Tips Menjadi Guru Milenial Favorit Siswa!

Sumber gambar: pinterest

Sumber gambar: pinterest

Like

Rasanya kalau menyebut Millenial, author jadi merasa masih muda, hehe. Di era yang sekarang, teknologi berkembang begitu pesat. Begitu juga untuk pendidikan yang turut terpengaruh di dalamnya.

Masa kini, banyak guru yang sudah menggunakan teknologi guna mendukung proses belajar mengajar. Meski ada beberapa guru di beberapa sekolah, terkhusus sekolah di pelosok negeri yang masih tertinggal akan kemajuan teknologi.

Meski begitu masih banyak guru atau pendidik yang tidak menerapkan kesenangan dalam belajar. Masih ada sebagian guru hanya berfokus pada penyampaian tanpa memperhatikan apakah yang disampaikan itu bisa ditangkap baik oleh peserta didik.

Kebanyakan, para guru hanya menyampaikan teori, lalu peserta didik menerapkan. Tanpa menguji kembali bagaimana penerapan atau realisasinya di kehidupan sehari-hari.

Agar apa yang disampaikan itu bisa diterima bahkan diterapkan dengan baik oleh murid, seorang guru atau pendidik harus mampu menarik perhatian baik secara body language atau non body language.


Misal, seorang guru yang disukai oleh banyak anak didiknya, sebagian besar sikap atau bahan ajar yang disampaikan itu akan diserap baik oleh peserta didik.

Berbeda halnya dengan guru atau pendidik yang tidak memiliki daya tarik kepada anak. Anak akan cepat bosan dan mengabaikan akan ilmu yang disampaikan.

Baca Juga: Belajar Parenting dari Buku Anakku, Sahabat dan Guruku


Bagaimana Caranya Jadi Guru Favorit?


Lalu, bagaimana sih caranya supaya kita bisa menjadi guru yang ternilai favorit di mata peserta didik?


1. Ceria


Guru yang baik adalah guru yang selalu ceria. Guru yang mampu menyimpan problematika hidup keluarga atau rumah tangganya ketika sudah berada di lingkungan sekolah. Artinya, guru akan selalu tampak ceria. 

Ceria di sini berarti seorang guru memang sudah mempunyai itikad untuk selalu tampak ceria di hadapan murid. Mereka menganggap bahwa anak didiknya begitu berharga untuknya. Rasanya hampa dan rindu jika sang guru tidak melihat anak didiknya.

Dan anak-anak, pasti akan merasa nyaman dan care dengan guru yang ceria dan ramah kepada anak didiknya.


2. Tidak Mudah Marah


Siapa sih yang suka dimarahi? Semua orang pasti langsung kecewa bahkan sakit hati ketika sikap atau perbuatannya itu mendapat perlakuan keras. 

Guru yang mudah marah, misalnya karena gaduh dan ribut, pasti akan lebih ditakuti dan membuat anak-anak didik tertutup untuk melepaskan perasaan sedihnya.

Jadi, sebagai guru yang baik, di sini peran guru adalah sabar dan tidak mudah marah apapun situasinya. Seorang anak, biasanya akan lebih lembut hatinya jika mendapat perlakuan yang lembut pula.


3. Lembut dan Penyayang


Tak beda jauhnya dengan poin di nomor 2. Menjadi seorang pendidik atau guru, ialah harus lemah lembut dan penyayang. Tidak pilih kasih dan bersikap adil.

Baca Juga: Alasan Utama Gen Z dan Milenial Stres!

Kasih sayang tidak dengan memberikan nilai 100. Melainkan mendidik dan mengarahkan anak-anak dari hal yang salah, ke arah yang benar. 

Seorang guru tidak hanya tegas dalam membimbing melainkan juga penuh dengan rasa perhatian yang tinggi.

Misal, ketika guru sedang mengajar, guru harus lebih sering memperhatikan kondisi atau sikap anak ketika sedang belajar. Apakah dia merasa bosan, atau lelah, seorang guru harus lebih peka dan memiliki sikap perhatian.

Menanyakan keadaan anak-anak didik seperti "sudah makan atau belum", menjadi salah satu sikap peduli yang menarik perhatian anak-anak didik.

Dengan menanyakan hal yang sesederhana itu, akan berdampak positif bagi mental anak karena ia merasa ada yang sedang peduli dengannya saat ini.

Menerapkan tiga tips di atas, kalian akan menjadi sorotan guru terfavorit untuk anak-anak didik kalian. 

Tapi, perlu di ingat juga bahwa seorang guru harus menampilkan sikap ketegasan yang dilandasi dengan kasih sayang.

Dalam arti, seorang guru jangan sampai mudah disepelekan oleh anak didik hanya karena sebuah kebaikan yang ternyata berujung berlebihan. Otomatis, anak akan bersikap manja jika sampai melakukannya secara berlebihan.

Jadi, gimana buat kalian para guru atau pendidik? Sudahkan kalian siap menerapkan sikap ini?

Yuk, ambil bagian untuk menjadi guru favorit anak-anak!

Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik "Mulai Menulis".
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.