Apa Itu Rebound dalam Saham? Kenali Ciri-Cirinya!

Apa Itu Rebound dalam Saham Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Apa Itu Rebound dalam Saham Illustration Bisnis Muda - Image: Canva

Like

Kamu pasti senang kan saat saham yang kamu koleksi tiba-tiba melesat naik? Padahal, sebelumnya, saham yang kamu koleksi itu ada di zona merah.

Nah, itu artinya, saham yang kamu koleksi sedang mengalami rebound, Be-emers. Apa Itu rebound?

Dikutip dari Investopedia, pada dasarnya sih dalam bidang keuangan dan ekonomi, istilah “rebound” adalah sebuah fase pemulihan dari periode sebelumnya -yang mana diketahui berada pada aktivitas negatif atau rugi.

Sementara itu, dalam konteks saham -bahkan di aset investasi lainnya- istilah “rebound” mengacu pada harga yang telah naik dari level yang lebih rendah. Makanya, rebound pun selalu berkaitan sama fase bearish dalam bursa.

Penurunan pasar saham terjadi ketika saham dinilai terlalu tinggi. Namun, berbagai sentimen bisa membuat keadaan bursa atau suatu saham membaik, hingga akhirnya bisa mencapai rebound.


Baca JugaIni 4 Siklus dalam Pasar Saham yang Wajib Kamu Ketahui
 

Ciri-Ciri Saham Rebound

Kondisi pasar modal tentunya bisa dipengaruhi oleh berbagai sentimen. Tentunya, hal itu akan mempengaruhi pergerakan saham yang kamu koleksi.

Seperti yang disebut sebelumnya, fase rebound tentunya berkaitan dengan fase bearish. Namun, yang suka bikin galau para investor atau trader adalah apakah saham yang dikoleksi akan terus turun selama fase bearish?

Soalnya, saat fase bearish, banyak juga investor yang sahamnya nyangkut. Saat-saat seperti itu lah, enggak jarang juga para investor malah memutuskan untuk cut loss.

 

Apa Itu Rebound dalam Saham Illustration Bisnis Muda

Apa Itu Rebound dalam Saham Illustration Bisnis Muda



Padahal, bisa jadi, saat memasuki fase bearish, saham yang dikoleksi akan kembali rebound lho, Be-emers! Nah, ada sejumlah indikasi atau ciri-ciri saham akan rebound nih, antara lain:
  • Kondisi pasar modal sedang normal
    Biasanya, kalau enggak ada sentimen yang bisa mempengaruhi pasar, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bakal cenderung bergerak naik.
     
  • Ada sentimen positif
    Suatu isu atau sentimen positif tentunya bisa memutar balikkan keadaan. Misalnya, saham yang kamu koleksi terus turun selama seminggu belakangan.

    Namun, karena saham tersebut kinerja keuangannya membaik serta masih royal dalam membagikan dividen, hal itu bisa menjadi sentimen positif bagi saham tersebut lho!

    Begitu juga saat suatu emiten melakukan aksi korporasi, hal tersebut tentunya akan menarik perhatian pasar dan menjadi sentimen tersendiri yang berpengaruh terhadap kinerja sahamnya.

Makanya, saat suatu saham berada dalam fase bearish, ada baiknya kamu melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal. Misalnya, secara fundamental, kamu bisa membandingkan laba emiten saat ini dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, kamu bisa melihat sejumlah indikator bullish dari segi teknikal melalui candlestick pattern, moving average, hingga volume tradingnya. Intinya, kamu jangan mudah panik saat suatu saham sedang ada di fase bearish agar kamu enggak kehilangan momen rebound ya, Be-emers!

Baca Juga: Ini Tanda-Tanda Bullish pada Candlestick Pattern

Adapun, ada baiknya sih, sedari awal kamu jangan asal beli saham. Kamu perlu banget menimbang tujuan investasi hingga kinerja saham tersebut ya!

Nah, kamu punya pengalaman dalam menghadapi rebound di pasar saham enggak, Be-emers?

Yuk, sharing di kolom komentar atau tulis aja pengalaman kamu di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.


Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung