

Memang sih, saat trading, risiko kerugian bisa saja terjadi dalam mendapatkan keuntungan yang besar. Seperti istilah yang selama ini kita kenal, yakni “High Risk, High Return.”

Keuntungan saat trading bukan hanya masalah keberuntungan semata lho. Keuntungan bisa kamu dapatkan dengan melakukan sejumlah strategi.

Baca Juga: Floating Profit VS Floating Loss Saham, Mana yang Lebih Susah Ditahan?
 

Apa Itu Take Profit?

Dikutip dari Investopedia, take profit (T/P) adalah jenis limit order yang menentukan harga yang tepat untuk menutup posisi terbuka guna mendapatkan keuntungan. Singkatnya, TP merupakan ambil untung yang dilakukan seorang trader.

Take profit, dilansir Qickey, biasa dilakukan trader saat ia punya saham di harga bawah dan mengambil keuntungan saat harga saham tersebut naik. Sehingga, saat itu juga ia bisa merealisasikan keuntungan dari harga saham yang naik.


Perlu diketahui, Investopedia menyebutkan bahwa take profit paling baik digunakan oleh trader jangka pendek, yang mana tertarik untuk mengelola risiko mereka. Soalnya, mereka dianggap bisa segera keluar dari perdagangan setelah target keuntungan yang direncanakan tercapai dan tidak mengambil risiko penurunan pasar di masa depan.

 

Maksimalkan Take Profit saat Trading Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Maksimalkan Take Profit saat Trading Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

 

Menentukan Strategi Take Profit

Situasi pasar cukup fluktuatif, kadang naik, kadang turun. Pada dasarnya, take profit bisa dimaksimalkan ketika kamu membeli di harga rendah dan menjualnya di harga yang lebih tinggi.

Seperti yang dilakukan investor kawakan Lo Kheng Hong, yang mana dirinya memborong saham saat bursa anjlok dan akan memanfaatkan keadaan bursa yang sedang cemerlang untuk melakukan aksi jual.

Baca Juga: Begini Cara Investasi ala Lo Kheng Hong saat Bursa Anjlok

Lalu, sampai di titik mana kamu bisa mengambil keuntungan maksimal dari aset yang kamu koleksi?

Hal itu tentunya sering bikin kamu galau, Be-emers. Misalnya, saat suatu saham mengalami pergerakan bullish, saham tersebut bisa saja terus bergerak naik atau bahkan anjlok.

Dikutip Ajaib, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menentukan take profit, antara lain:
  • Prediksi keuntungan dibanding risiko.
    Di sini, enggak hanya menargetkan keuntungan, kamu juga harus memprediksi kerugian ke depannya. Artinya, kamu juga perlu menentukan target cut loss nih.

    Ajaib menyebutkan, jika 1 lot saham dibeli di harga Rp250 dengan ekspektasi peningkatan harga mencapai Rp400 dalam sebulan. Misalnya, kamu menargetkan akan cut loss di harga Rp200, kamu bisa menargetkan untuk take profit jika harga saham tersebut mencapai Rp150 (rasio risk/reward 1:3).
     
  • Proyeksi keuntungan dibanding modal
    Misalnya modal investasi kamu Rp1 juta, kamu bisa menargetkan dua kali lipat dari modal. Jika sudah tercapai, kamu bisa langsung take profit.
     
  • Proyeksi keuntungan dengan analisis teknikal
    Cara selanjutnya yakni dengan melakukan analisis teknikal. Mulai dari mengenal dan memahami jenis-jenis grafik, volume perdagangan, membaca pergerakan tren pasar, hingga mengenal support dan resistance.

Adapun, menentukan tujuan investasi juga bisa membantu kamu menentukan kapan waktu yang tepat untuk take profit nih, Be-emers. Oh iya, sebagai trader, kamu juga harus siap dengan segala risiko, termasuk kerugian ya!

Nah, cara mana yang paling sesuai dengan kamu ketika ingin melakukan take profit?