Mengenal Istilah Startup Zombie Unicorn

Salah satu startup di Silicon Valley yang mengalami fenomena zombie unicorn. (Sumber gambar: NBC News)

Salah satu startup di Silicon Valley yang mengalami fenomena zombie unicorn. (Sumber gambar: NBC News)

Like

Be-emers tahu enggak sih, kalau ada istilah baru dalam dunia startup? Istilah baru itu adalah Zombie Unicorn.

Eits, tapi artinya bukan startup bergelar unicorn lagi diserbu kawanan zombi, ya.

Istilah Zombie Unicorn muncul sebagai representasi startup dengan valuasi nilai yang besar, tapi sedang mengalami kondisi goyah. Hal itu merujuk pada beberapa perusahaan startup di Silicon Valley yang tercatat mengalami keterpurukan di tahun 2022.

Mengutip NBC News, startup dengan julukan Zombie Unicorn adalah mereka yang membutuhkan investor baru dalam pendanaan perusahaan. Meski begitu, startup yang sedang dalam kondisi goyah tersebut tidak akan tutup.

Sementara itu, menurut Justin Fishner-Wolfson, salah satu pendiri 137 Ventures. Perusahaan zombie (unicorn) tidak akan tutup, karena mereka adalah bisnis nyata. Startup itu hanya memerlukan waktu ekstra untuk memikirkan beberapa hal.


Baca Juga: Terdengar Menyeramkan, Apa Yang Dimaksud dengan Zombie Company?

Diiringi kondisi perusahaan yang tengah krisis. Tentunya saham dari startup zombie pun turut anjlok.

Sebagai contoh, harga saham Peloton, startup olahraga yang berpusat di Silicon Valley itu turun drastis. Saham Peloton yang tercatat mencapai US$163  pada 2020, turun menjadi sekitar US$17 pada 5 Mei 2022.

David Sacks, seorang Venture Capitalist dan mantan eksekutif PayPal mengungkapkan, terjadinya fenomena Zombie Unicorn karena adanya sentimen negatif dari para investor di Silicon Valley.

Salah satunya adalah peristiwa kehancuran dot-com atau yang dikenal dengan dot-com bubble, yang mana pada ada awal tahun 2000 telah menjadi tragedi kelam bagi perusahaan teknologi itu. Setelahnya, baru tercatat banyak bursa saham di negara industri yang naik tajam secara ekuitas yang memicu tumbuhnya industri berbasis teknologi.

Kemudian banyak perusahaan di masa itu meraih kesuksesan secepat kilat. Akan tetapi, tak lama setelah didirikan, perusahaan-perusahaan itu pun bangkrut dan hilang. Akibat fenomena tersebut, rata-rata saham perusahaan teknologi di masa itu turun sebanyak 75 persen.

Seorang investor teknologi, Zach Coelius, juga menyebut sentimen investor di Silicon Valley telah terjadi sejak awal tahun 2000. Kondisi itu ikut diperburuk oleh kenaikan suku bunga Amerika dan pasar saham publik.

Lalu, menurut Dan Primack melalui tulisannya di laman Axios, perusahaan zombie memiliki tantangannya sendiri di masa mendatang. Ia menyebutkan bahwa menjaga moral karyawan bagi startup yang mengalami fenomena tersebut, menjadi suatu keharusan. Terlebih, saat perusahaan tersebut terbiasa dengan peningkatan nilai ekuitasnya.

Selain itu, Primack juga menjelaskan kalau perusahaan zombie tidak perlu mementingkan opsi saham saat merekrut talenta baru. Sebab, banyak dari perusahaan teknologi yang tidak mengira jika kepercayaan investor dari modal ventura akan melambat. Akibatnya, banyak startup yang harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam beberapa waktu terakhir.

Beberapa perusahaan rintisan di Silicon Valley pun dilaporkan telah menjadi Zombie Unicorn. Mulai dari perusahaan di bidang e-commerce, Thrasio, yang telah menghentikan sekitar 20 persen karyawannya. Lalu diikuti oleh GoPuff, startup yang melayani jasa pengiriman barang serta makanan secara instan, memangkas 3 persen dari jumlah karyawannya.

Begitu juga dengan Robinhood. Perusahaan berlatar belakang fintech itu harus merelakan 9 persen karyawannya demi tetap bisa beroperasi.

Baca Juga: Kenalan Sama Vladimir Tenev Yuk! Kok Bisa Kepikiran Mendirikan Robinhood Markets?

Bahkan, sekelas Netflix pun melakukan pengurangan pada beberapa karyawannya, termasuk yang bekerja di Tudum. Ada sekitar 25 orang yang di-PHK oleh Netflix, termasuk manajer editorial di dalamnya.

Meski begitu, Netflix mengungkapkan jika Tudum tidak akan ditutup karena telah menjadi prioritas penting bagi perusahaan penyedia layanan digital itu. Begitu juga dengan penggemarnya yang telah cukup banyak.

Gimana, Be-emers? Sekarang jadi tahu kan tentang istilah Startup Zombie Unicorn. Ada-ada saja ya istilahnya.