Goldman Sachs Layoff 400 Karyawannya

Goldman Sachs. (Foto: Asia Today)

Goldman Sachs. (Foto: Asia Today)

Like

Goldman Sachs, perusahaan bank investasi dan layanan keuangan bergabung dengan perusahaan-perusahaan lain yang melakukan layoff

Di tahun 2022 banyak perusahaan yang melakukan layoff atau efisiensi karyawannya. Namun daftar perusahaan tersebut didominasi oleh perusahaan teknologi, baik yang skala besar maupun kecil. 

Meta, Amazon, Twitter, Shopee, GoTo, JD.ID, hingga Sirclo menjadi perusahaan yang sudah melakukan layoff. Banyaknya perusahaan teknologi yang melakukan layoff membuat muncul istilah tech winter. 

Hingga pada titik masyarakat was-was dan menunggu perusahaan teknologi mana lagi yang akan layoff.

Namun yang membuat masyarakat terkejut di penghujung tahun 2022 tidak hanya musim tech winter tapi perusahaan non-teknologi juga ikut layoff.


Morgan Stanley, perusahaan bank investasi dan layanan keuangan terkenal asal Amerika Serikat pada Desember ini telah melakukan layoff terhadap 2 persen karyawan globalnya atau sekitar 1.600 orang.

Keputusan Morgan Stanley tentu mengejutkan karena publik melihat perusahaan finansial semacam itu sebagai perusahaan yang stabil. 

Hal ini memunculkan pertanyaan jika perusahaan finansial sudah melakukan layoff apakah keadaan ekonomi global baik-baik saja?

Setelah Morgan Stanley layoff, perusahaan saingannya Goldman Sachs ikut layoff juga.

Baca Juga: Prediksi Goldman Sachs, Ekonomi China Terbesar di 2035
 

Goldman Sachs Layoff 400 Karyawan


Seperti yang diberitakan Times Now News, Goldman Sachs telah bergabung dengan saingannya Morgan Stanley dalam memecat ratusan karyawan karena bersiap menghadapi tahun depan yang tidak pasti. 

Goldman Sachs berencana untuk memangkas setidaknya 400 pekerjaan karena melihat restrukturisasi bisnis konsumennya yang sedang berjuang.

400 karyawan yang rencananya akan dilayoff berasal dari operasi perbankan ritel yang merugi. 

PHK Goldman Sachs terjadi hanya beberapa hari setelah Morgan Stanley memberikan slip merah muda (PHK) kepada 2 persen tenaga kerja globalnya.

Pemutusan hubungan kerja di Goldman Sachs menunjukkan bahwa bank global mengambil langkah lain di luar kebiasaannya untuk mengeluarkan staf berkinerja buruk, yang menjadi fokus beberapa bulan lalu.

CEO Goldman Sachs, David Solomon baru-baru ini mengindikasikan bahwa dia juga meninjau lini bisnis lain untuk mengelola jumlah karyawan dan membatasi biaya.

“Kami terus melihat hambatan pada jalur pengeluaran kami, terutama dalam waktu dekat. Kami telah menjalankan rencana mitigasi biaya tertentu, tetapi akan memakan waktu lama untuk menyadari manfaatnya,” katanya.

Baca Juga: Pakistan Bakal Jadi Negara Ekonomi Terbesar di 2075, Kata Goldman Sachs

Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.